Self Awareness (Kesadaran Diri) teori Johari Window
Self Awareness (Kesadaran Diri)
Wawasan tambahan
diperoleh dengan model empat diri Jendela Johari (Luft, 1984) :
a. The
Open Self (Diri yang Terbuka)
Diketahui oleh kita dan
orang lain. Informasi, tingkah laku, sikap, perasaan, hasrat, motivasi, dan ide.
Tapi kita terbiasa membuka diri kita kepada beberapa orang saja, dan kepada
orang yang lain kita cenderung menutup diri. Padahal terbuka itu dibutuhkan
dalam komunikasi.
b. The
Blind Self (Diri yang Buta)
Seluruh hal mengenai
diri kita yang orang lain ketahui namun cenderung kita abaikan. Mulai
dari kebiasaan sepele sampai penting, seperti bagaimana kita memiliki ekspresi yang meluap-luap, kebiasaan
memegang hidung saat marah, dan sebagainya.
c. The
Hidden Self (Diri yang Tersembunyi)
Segala hal yang kita
ketahui tentang diri kita namun merupakan rahasia bagi orang lain. Termasuk
segala hal yang tidak ingin kita tunjukkan. Kasus ini dibedakan :
Bagi para
“overdiscloser”, mereka tak sungkan membicarakan problem keluarga, masalah anak-anak, kesulitan keuangan.
Para
“underdiscloser” tak pernah membicarakan problem yang dia hadapi.
Mereka tak masalah untuk membicarakan masalah apapun, kecuali tentang diri mereka sendiri.
d. The
Unknown Self (Diri yang Tidak Dikenal)
Dirinya maupun orang
lain tidak mengetahui kebenaran yang ada. Bisa diketahui dari beberapa sumber,
yaitu:
· Hipnotis atau
“sensory deprivation” (kehilangan panca indra).
· Mimpi.
· Namun demikian,
kebanyakan disebabkan adanya fakta bahwa “Kita mempelajari sesuatu tentang diri
kita sendiri yang kita tidak ketahui sebelumnya”
Ada
beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran diri:
a. Bertanya
pada diri sendiri
‘Who Am I ?’ Mencari
tahu kelemahan dan kemampuan diri, mimpi, serta target perbaikan diri kita.
b. Mendengarkan
orang lain
Hal ini mampu
mendapatkan feedback dari orang lain, untuk meningkatkan kesadaran diri.
c. Aktif
mencari informasi mengenai diri sendiri
Kita tak dapat memaksa
orang lain untuk memberikan pendapat tentang diri kita, terlebih lagi ada orang
yang bersifat negatif terhadap kita. Namun kita dapat menggunakan peristiwa
yang terjadi untuk memperoleh self-information.
d. Melihat
sisi diri yang berbeda
Melihat diri dari
kacamata orang lain dapat memberi perspektif yang baru dan bernilai mengenai
diri kita.
e. Meningkatkan
keterbukaan diri
Kita dapat meningkatkan
makna dan keintiman dari sebuah dialog, melalui interaksi yang kita peroleh.
3. Self
Esteem (Penghargaan Diri)
Seberapa besar kita
menyukai diri sendiri dan menilai diri kita. Self-esteem sangat penting,
sebab kesuksesan melahirkan kesuksesan berikutnya. Saat kita merasakan hal yang
bagus tentang diri kita, di mana kita mampu untuk melakukan suatu hal, maka
performa kita akan lebih baik. Saat kita berpikir bahwa kita akan sukses, maka
kita akan berbuat layaknya seorang yang sukses. Saat kita berfikir akan gagal,
maka kita akan berbuat layaknya seorang yang gagal.
Cara meningkatkan
penghargaan terhadap diri antara lain :
a. Menyerang
kepercayaan diri yang bersifat merusak
Berusaha jujur
seutuhnya terhadap diri sendiri, tanyakan pada diri sendiri
pertanyaan-pertanyaan seperti:
· Dorongan
untuk menjadi sempurna: Apakah kita terlalu keras berusaha untuk menonjolkan
diri sendiri menjadi seseorang dengan level tinggi dan tidak menerima adanya
kekurangan pada diri sendiri ?
· Dorongan
untuk menjadi kuat: kelemahan emosional seperti sedih dan kesendirian =
salah.
· Dorongan
untuk menyenangkan pihak lain: Apakah kita selalu tunduk pada pendapat dan
persetujuan pihak lain? Dan jika mereka tidak menyetujui pendapat kita maka
kita merasa tidak berharga?
· Dorongan
untuk terburu-buru: Apakah kita melakukan segala sesuatunya dengan sangat
cepat dan berusaha untuk tepat waktu ?
· Dorongan
untuk berusaha keras: Apakah kita mengambil tanggung jawab dan beban
melebihi kemampuan kita?
b. Penegasan
atau penguatan yang kokoh
Ide dibalik pesan ini
adalah cara kita berbicara untuk mempengaruhi cara kita berpikir tentang diri
sendiri (Cottle, 2003). Jika kita berbicara positif tentang diri sendiri, kita
akan merasa positif tentang diri sendiri. Disarankan:
· Saya adalah
orang yang berharga
· Saya bertanggung
jawab dan dapat diandalkan
· Saya mampu
mencintai dan dicintai sepenuh hati
· Saya pantas
menerima kebaikan-kebaikan.
· Saya dapat
memaafkan diri sendiri untuk kesalahan-kesalahan yang saya lakukan.
