Makalah HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
A.
BERBAGAI
PRESEPSI TENTANG MANUSIA
Manusia
merupakan makhluk Allah yang diciptakan mempunyai akal pikiran sehingga mampu
berfikir tentang berbagai presepsi presepsi tentang dirinya sendiri yaitu
manusia. Islam juga mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk allah dan menjadi
wakilnya di atas bumi seperti yang di tuliskan
di dalam surat al baqarah ayat 36 ;
“.....................................”
Sebagai
pribadi manusia mampu melakukan tindakan moral, manusia sesunggunya di sebut
dengan chef d’oeuvre. Dialah
satu-satunya makhluk yang perbuatannya mampu mengujutkan bagian tertinggi dari
kehendak tuhan dan mejadi sejarah. Manusia adalah mahluk kosmis yang sangat
penting, karena sesuatu l yang dimilikinya dalam menciptakan manusia allah
bertujuan dan memiliki ketentuan dengan memperlengkapinya dalam semua pembawaan
dan syarat yang diperlukan. Allah telah memberi manusia organ yang sangat
sempurna , seperti mata untuk melihat , lidah dan bibir untuk berbicara dan
berkomunikasi, telinga untuk mendengar, tangan dan anggota badan untuk berbuat,
bergerak dan untuk mengadakan perubahan.
Allah
memberikan akal kepada manusia untuk menangkap dan mennemukan hukum alam,
mengingat dan membaca menulis dan berbicara tujuannya adalah untuk mengumpulkan
serta memperkarya pengalaman serta kebijaksanaan. Ia menempatkan manusia di
bumi sebagai mahluk yang paling sempurna dalam artian manusia harus selalu
patuh pada tingkatan dan dapat mengalami perubahan yang positif.diatas semua
itu, allah secara langsung menunjukan kehendaknya kepada manusia melalui wahyu.
Ia mengajarkannya kepada adam kemudian ia menyampaikan wahyunya kepada nabi-nabinya yang dikenal seperti ibrahim,
musa, isa dsb.
Allah
menyampaikan wahyunya dalam bentuk perintah yang siap dilaksanakan secara patuh
karena suatu wahyu mengalami perubahan sebagai akibat wahyu dan kebodoha
manusia. Jadi mengetahui dan mematuhi perintah allah merupaka fitrah manusia
yag kedua; menyalahartikan, melecehkan, ataupun menetang berarti tidak fitri
meskipun hal ini mungkin terjadi ini dilakukan hanya jika niat jelek, dan nafsu
manusia telah mekanisme yang alamiah itu.
Mahluk
allah yang bernama manusia itu lahir tanpa dosa. Allah telah merancang nasib
manusia dibumi sesudah ia lahir bukan sebelumnya, kemudian setiap manusia yang
lahir diberika suatu tanggung jawab untuk dapat mengemban amanah di muka bumi
ini
Allah
berfirman di dalam kitab suci alquran, yaitu islam membatasi tanggung jawab
manusia hanya atas tindakan yang di lakukan dengan sadar dan sukarela bahkan ia
dianugrahi dengan begitu banyak perlengkapan yang membuat tugasnya lebih mudah,
geraknya kearah tujuan terakhir menjadi seabgaimana perlunya pencapaian kearah
yang lebih baik, dengan adanya fasilitas-fasilitas yang diberikan allah swt
seharusnya kita mampu menggunakannya secara maksimal sehingga di dalam kehidupan
tidak ada kekeliruan dan manusia merupakan mahluk bidimensional ( spritual dan
material ) dua sisi ini memerlukan asupan menu yang seimbang dan berkualitas
fisik . dengan makanan 4 sehat 5 sempurna, jiwa atau spritual dengan tahajud,
tilawah, solat dhuaha, solat 5 waktu dan ibadah sunah lainnya. Apabila seluruh
aspek tersebut dilakukan secara baik,
maka seluruh energi yang masuk di dalamnya akan di keluarkan secara
maksimal dan tidak sia-sia.
B.
Konsep
manusia menurut islam
Manusia adalah makhluk hidup yang paling
menarik dibandingkan dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain.karena hal
itulah,pembahasan mengenai manusia telah menjadi sasaran studi sejak dahulu
kala. Para ahli telah mengkaji manusia dengan berbagai persepsi.ini terbuki
dari banyaknya penamaan manusia dalam ilmu sejarah.misalnya homo sapiens
(manusia berakal),homo economicus (manusia ekonomi)dsb. Manusia perlu mengenal
dan memahami hakekat dirinya sendiri agar mampu mewujudkan eksistensi dirinya.
Pengalaman dan pemahaman ini akan mengantar manusia kepada kesediaan mencari
makna dan arti kehidupan,sehingga hidupnya tidak menjadi sia-sia. Dalam
pengertian ini dimaksudkan makna dan arti sebagai hamba allah,dalam rangka
menjalankan hak dan kewajiban atau kebebasan dan tanggungjawab mencari
ridhanya(Hadari Nawawi 1993: 63-64).
