Makalah HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM


A.    BERBAGAI PRESEPSI TENTANG MANUSIA
Manusia merupakan makhluk Allah yang diciptakan mempunyai akal pikiran sehingga mampu berfikir tentang berbagai presepsi presepsi tentang dirinya sendiri yaitu manusia. Islam juga mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk allah dan menjadi wakilnya di atas bumi seperti yang di tuliskan  di dalam surat al baqarah ayat 36 ; “.....................................”
Sebagai pribadi manusia mampu melakukan tindakan moral, manusia sesunggunya di sebut dengan chef d’oeuvre. Dialah satu-satunya makhluk yang perbuatannya mampu mengujutkan bagian tertinggi dari kehendak tuhan dan mejadi sejarah. Manusia adalah mahluk kosmis yang sangat penting, karena sesuatu l yang dimilikinya dalam menciptakan manusia allah bertujuan dan memiliki ketentuan dengan memperlengkapinya dalam semua pembawaan dan syarat yang diperlukan. Allah telah memberi manusia organ yang sangat sempurna , seperti mata untuk melihat , lidah dan bibir untuk berbicara dan berkomunikasi, telinga untuk mendengar, tangan dan anggota badan untuk berbuat, bergerak dan untuk mengadakan perubahan.
Allah memberikan akal kepada manusia untuk menangkap dan mennemukan hukum alam, mengingat dan membaca menulis dan berbicara tujuannya adalah untuk mengumpulkan serta memperkarya pengalaman serta kebijaksanaan. Ia menempatkan manusia di bumi sebagai mahluk yang paling sempurna dalam artian manusia harus selalu patuh pada tingkatan dan dapat mengalami perubahan yang positif.diatas semua itu, allah secara langsung menunjukan kehendaknya kepada manusia melalui wahyu. Ia mengajarkannya kepada adam kemudian ia menyampaikan wahyunya kepada  nabi-nabinya yang dikenal seperti ibrahim, musa, isa dsb.

Allah menyampaikan wahyunya dalam bentuk perintah yang siap dilaksanakan secara patuh karena suatu wahyu mengalami perubahan sebagai akibat wahyu dan kebodoha manusia. Jadi mengetahui dan mematuhi perintah allah merupaka fitrah manusia yag kedua; menyalahartikan, melecehkan, ataupun menetang berarti tidak fitri meskipun hal ini mungkin terjadi ini dilakukan hanya jika niat jelek, dan nafsu manusia telah mekanisme yang alamiah itu.
Mahluk allah yang bernama manusia itu lahir tanpa dosa. Allah telah merancang nasib manusia dibumi sesudah ia lahir bukan sebelumnya, kemudian setiap manusia yang lahir diberika suatu tanggung jawab untuk dapat mengemban amanah di muka bumi ini
Allah berfirman di dalam kitab suci alquran, yaitu islam membatasi tanggung jawab manusia hanya atas tindakan yang di lakukan dengan sadar dan sukarela bahkan ia dianugrahi dengan begitu banyak perlengkapan yang membuat tugasnya lebih mudah, geraknya kearah tujuan terakhir menjadi seabgaimana perlunya pencapaian kearah yang lebih baik, dengan adanya fasilitas-fasilitas yang diberikan allah swt seharusnya kita mampu menggunakannya secara maksimal sehingga di dalam kehidupan tidak ada kekeliruan dan manusia merupakan mahluk bidimensional ( spritual dan material ) dua sisi ini memerlukan asupan menu yang seimbang dan berkualitas fisik . dengan makanan 4 sehat 5 sempurna, jiwa atau spritual dengan tahajud, tilawah, solat dhuaha, solat 5 waktu dan ibadah sunah lainnya. Apabila seluruh aspek tersebut dilakukan secara baik,  maka seluruh energi yang masuk di dalamnya akan di keluarkan secara maksimal dan tidak sia-sia.