Daerah
Terbuka (Open Self)
Macam informasi : mulai dari
nama, warna kulit, dan jenis kelamin seseorang sampai usia, keyakinan politik
dan agama. Daerah terbuka masing-masing orang akan berbeda-beda besarnya
bergantung pada dengan siapa orang ini berkomunikasi. Ada orang yang membuat
kita merasa nyaman dan mendukung kita; terhadap mereka, kita membuka diri kita
lebar-lebar. Terhadap orang yang lain kita lebih suka menutup sebagian besar
diri kita.
Besarnya daerah terbuka juga berbeda-beda
dari satu orang ke orang lain. Makin
kecil kuadran pertama “kata Luft” (1970) “makin buruk komunikasi”. Komunikasi
bergantung pada sejauh mana kita membuka diri kepada kita sendiri. Jika kita
tidak membiarkan orang lain mengenal kita, komunikasi menjadi sangat sukar.
Kita dapat berkomunikasi secara bermakna hanya bila kita saling mengenal dan
juga mengenal diri sendiri.
Perubahan pada daerah terbuka akan mengakibatkan
perubahan pada kuadran yang lain. Bayangkanlah sebuah jendela yang besarnya
tetap. Jika salah satu kotak menjadi lebih kecil, kotak lain akan menjadi lebih
besar. Begitu juga, jika salah satu kotak menjadi lebih besar, kotak lain pasti
menjadi lebih kecil. Daerah-daerah diri ini, dengan demikian, tidaklah saling
terpisah dan berdiri sendiri. Mereka masing-masing bergantung kepada orang
lain.
Daerah
Buta (Blind Self)
Daerah buta (blind self) berisikan informasi tentang diri kita yang diketahui
orang lain tetapi kita sendiri tidak mengetahuinya. Ini dapat berupa
kebiasaan-kebiasaan kecil mengatakan “tahu kan” atau memegang-megang hidung
bila anda marah atau hal-hal lain yang lebih berarti seperti sikap defensif,
atau pengalaman terpendam.
Sebagian orang mempunyai daerah buta
yang luas dan tampaknya tidak menyadari berbagai kekeliruan yang dibuatnya.
-
Kelihatannya
sangat cemas jika memiliki sedikit saja daerah buta. Mereka berusaha melakukan
terapi.
-
Mengira
tahu segalanya tentang mereka sendiri, percaya bahwa mereka telah menghilangkan
daerah buta sampai nol.
-
Hanya
berpura-pura ingin mengurangi daerah buta. Mereka bersedia mendengar tentang
diri mereka, tetapi baru saja komentar negatif muncul, mereka bersikap membela
diri.
Komunikasi menuntut keterbukaan
pihak-pihak yang terlibat. Bila ada daerah buta, komunikasi menjadi sulit. Tetapi,
daerah seperti ini akan selalu ada pada diri kita masing-masing. Walaupun kita
mungkin dapat menciutkan daerah ini, menghilangkannya sama sekali tidaklah
mungkin.
Daerah
Tertutup (Hidden Self)
Daerah tertutup (hidden self) mengandung semua hal yang manusia
ketahui tentang diri sendiri atau tentang orang lain tetapi ia simpan hanya
untuk dirinya sendiri. Ini adalah daerah tempat manusia menghasilkan segala
sesuatu tentang dirinya sendiri dan tentang orang lain. Pada ujung-ujung
ekstrim, terdapat mereka yang terlalu terbuka (overdiscosers) dan mereka yang terlalu tertutup (underdisclosers). Mereka yang terlalu
terbuka menceritakan segalanya. Mereka tidak menyimpan rahasia tentang diri
sendiri dan tentang orang lain. Mereka akan menceritakan kepada anda kisah
keluarga, masalah seksual, masalah perkawinan, keadaan keuangan, tujuan,
kesuksesan dan kegagalan, pokoknya segala macam. Masalah dengan mereka yang
terlalu terbuka ini adalah bahwa mereka tidak membedakan antara orang-orang
yang boleh dan seharusnya tidak boleh mendengar pengungkapan ini. Selanjutnya
mereka juga tidak membedakan berbagai informasi yang boleh mereka ungkapkan dan
informasi yang seharusnya mereka rahasiakan.
Mereka yang terlalu tertutup tidak
mau mengatakan apa-apa. Selanjutnya mereka akan berbicara tentang orang lain
tetapi tidak tentang mereka sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa mereka takut
ditolak; atau mungkin merasa ditolak karena tidak mau mempercayai orang lain.
Kebanyakan diri kita berada di antara kedua ekstrim
ini. Kita merahasiakan hal-hal tertentu dan kita membuka hal-hal yang lain;
kita terbuka kepada orang-orang tertentu dan kita tidak terbuka kepada orang
yang lain. Pada dasarnya, kita adalah orang-orang terbuka yang selektif.
Daerah
Gelap (Unknown Self)
Daerah gelap (unknown self) adalah bagian dari diri manusia yang tidak diketahui
baik oleh dirinya maupun oleh orang lain. Ini adalah informasi yang tenggelam
di alam bawah sadar atau sesuatu yang lupa dari perhatian. Manusia memperoleh
gambaran mengenai daerah gelap ini dari sejumlah sumber. Adakalanya daerah ini
terungkap melalui perubahan temporer akibat minum obat, melalui kondisi
eksperimen khusus seperti hipnotis atau deprivasi sensori, atau melalui
berbagai tes proyektif atau mimpi. Eksplorasi daerah ini melalui interaksi yang
terbuka, jujur dan empatik dengan rasa percaya dengan orang lain, orangtua,
sahabat, konselor, anak-anak, kekasih merupakan cara efektif untuk mendapatkan
gambaran.
Comments
Post a Comment