Makalah VARIASI MAKHLUK HIDUP IKD
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
dapat di selesaikan tepat pada waktunya yang berjudul “Variasi Makhluk Hidup: Teori Evolusi, Geografi Kehidupan dan
Klasifikasi Makhluk Hidup”.
Makalah
ini berisikan tentang informasi seputar Makhluk Hidup beserta kehidupan dan
lingkungannya. Dalam makalah ini pun di angkat beberapa teori-teori makhluk
hidup dari beberapa ahli teoritis Ilmu Geografi dan Makhluk Hidup.
Dengan
dibuatnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat memahami apa saja
klasifikasi makhluk hidup beserta teori-teori kritis dari tinjauan para ahli.
Akhir
kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam seluruh proses penyusunan makalah ini, semoga bermanfaat dan terima
kasih.
Semarang,
26 Maret 2013
Penulis
PEMBAHASAN
I.
TEORI
EVOLUSI
Dalam teori evolusi, dikatakan bahwa
makhluk yang mula-mula adalah sangat sederhana tingkatnya, bersel tunggal dan
hidup dari bahan anorganis, sehingga tergolong tumbuhan. Dari golongan tumbuhan
itu sebagian berubah menjadi hewan, yang selanjutnya berevolusi menjadi makhluk
yang beraneka ragam seperti kehidupan masa kini. Tentang hal tersebut, Lamarck berpendapat bahwa evolusi
merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya. Makhluk yang
tidak sama harus berkopetisi untuk mencari makan. Darwin mengemukakan hukum
seleksi alam sebagai penyebab evolusi :
1.
Semua makhluk berjuang untuk hidup.
2.
Yang lestari ialah yang paling kuat.
Petunjuk
evolusi dapat kita lihat dari :
1.
Geologi dan palaentalogi
2.
Morfologi dan anatomi perbandingan
3.
Raksi fisiologis perbandingan
4.
Penyebaran makhluk di muka Bumi
5.
Embyologi
Sejarah
Kehidupan di Bumi
1.
Era Azoikum (5 ribu juta tahun yang
lalu)
Zaman sebelum ada kehidupan.
2.
Era Archeozoikum (2-3 ribu tahun
yang lalu)
Munculnya makhluk pertama, atau
disebut juga zaman purba.
3.
Era Proterozoikum (seribu juta tahun
yang lalu)
-
Makhluk yang pertama mengalami
evolusi menjadi makhluk bersel tunggal (bakteri, Alga, dan Protozoa)
-
Periode kambrium(Trilobita dan
Brachiopoda)
-
Periode Ordo-vici (munculnya hewan
Cepalopoda dan ikan)
-
Periode Silur ( Scorpio, Crinoidea
dan karang)
-
Periode Devon ( ikan, permulaan
hutan dan amphibia )
-
Periode Karbon bawah (Kormofita)
-
Periode Karbon atas ( Raptilia dan
insect)
-
Periode Perm (jenis reptilian)
4.
Era Paleozikum (200-600 juta tahun
yang lalu)
5.
Era Mezozoikum (230-135 juta tahun
yang lalu)
-
Periode Trias (dinosaurus)
-
Periode Yura (Burung)
-
Periode Kreta( reptilia dan
Anthofita)
6.
Era Cenozoikum atau Nezoikum
-
Periode Tersier (70- 10 juta tahun
yang lalu) manusia primitive dan hewan lainnya
-
Periode Kuarter (6 juta tahun yang
lalu)
-
Plaistosen atau Deluvium (Manusia
Purba)
-
Holocen atau Alluviun (Makhluk
lainnya)
Evolusi
Manusia
Evolusi
manusia, atau Anthropogenesis,
merupakan bagian dari evolusi biologi yang mengenai munculnya homo sapiens. Ini
merupakan subyek yang luas penyelidikan ilmiah yang berusaha memahami dan
menjelaskan bagaimana perubahan ini terjadi. Studi dari evolusi manusia
meliputi berbagai ilmu pengetahuan, terutama fisik antropologi, linguistik dan genetika.