B.     Konsep manusia menurut islam
 Manusia adalah makhluk hidup yang paling menarik dibandingkan dengan makhluk ciptaan tuhan yang lain.karena hal itulah,pembahasan mengenai manusia telah menjadi sasaran studi sejak dahulu kala. Para ahli telah mengkaji manusia dengan berbagai persepsi.ini terbuki dari banyaknya penamaan manusia dalam ilmu sejarah.misalnya homo sapiens (manusia berakal),homo economicus (manusia ekonomi)dsb. Manusia perlu mengenal dan memahami hakekat dirinya sendiri agar mampu mewujudkan eksistensi dirinya. Pengalaman dan pemahaman ini akan mengantar manusia kepada kesediaan mencari makna dan arti kehidupan,sehingga hidupnya tidak menjadi sia-sia. Dalam pengertian ini dimaksudkan makna dan arti sebagai hamba allah,dalam rangka menjalankan hak dan kewajiban atau kebebasan dan tanggungjawab mencari ridhanya(Hadari Nawawi 1993: 63-64).
Manusia memang makhluk istimewa dibanding jenis makhluk lainnya. Al-quran secara mencolok mengangkatnya sebagai suatu sosok yang unik dalam term-term tertentu seperti; insiyya,anasiyya,unas,ins,insane,an-nas.selain itu,ada sementara pendapat yang mengatakan bahwa kata adam dapat dkatakan sebagai term yang mewakili manusia (fakh-ruddin,et.al.,1992:7-8).
Di dalam al quran manusia disebut antara lain dengan bani adam (QS al-isra(17:70),basyar (QS al kahfi (18):110),al inan (QS al insan (76):1),an nas (QS an nas(114:1) sesuai dengan isi al quran dan al hadits,berbunyi sbb: surat (al insan) manusia adalah makhluk ciptaan allah yang memiliki potensi untuk beriman kepada allah.selain itu,manusia dan makhluk lain memiliki ciri utama yaitu :


1)      Manusia adalah makhluk yang paling unik.

Hal ini tertuang dalam (QS at Tin : 95)
“Sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,karena  itu pula, keunikannya dapat dilihat dari bentuk struktur tubuhnya. Betapa maha besarnya allah swt menciptakan makhluk yang paling sempurna.

2)      Manusia memiliki potensi daya/kemampuan yang mungkin dapat dikembangkan.

       Hal ini tertuang dalam (QS al a’raf (7):172 yang berisi:
“sesungguhnya sejak awal,dari tempat asalnya manusia telah mengakui tuhan,telah bertuhan,dan berketuhanan.

3)      Manusia diciptakan allah untuk megabdi kepadanya.

Tugas manusia untuk mengabdi kepada allah dengan tegas dinyatakannya dalam al-quran surat az zariyat (51:56).dengan terjemahan,”tidak kujadikan jin dan manusia,kecuali untuk mengabdi kepadaku

4)      Manusia diciptakan tuhan untuk menjadi khalifah di bumi.hal itu tertuang dalam firman allah dalam surat al baqarah (2):30).yaitu:
 Perkataan “menjadi khalifah” dalam ayat tersebut mengandung makna bahwa allah  menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaannya mengurus dunia dengan jalan melaksanakan segala yang di ridhainya di muka bumi  ini

5)      Disamping akal,manusia dilengkapi allah dengan perasaan dan kemauan/kehendak).

sesuai dengan surat al-kahfi (18:29) yaitu:“kebenaran itu datangnya dari tuhanmu,barang siapa yang mau beriman hendaklah ia beriman dan barang siapa yang tidak ingin beriman,biarlah ia kafir”

6)      Secara individual manusia bertanggungjawab atas segala perbuatannya

hal ini tertuang dalam surat at-thur (5) yang berbunyi “setiap orang (manusia) terikat”.dalam arti bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya.

7)      Berakhlak

Berakhlak adalah ciri utama manusia dibandingkan dengan makhluk lain.artinya manusia adalah makhluk yang diberi allah kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk.berakhlak merupakan komponen ketiga agama islam.kedudukan itu dapat dilihat dari sunah nabi yang mengatakan bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia


Dibawah ini adalah konsepsi mengenai eksistensi manusia menurut beberapa ahli :
1)      Menurut W.Poespoprodjo
“Manusia bukanlah kenyataan yang berkeping-keping,yang bergerak dari masa kini ke masa lainnya.manusia adalah sekaligus masa lampau,masa kini dan masa yang akan datang. Manusia mempunyai “sikap” sejarah Historisitas yg merupakan struktur konstitutif eksistensi manusia.

2)      Menurut Karl Jaspers
Berdiri berhadapan dengan transendensi,sama dengan kebebasan yang diberi isi.dengan begitu manusialah yanhg memberi arti dan isi kepada hidupnya sendiri.dalam arti manusia sebagai subyek eksisitensial,sebagai pribadi.

3)      Menurut Ibnu Khaldun
Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir serta mampu melahirkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Lewat kemampuan berpikirnya,manusia membangun kehidupan dan makna hidup.proses ini kemudian melahirkan peradaban manusia.