Manusia
memang makhluk istimewa dibanding jenis makhluk lainnya. Al-quran secara
mencolok mengangkatnya sebagai suatu sosok yang unik dalam term-term tertentu
seperti; insiyya,anasiyya,unas,ins,insane,an-nas.selain
itu,ada sementara pendapat yang mengatakan bahwa kata adam dapat dkatakan sebagai term yang mewakili manusia
(fakh-ruddin,et.al.,1992:7-8).
Di
dalam al quran manusia disebut antara lain dengan bani adam (QS
al-isra(17:70),basyar (QS al kahfi (18):110),al inan (QS al insan (76):1),an
nas (QS an nas(114:1) sesuai dengan isi al quran dan al hadits,berbunyi sbb:
surat (al insan) manusia adalah makhluk ciptaan allah yang memiliki potensi
untuk beriman kepada allah.selain itu,manusia dan makhluk lain memiliki ciri
utama yaitu :
1) Manusia
adalah makhluk yang paling unik.
Hal ini tertuang dalam
(QS at Tin : 95)
“Sesungguhnya kami
telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,” karena itu pula, keunikannya dapat
dilihat dari bentuk struktur tubuhnya. Betapa maha besarnya allah swt menciptakan
makhluk yang paling sempurna.
2) Manusia
memiliki potensi daya/kemampuan yang mungkin dapat dikembangkan.
Hal ini tertuang dalam (QS al a’raf
(7):172 yang berisi:
“sesungguhnya sejak
awal,dari tempat asalnya manusia telah mengakui tuhan,telah bertuhan,dan
berketuhanan.
3) Manusia
diciptakan allah untuk megabdi kepadanya.
Tugas manusia untuk
mengabdi kepada allah dengan tegas dinyatakannya dalam al-quran surat az
zariyat (51:56).dengan terjemahan,”tidak kujadikan jin dan manusia,kecuali
untuk mengabdi kepadaku
4) Manusia
diciptakan tuhan untuk menjadi khalifah di bumi.hal itu tertuang dalam firman
allah dalam surat al baqarah (2):30).yaitu:
Perkataan “menjadi khalifah” dalam ayat
tersebut mengandung makna bahwa allah
menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaannya mengurus dunia
dengan jalan melaksanakan segala yang di ridhainya di muka bumi ini
5) Disamping
akal,manusia dilengkapi allah dengan perasaan dan kemauan/kehendak).
sesuai dengan surat
al-kahfi (18:29) yaitu:“kebenaran itu datangnya dari tuhanmu,barang siapa yang
mau beriman hendaklah ia beriman dan barang siapa yang tidak ingin
beriman,biarlah ia kafir”
6) Secara
individual manusia bertanggungjawab atas segala perbuatannya
hal ini tertuang dalam
surat at-thur (5) yang berbunyi “setiap orang (manusia) terikat”.dalam arti
bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.
7) Berakhlak
Berakhlak adalah ciri
utama manusia dibandingkan dengan makhluk lain.artinya manusia adalah makhluk
yang diberi allah kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk.berakhlak
merupakan komponen ketiga agama islam.kedudukan itu dapat dilihat dari sunah
nabi yang mengatakan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia
Dibawah
ini adalah konsepsi mengenai eksistensi manusia menurut beberapa ahli :
1) Menurut
W.Poespoprodjo
“Manusia
bukanlah kenyataan yang berkeping-keping,yang bergerak dari masa kini ke masa
lainnya.manusia adalah sekaligus masa lampau,masa kini dan masa yang akan
datang. Manusia mempunyai “sikap” sejarah Historisitas yg merupakan struktur
konstitutif eksistensi manusia.
2) Menurut
Karl Jaspers
Berdiri
berhadapan dengan transendensi,sama dengan kebebasan yang diberi isi.dengan
begitu manusialah yanhg memberi arti dan isi kepada hidupnya sendiri.dalam arti
manusia sebagai subyek eksisitensial,sebagai pribadi.
3) Menurut
Ibnu Khaldun
Manusia
merupakan makhluk yang mampu berpikir serta mampu melahirkan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi. Lewat kemampuan berpikirnya,manusia membangun kehidupan dan
makna hidup.proses ini kemudian melahirkan peradaban manusia.
4) Menurut
Azhar Basyir (1993:3-4)
Yang
pertama-tama harus dipahami adalah manusia berasal dari ruh ciptaan allah
(ruhun-minhu). Manusia terdiri dari substansi,yaitu materi yang berasal dari
bumi dan roh yang berasal dari tuhan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa hakekat manusia adalah roh,sedangkan jasad hanyalah alat yang yang
dipergunakan oleh roh untuk menjalani kehidupan di dunia ini (Sidi Gazalba,1978
C.
