El Oel Hanifah

riak air menyeruak terikat alur hening berirama terik mentari membakar otak meleleh sepi mengingkar gundah keram kabut alam merendah mengering beku geram berpadu otak lagi membeku

pertarungan batin hancur tanpa perintah yakin menang sendiri menguasai diri ini hidupku ini bangsaku aku hidup dengan hidupku aku sendiri dalam bangsaku ego menguras batin bertempur biarkanlah aku sendiri biarkanlah aku hidup dalam kehancuranku sendiri

julang bambu ke ujung awan penerang lampu tak hingga meruak langit tanpa tak sengaja serasa terusik atap bintang mengerang jerit dalam kesunyian luluh lantahkan peradaban tatap pelangi memaksa terbit gejolak adu patahkan semangat bersatu terbelah pecah

lukis cinta julang asmara padu bersulang merdeka raga rasa sama rasa satu jiwa.. miskin kaya tua muda dalam revolusi islam beda jua tetap sama dalam berasa ikat muhammadiyah dalam jiwa agar hentinya tak disini usaha menerus semoga takkan lekang tak cukup lama satu abad kader haus kritis transformatif masih terus berlari lagi dan lagi dalam abad mimpi

alun tari rerumputan sambut melodi kerindangan hijau tanpa kekeringan kaliurang.. sajak Tuhan terlukis damai mengenang alam lembut ayunan berirama syahadat aku cinta duniaku aku cinta pesonaMu Tuhan aku hambaMu yang mencintaiMu

julang bambu ke ujung awan penerang lampu tak hingga meruak langit tanpa tak sengaja serasa terusik atap bintang mengerang jerit dalam kesunyian luluh lantahkan peradaban tatap pelangi memaksa terbit gejolak adu patahkan semangat bersatu terbelah pecah

2 Mini Konser Telkomsel 4 Atrium Senen I Radio 5 Karawang 6 Medan 8 Samarinda 9 AMI Awards 12 Pandeglang 13 Bandung Suzuki 14 PRJ Kemayoran 16 Launching Trans Tv 18 Cirebon 19 Garut 23 Launching TPI