4)      Menurut Azhar Basyir (1993:3-4)
Yang pertama-tama harus dipahami adalah manusia berasal dari ruh ciptaan allah (ruhun-minhu). Manusia terdiri dari substansi,yaitu materi yang berasal dari bumi dan roh yang berasal dari tuhan. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hakekat manusia adalah roh,sedangkan jasad hanyalah alat yang yang dipergunakan oleh roh untuk menjalani kehidupan di dunia ini (Sidi Gazalba,1978

C.    EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA

Manusia adalah ciptaan allah diantara ciptaan-ciptaan yang lain keadaan manusia dimuka bumi dimulai sejak nabi adam dan hawa yang diturunkan dari surga karena tergoda bujukan iblis sehingga tidak mematuhi larangan allah, mausia perlu mengenal dan memahami hakekat dirinya sendiri agar mampu mewujug]dkan eksistensi yang ada dalam dirinya. Pemahaman dalam hidup akan mengantar manusia pada kasediaan untuk mencari makna serta arti kehidupan sehingga hidupnya tidak menjadi sia-sia, dalam pembahasan ini dimaksudkan makna dan arti sebagai hamba allah, dalam rangka menjalankan hak dan kewajiban atau kebebasan dan tanggung jawab mencari ridonya.
Manusia memiliki berbagai eksistensi dalam hidupnya sebagai berikut
1.      Eksistensi individual dalam kata lain manusia adalah subjek yang berbeda dalam hidupnya, sebagai subjek manusia merupakan misteri bagi yang lain namun tidak berarti bahwa orang lain itu tidak dapat memahami dirinya, setiap subjek mempunyai keniscayaan untuk memahami subjek yang lain bagi para eksistensialis subjek di mengerti sebagai individu yang unik, pengakuan individualitas subjek manusia diukur secara empiris dalam keterlibatannya denga sesama ataupun lingkungannya, manusia tidak mungkin hidup tanpa orang lain tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk individual dan mahluk sosial, dengan demikian, individualitas dan sosialitas seseorang akan terwujud jika sesuai dengan hekekat kemanusiaannya, dari uraian tersebut dapat di tarik berbagai kesimpulan tentag manusia.
a.       Manusia ada karena diciptakan, manusia tidak memiliki peranan dalam proses penciptaan, bahkan tidak bisa menolak kondisi yang akan diterimanya, secara substansial susunan manusia terdiri dari tubuh ( fisik ) dan jiwa ( psikis )
b.      Manusia adalah mahluk yag mandiri ( individual )  dan hidup bermayarakat ( sosial ), individualitas manusia mengandalkan perpaduan ( kesatuan ), tubuh, bentuk dan jiwa ( isi ) yang mandiri dan individu berdiri sendiri, tidak sama atau berbeda satu dengan yang lain, memiliki identitas atau jati diri
2.      Eksistensi sosial, seperti yang telah di uraikan dalam eksistensi individual manusia adalah mahluk sosial, hidup secara berkelompok baik dalam keluarga, suku, atau masyarakat luas untuk saling menjamin dan berlangsungnya terpenuhinya kebutuhan hidup masing-masing. Norma sosial merupaka aturan atau kesepakatan bersama yang menjamin kebebasan aktivitas kegiatan individu selama tidak merugikan orang lain atau merusak tatana masyarakat.


Kedudukan Manusia
Manusia diturunkan ke dunia ini bukannya tanpa peran. Manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan dan tugas yang telah melekat padanya, yang terbawa sejak dia dilahirkan di muka bumi ini.
1.      Kedudukan manusia sebagai Abdullah / hamba Allah

Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, tidak boleh membangkang pada-Nya. Jika kita membangkang maka kita akan terkena konsekwensi yang sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya.

