Teori Sikap (Standpoint)
Teori Sikap (Standpoint)
Teori sikap (standpoint
theory-ST) memberikan kerangka untuk memahami sistem kekuasaan. Teori
kerangka ini dibangun atas dasar pengetahuan yang dihasilkan dari kehidupan
sehari-hari orang-orang yang mengakui bahwa individu-individu adalah konsumen
aktif dari realitas mereka sendiri dan bahwa perspektif individu-individu itu
sendiri merupakan sumber informasi yang paling penting mengenal pengalaman
mereka (Riger,1992). Teori ini mengklaim bahwa pengalaman, pengetahuan, dan
perilaku komunikasi orang dibentuk sebagian besarnya oleh kelompok sosial
dimana mereka tergabung.
DASAR SEJARAH TEORI SIKAP
Dimulai tahun 1807, ketika seorang filsuf Jerman Georg
Wilhelm Friedrich Hegel membahas bagaimana hubungan tuan-budak membentuk
perbedaan sikap para partisipan dalam hubungan tersebut. Hegel menulis bahwa
walaupun mereka hidup di dalam masyarakat biasa, pengetahuan mereka mengenai
masyarakat tersebut sangat berbeda.
Nancy Hartsock menggunakan ide Hegel dan teori Marxis
untuk memulai mengadaptasikan teori sikap untuk mempelajari hubungan antara
wanita dan pria. Minat Hartsock adalah untuk membuat wanita hadir dalam teori
Marx dan dengan demikian dia menghasilkan teori Marx-feminis (Harsock, 1997).
Ia berfokus pada klaim Marx bahwa “visi yang benar dari masyarakat kelas yang
tersedia hanya satu dari dua posisi kelas utama yang ada didalam masyarakat
kapitalis” (Hartsock, 1983 hal. 106).
Berdasarkan pernyataan ini, Hartsock mengamati, Marx
mengembangkan suatu kritik yang kuat terhadap struktur kelas. Hartsock
menyatakan bahwa kritik Marx terhadap hubungan kelas paling membantu bagi para
feminis dibandingkan kritiknya terhadap kapitalisme. Hartsock menerapkan konsep
Hegel dan pemikiran Marx. Ini merupakan bentuk adaptasi dari ST yang umum, dan
karenanya kebanyakan orang terkadang menyebut teori sikap sebagai teori sikap
feminis (Feminist Standpoint Theory), sebagaimana disebut oleh Nancy Hartsock
pada tahun 1983.
Feminisme (Feminism) adalah focus pada posisi social
wanita dan keinginan untuk mengakhiri dominasi berdasarkan jenis kelamin atau
gender. Dalam banyak hal teori sikap menyatakan dan membentuk kritik terhadap
teori mainstream dan pedekatan terhadap penelitian lainnya.
ASUMSI
TEORI SIKAP
JANET SALTZMAN CHAFETZ (1993) :
1.
Jenis kelamin atau gender
merupakan focus utama teori ini.
2.
Hubungan jenis kelamin atau
gender dipandang sebagai suatu yang problematis
3.
Teori ini berusaha untuk
memahami bagaimana jenis kelamin atau gender dipandang sebagai suatu yang dapat
diubah
4.
Teori feminis dapat digunakan
untuk menantang status quo ketika status quo ini meredahkan atau melecehkan
wanita.
HARTSOCK :
1.
Mengungkapkan pemikiran bahwa
lokasi individu dalam struktur kelas membentuk dan membatasi pemahaman mereka
akan hubungan social.
2.
Feminis teori sikap berasumsi
bahwa semua sikap bersifat parsial, tetapi sifat dari kelompok yang berkuasa
dapat merugikan mereka yang berada pada kelompok bawah.
3.
Menyatakan bahwa kelompok yang
berkuasa menyusun kehidupan sedemikian sehingga untuk menyingkirkan beberapa
pilihan dari kelompok bawah.
4.
Bahwa kelompok bawaahan harus
berjuang bagi visi mereka mengenai kehidupan sosial.
5.
Perjuangan ini menghasilkan
visi yang jelas dan akurat bagi kelompok bawah dibandingkan dengan kelompok
yang berkuasa.
Asumsi epistemologis dan ontologis dari pendekatan sikap
menyiratkan apa yang layak untuk dipelajari dan bagaimana mempelajarinya :
1.
Pernyataan yang dibuat bahwa
pengetahuan bukan konsep yang objektif melainkan dibentuk secara subyektif oleh
yang mengetahuinya.
2.
Merujuk pada perbedaan lokasi
social yang didiami oleh pria dan wanita di Amerika Serikat bahkan saat mereka
bekerja dan hidup didalam situasi yang Nampak sama.
3.
Berkaitan dengan ontology,
asumsi ini menempatkan orang-orang yang termarginelasi (wanita) pada tempat
awal untuk berteori dan melakukan penelitian.
4.
Teori sikap berhubungan dengan
epistemologi yang menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai sentiment harding adalah dengan meminta
wanita untuk berbicara mengenai pengalaman mereka dan kemudian
menginterpretasikannya. Melalui asumsi ini kita mendapatkan gambaran mengenai
teori sikap sebagai kerangka yang terus berevolusi, memiliki dasar yang berada
dalam marxisme tetapi menolak bebarapa pemikiran sentral dari perspektif
tersebut dalam mendukung suatu pendekatan feminis.
KONSEP PENTING SUATU SIKAP
1. Sikap
Sikap atau standpoint adalah lokasi yang dimiliki
bersama oleh kelompok yang mengalami status sebagai orang luar. Sikap merupakan
hal yang tidak bebas dalam konteks sosial dan politiknya. Seperti yang
dikemukakan oleh Sandra Harding tahun 1991
“Sikap dimediasi secara sosial”. Karena sikap didefinisikan oleh lokasi sosial
tertentu, berdasarkan kepentingan sikap yang bersifat parsial atau tidak
lengkap. Sebuah jenis sikap khusus dideskripsikan oleh Patricia Hill Collins
ketika ia menggambarkan dirinya sebagai akademisi wanita afro-Amerika. Posisi
sosial ini menempatkannya sebagai outsider witing atau seseorang yang biasanya
termarginalisasi tetapi telah mendapatkan akses masuk kedalam.
2. Pengetahuan tersituasi
Donna Haraway (1988) berpendapat bahwa pengetahuan
tersituasi adalah bahwa setiap orang didasarkan pada konteks dan keadaan konsep
ini. Menyiratkan bahwa pengetahuan bersifat ganda dan tersitasi didalam
pengalaman.
3. Pembagian Pekerjaaan
berdasarkan jenis kelamin
Hal ini, tidak hanya menempatkan orang untuk mengerjakan
tugas-tugas yang berbeda berdasrakan jenis kelamin, tetapi juga mengeksploitasi
wanita dengan menuntut kerja tanpa memberikan upah sekaligus membuat “wanita
bertanggung jawab dalam pemiliharaan yang tidak digaji dan dalam reproduksi
dari tenaga kerja dimasa kini dan masa depan” (Chafetz, 1997, Hal.104).
4. Hubungan Dengan Komunikasi
Teori sikap mengilustrasikan kesentralan komunikasi baik
dalam membentuk dan menyalurkan sikap. Selain itu, teori ini menunjuk pada
kegunaan komunikasi sebagai alat dalam mengubah status quo dan menghasilkan
perubahan. Dengan memberikan suara bagi mereka yang pandangannya jarang di dengar
(Buzzanell, 2004).
Comments
Post a Comment