Evolusi (dalam
kajian biologi) berarti
perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh
kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai
sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi
gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika
perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu
populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme
utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi
alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang.
Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat
yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak
individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan
ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi
melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan
acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic
Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada
frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas
apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan
bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan
seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan
yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru. Dan
sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain
mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang
yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Teori-Teori Evolusi
a. Teori Lamark (Jean Baptise Lamark
1744-1829)
“Evolusi itu disebabkan karena
adanya adaptasi. Sifat-sifat baru dihasilkan karena pengaruh lingkungan,
kemudian diteruskan kepada keturunannya.
Contoh:
Jerapah yang berleher panjang,
dahulunya berleher pendek. Karena dulunya suka memakan daun-daun yang berada di
pucuk pohon karena daun yang di bawah sudah habis, maka ia menjulurkan
lehernya, sehingga lama kelamaan leher jerapah tersebut jadi panjang.
b. Charles Darwin (Charles Robert
Darwin 1809-1882)
"Suatu benda (bahan) mengalami
perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan."
Inti dari teorinya ada 2, yaitu:
-
Spesies yang hidup sekarang berasal
dari species yang hidup di masa lampau.
-
Evolusi terjadi melalui proses
seleksi alam
Seleksi alam itu terjadi karena adanya sebab:
1.
Variasi
2.
Kelebihan produksi
3.
Stuggle for existence (berjuang
untuk hidup)
4.
Enheritance of the variation
(mempertahankan kehidupan)
5.
Survival of the fittest (yang kuat
yang bertahan)
c. Teori Darwin- Weisman
Evolusi merupakan masalah genetika yakni menyangkut masalah bagaimana
diwariskannya gen melalui sel kelamin. Sel tubuh tidak dipengaruhi oleh
lingkungan. Jadi evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor alam
genetika.
d. Teori De Vries
-
Organisme dengan cirri pembawaan
yang baru tampak dengan segera. Ini berasal dari mutasi gen.
-
Mutasi dapat membuat organisme
terpengaruh atau tidak terpengaruh terhadap lingkungan.
-
Sebagi hasil dari seleksi alam,
organism dengan mutasi yang baik kebanyakan dapat hidup lebih lama.
-
Sejak hasil mutasi dapat diturunkan,
perubahan-perubahan dapat diharapkan berlangsung terus dan spesies dengan sifat
yang baru terus terbentuk.
Faktor –faktor apa yang dibutuhkan
agar evolusi terjadi ?
Salah
satunya adalah bahwa perbedaan antara tipe harus diwariskan. Jika tidak evolusi
mustahil terjadi. Kita mendefinisikan kondisi abstrak bagi evolusi dengan
seleksi alam. Ada satu hal penting yang menunjukan bahwa seleksi alam bekerja
dalam kasus kamuflase. Ada faktor lain untuk memperluas prinsip tersebut ke
semua unsure organism lain.
Teori
Darwin memiliki 3 pemecahan yaitu :
Pertama,
Darwin menegaskan bahwa organ koadaptasi sebenarnya berkembang lebih baik dari
dari fungsi konstantnya.
Kedua,
Darwin menegaskan bahwa organ berevolusi dalam tahap-tahap kecil tetapi organ
berubah fungsi selama berevolusi.
Ketiga
adalah simbiose. Dalam hal ini semua saling bergantung pada makhluk hidup yanga
ada.
Kecepatan
evolusi juga bisa digunakan untuk menguji teori evolusi karena seleksi alam. Karena pada dasarnya evolusi adalah
proses pembaharuan dan perkembangan kehidupan sehingga
apapun yang terjadi pada makhluk hidup akan selalu masuk dalam proses ini.