EKSISTENSI
DAN MARTABAT MANUSIA
Manusia
adalah ciptaan allah diantara ciptaan-ciptaan yang lain keadaan manusia dimuka
bumi dimulai sejak nabi
adam dan hawa yang diturunkan dari surga karena tergoda bujukan iblis sehingga
tidak mematuhi larangan allah, mausia perlu mengenal dan memahami hakekat
dirinya sendiri agar mampu mewujug]dkan eksistensi yang ada dalam dirinya.
Pemahaman dalam hidup akan mengantar manusia pada kasediaan untuk mencari makna
serta arti kehidupan sehingga hidupnya tidak menjadi sia-sia, dalam pembahasan
ini dimaksudkan makna dan arti sebagai hamba allah, dalam rangka menjalankan
hak dan kewajiban atau kebebasan dan tanggung jawab mencari ridonya.
Manusia memiliki
berbagai eksistensi dalam hidupnya sebagai berikut
1.
Eksistensi individual dalam kata
lain manusia adalah subjek yang berbeda dalam hidupnya, sebagai subjek manusia
merupakan misteri bagi yang lain namun tidak berarti bahwa orang lain itu tidak
dapat memahami dirinya, setiap subjek mempunyai keniscayaan untuk memahami
subjek yang lain bagi para eksistensialis subjek di mengerti sebagai individu
yang unik, pengakuan individualitas subjek manusia diukur secara empiris dalam
keterlibatannya denga sesama ataupun lingkungannya, manusia tidak mungkin hidup
tanpa orang lain tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk individual dan mahluk
sosial, dengan demikian, individualitas dan sosialitas seseorang akan terwujud
jika sesuai dengan hekekat kemanusiaannya, dari uraian tersebut dapat di tarik
berbagai kesimpulan tentag manusia.
a.
Manusia ada karena
diciptakan, manusia tidak memiliki peranan dalam proses penciptaan, bahkan
tidak bisa menolak kondisi yang akan diterimanya, secara substansial susunan
manusia terdiri dari tubuh ( fisik ) dan jiwa ( psikis )
b.
Manusia adalah mahluk
yag mandiri ( individual ) dan hidup
bermayarakat ( sosial ), individualitas manusia mengandalkan perpaduan (
kesatuan ), tubuh, bentuk dan jiwa ( isi ) yang mandiri dan individu berdiri
sendiri, tidak sama atau berbeda satu dengan yang lain, memiliki identitas atau
jati diri
2.
Eksistensi sosial,
seperti yang telah di uraikan dalam eksistensi individual manusia adalah mahluk
sosial, hidup secara berkelompok baik dalam keluarga, suku, atau masyarakat
luas untuk saling menjamin dan berlangsungnya terpenuhinya kebutuhan hidup
masing-masing. Norma sosial merupaka aturan atau kesepakatan bersama yang
menjamin kebebasan aktivitas kegiatan individu selama tidak merugikan orang
lain atau merusak tatana masyarakat.
Kedudukan Manusia
Manusia diturunkan ke dunia ini
bukannya tanpa peran. Manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan dan tugas yang
telah melekat padanya, yang terbawa sejak dia dilahirkan di muka bumi ini.
1. Kedudukan
manusia sebagai Abdullah / hamba
Allah
Sebagai
hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, tidak boleh membangkang
pada-Nya. Jika kita membangkang maka kita akan terkena konsekwensi yang sangat
berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui
oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya.
Dengan
kedudukan ini, maka Manusia mempunyai dua tugas, pertama, ia harus beribadah
kepada Allah baik dalam pengertian sempit maupun luas. Beribadah dalam arti
sempit artinya mengerjakan Ibadah secara ritual saja, seperti, Sholat, puasa,
haji, dan sebagainya. Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan
semua aktifitas baik dalam hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT
maupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist. Dan tentunya dari makna
ibadah dalam arti luas ini akan terpancarkan pribadi seorang muslim sejati
dimana seorang muslim yang mengerjakan kelima rukun Islam maka akan bisa
memberikan warna yang baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia dan banyak
memberikan manfaat selama bermuamalah itu. Disamping itu segala aktifitas yang
kita lakukan baik itu aktifitas ibadah maupun aktifitas keseharian kita
dimanapun berada di rumah, di kampus di jalan dan dimanapun haruslah hanya
dengan niat yang baik dan lillahi ta'ala, tanpa ada motivasi lain selain ALLAH.