Dengan kedudukan ini, maka Manusia mempunyai dua tugas, pertama, ia harus beribadah kepada Allah baik dalam pengertian sempit maupun luas. Beribadah dalam arti sempit artinya mengerjakan Ibadah secara ritual saja, seperti, Sholat, puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist. Dan tentunya dari makna  ibadah dalam arti luas ini akan terpancarkan pribadi seorang muslim sejati dimana seorang muslim yang mengerjakan kelima rukun Islam maka akan bisa memberikan warna yang baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia dan banyak memberikan manfaat selama bermuamalah itu. Disamping itu segala aktifitas yang kita lakukan baik itu aktifitas ibadah maupun aktifitas keseharian kita dimanapun berada di rumah, di kampus di jalan dan dimanapun haruslah hanya dengan niat yang baik dan lillahi ta'ala, tanpa ada motivasi lain selain ALLAH. Di dalam Adz Dzariyat 56: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Kita beribadah kepada Allah bukan berarti Allah butuh kepada kita, Allah sama sekali tidak membutuhkan kita. Bagi Allah walaupun  semua orang di dunia ini menyembah-Nya, melakukan sujud pada-Nya, taat pada-Nya, tidaklah hal tersebut semakin menyebabkan meningkatnya kekuasaan Allah. Demikian juga sebaliknya jika semua orang menentang Allah, maka hal ini tak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan Allah. Jadi sebenarnya yang membutuhkan Allah ini adalah kita, yang tergantung kepada Allah ini adalah kita, yang seharusnya mengemis minta belas kasihan Allah ini adalah kita. Yang seharusnya menjadi hamba yang baik ini adalah kita. Allah memerintahkan supaya kita beribadah ini sebenarnya adalah untuk kepentingan kita sendiri, sebagai tanda terimakasih kepada-Nya, atas nikmat yang diberikan-Nya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa, Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” [2 : 21]

2.      Kedudukan manusia sebagai Kalifatullahi / khalifah Allah
Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan, binatang, bumi dengan segala apa yang terpendam di dalamnya. Allah memberikan gambaran tentang diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat, dalam Q.S 2:30: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
para Malaikat : 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'
Jika tugas manusia adalah sebagai seorang pemimpin, tentu ia harus dapat membangun dunia ini dengan sinergis, dapat melakukan perbaikan-perbaikan, baik antara dirinya dengan alam, maupun antar sesama itu sendiri. Karakter sebagai seorang pemimpin ini tidak dengan serta merta tumbuh dengan sendirinya, hal ini harus dimulai dari tanggung jawab yang kecil mulai dari diri sendiri menuju lingkup yang agak luas sebagai pemimpin rumah tanggga, kemudian menuju yang lebih luas lagi pada sebuah komunitas masyarakat yang dipimpinnya, hingga akhirnya menuju tanggung jawab dalam lingkup yang lebih luas lagi.
Seorang pemimpin dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya, kemampuan untuk mengolah dan mengeksplorasi alam, maka sebenarnya ia tak boleh semena-mena terhadap alam dan sesama manusia yang dipimpinnya, ia harus mengelolanya dengan baik dan harus amanah dan memberikan suri tauladan yang baik. Kepemimpinan manusia ini sebenarnya merupakan bagian dari ujian Allah, yang barangsiapa dapat melakukannya dengan baik, maka luluslah ia.
Maka hendaknya kita berhati-hati, akan amanah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena sebenarnya setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya masing-masing di sisi Allah

Tanggung Jawab Manusia

Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatu dan akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang kepentingan pihak lain.

Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan nurani dan hati manusia, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu."

Seorang muslim tidak boleh melepas tangan (menghindar dari tanggung jawab) dengan beralasan bahwa kesalahan yang ia kerjakan adalah takdir yang ditentukan Allah kepadanya. Tanggung jawab tetap harus ditegakkan. Allah hanya menentukan suratan tentang apa yang akan dikerjakan manusia berdasarkan keinginan mereka yang merdeka, tidak ada paksaan. Dari sinilah manusia dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Mulai dari hal yang sangat kecil sampai yang paling besar. "Barang siap yang berbuat kebaikan, walau sebesar biji atom, dia akan melihatnya. Dan barang siapa yang berbuat kejelekan, walau sebesar biji atom, maka ia akan melihatnya pula" (al Zalzalah 7-8).
 
Macam-Macam

Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan.

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.

2. Tanggung jawab terhadap keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.

3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

4. Tanggung jawab kepada Bangsa / negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara

5. Tanggung jawab terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juka dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.

KEDUDUKAN

Menurut Soerjono Soekanto, secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Artinya, seseorang mempunyai beberapa kedudukan karena orang itu, biasanya, ikut serta dalam berbagai pola kehidupan.
Apabila kedudukan itu dipisahkan dr individu yang memilikinya, maka ia hanya merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban-kewajiban saja. Pemisahan kedudukan dari individu yang memilikinya sukar dilakukan dengan tegas dan kaku.

Soekanto, Soerjono : Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali, Jakarta, 1982

Popular posts from this blog

Kutipan Langsung dan Tidak Langsung, dan Innote

KESANTUNAN DALAM BAHASA INDONESIA

Soal dan Jawaban MODEL KOMUNIKASI MASSA