Di dalam Adz Dzariyat 56: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
Kita
beribadah kepada Allah bukan berarti Allah butuh kepada kita, Allah sama sekali
tidak membutuhkan kita. Bagi Allah walaupun semua orang di dunia ini
menyembah-Nya, melakukan sujud pada-Nya, taat pada-Nya, tidaklah hal tersebut
semakin menyebabkan meningkatnya kekuasaan Allah. Demikian juga sebaliknya jika
semua orang menentang Allah, maka hal ini tak akan mengurangi sedikitpun
kekuasaan Allah. Jadi sebenarnya yang membutuhkan Allah ini adalah kita, yang
tergantung kepada Allah ini adalah kita, yang seharusnya mengemis minta belas
kasihan Allah ini adalah kita. Yang seharusnya menjadi hamba yang baik ini
adalah kita. Allah memerintahkan supaya kita beribadah ini sebenarnya adalah
untuk kepentingan kita sendiri, sebagai tanda terimakasih kepada-Nya, atas
nikmat yang diberikan-Nya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa, Allah SWT
berfirman: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” [2 : 21]
2. Kedudukan
manusia sebagai Kalifatullahi /
khalifah Allah
Segala sesuatu yang ada di dunia ini
telah ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan, binatang, bumi dengan
segala apa yang terpendam di dalamnya. Allah memberikan gambaran tentang
diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat, dalam Q.S 2:30:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat : 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'
para Malaikat : 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'
Jika tugas manusia adalah sebagai
seorang pemimpin, tentu ia harus dapat membangun dunia ini dengan sinergis, dapat
melakukan perbaikan-perbaikan, baik antara dirinya dengan alam, maupun antar
sesama itu sendiri. Karakter sebagai seorang pemimpin ini tidak dengan serta
merta tumbuh dengan sendirinya, hal ini harus dimulai dari tanggung jawab yang
kecil mulai dari diri sendiri menuju lingkup yang agak luas sebagai pemimpin
rumah tanggga, kemudian menuju yang lebih luas lagi pada sebuah komunitas
masyarakat yang dipimpinnya, hingga akhirnya menuju tanggung jawab dalam
lingkup yang lebih luas lagi.
Seorang
pemimpin dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya, kemampuan untuk mengolah
dan mengeksplorasi alam, maka sebenarnya ia tak boleh semena-mena terhadap alam dan sesama manusia yang dipimpinnya, ia harus
mengelolanya dengan baik dan harus amanah dan memberikan suri tauladan yang
baik. Kepemimpinan manusia ini sebenarnya merupakan bagian dari ujian Allah,
yang barangsiapa dapat melakukannya dengan baik, maka luluslah ia.
Maka hendaknya kita berhati-hati,
akan amanah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena sebenarnya setiap
kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya
masing-masing di sisi Allah
Tanggung Jawab Manusia
Tanggung jawab adalah sifat terpuji
yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga
tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan
semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan
selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa
melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung
jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab menurut
kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu dan
akibatnya.
Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang
tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat
kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia
pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab,
maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung
jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari
sisi yang kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang
sangat erat dengan perasaan nurani dan hati manusia, yang
mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi
bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu."
Seorang muslim tidak boleh melepas
tangan (menghindar dari tanggung jawab) dengan beralasan bahwa kesalahan yang
ia kerjakan adalah takdir yang ditentukan Allah kepadanya. Tanggung jawab tetap
harus ditegakkan. Allah hanya menentukan suratan tentang apa yang akan
dikerjakan manusia berdasarkan keinginan mereka yang merdeka, tidak ada
paksaan. Dari sinilah manusia dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa
yang ia lakukan. Mulai dari hal yang sangat kecil sampai yang paling besar. "Barang
siap yang berbuat kebaikan, walau sebesar biji atom, dia akan melihatnya. Dan
barang siapa yang berbuat kejelekan, walau sebesar biji atom, maka ia akan
melihatnya pula" (al Zalzalah 7-8).
Macam-Macam
Manusia itu berjuang
adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu
ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam.
Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut
menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan.
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap
diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya
sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan
demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri
menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga
pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari
pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal
ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun
yang tidak.
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan
masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan
juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan
kehidupan.
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia
tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai
mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi
dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota
masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat
yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah
apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara
Suatu kenyataan lagi,
bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam
berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat
semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
5. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan
manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa
kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga
tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam
berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum
tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang
keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan
kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka
meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai
penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.
KEDUDUKAN
Menurut Soerjono
Soekanto, secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola
tertentu. Artinya, seseorang mempunyai beberapa kedudukan karena orang itu,
biasanya, ikut serta dalam berbagai pola kehidupan.
Apabila kedudukan itu
dipisahkan dr individu yang memilikinya, maka ia hanya merupakan kumpulan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban saja. Pemisahan kedudukan dari individu yang
memilikinya sukar dilakukan dengan tegas dan kaku.
Soekanto,
Soerjono : Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, Jakarta, 1982