Ada
banyak teori evolusi yang muncul namun yang cukup menimbulkan kontra adalah
teori yang dikemukakan Darwin karena dianggap berntangan dengan apa yang
diyakini saat itu. Namun evolusi tidak sebatas itu ada banyak hal yang dikaji
didalamnya sehingga menjadi pengetahuan baru bagi manusia dan membahas berbagai
makhluk hidup serta perkembangan baik secara unsure pembentuknya hingga
perubahan
yang terjadi.
II.
GEOGRAFI
KEHIDUPAN DI BUMI DAN MANUSIA SEBAGAI SALAH SATU MAKHLUK PENGHUNINYA
Geografi
Kehidupan di Bumi
-
Faktor
Lingkungan
a.
Lingkungan Biotik (misalnya:
tumbuhan, hewan, bakteri, dsb)
b.
Lingkungan Abiotik (misalnya: tanah,
air dan iklim)
-
Faktor
Sejarah (Sejarah Geologi)
200 juta tahun yang lalu, hanya ada satu benua,
kemudian benua itu retak dan bergeser selama 135 juta tahun sehingga
terbentuklah 5 benua.
-
Faktor
Hambatan Penyebaran
-
Geografi
Tumbuhan
Ciri-ciri hutan lebat:
a.
Pohon besar
dan tinggi
b.
Pada pohon itu terdapat banyak
tumbuhan epifit (menempel pada dahan dan ranting)
c.
Banyak pohon merambat ke pohon lain
d.
Dibawah pohon besar masih terdapat
pohon yang agak rendah dan dibawahnya lagi masih ada semak belukar.
Pembagian
daerah menurut iklim :
a.
Daerah subtropik (230- 400
LU/LS). Ditandai dengan hutan yang sangat lebat, tanpa belukar, rotan dan
epifit.
b.
Padang rumput (400-600
LU/LS)
c.
Daerah beriklim dingin (600-800
LU/LS). Adanya padang Taiga (hutan cemara, pinis dan pakis) dan Thundra (padang
perdu dan pakis yang pendek).
d.
Daerah kutub (800-900
LU/LS). Contohnya : lumut
-
Geografi
Hewan
Dunia dapat
dibagi menjadi 6 daerah (founall regions) berdasarkan faktor yang mempengaruhi
variabilitas dan penyebaran terhadap makhluk hidup :
Zona
Australis
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia baru, Papua, Maluku, dan
pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, platipus, terdapat
juga beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, kasuari, kakatua, dan
kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.[1]
Wilayah persebarannya meliputi benua
Afrika dari
sebelah selatan Gurun Sahara, Madagaskar, dan Asia Barat. Hewan yang
khas daerah ini adalah gajah afrika, badak afrika, gorila, babon, simpanse, jerapah, mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, dan
mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia
endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya
terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga
terdapat kuda nil namun lebih
kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah
Oriental seperti
golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
Zona Neartik
Wilayah
persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas
daerah ini adalah kalkun liar, tikus berkantung, bison, muskox, caribou,
domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di
wilayah Paleartik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.
Zona
Neotropik
Wilayah persebarannya meliputi
kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di
wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian selatan beriklim sedang.
Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, ilama
(sejenis unta) di padang
pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung
merah. Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena
jenisnya yang sangat beragam dan spesifik seperti beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa
jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung dan ada
sejenis kelelawar penghisap darah.
Zona
Oriental
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Fauna
Indonesia yang masuk di wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang
khas ini adalah harimau, orang utan, gibon, rusa, banteng, dan badak bercula
satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilope,
berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan
wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan
harimau.
Zona
Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas
meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah
sekitar kutub utara sampai pegunungan Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik dan benua
Afrika paling utara. Beberapa jenis fauna paleartik yang tetap bertahan di
lingkungan aslinya yaitu, panda di cina, unta di afrika utara, binatang kutub
seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah
ini antara lain, kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing dan kijang
telah menyebar ke wilayah lain.
Geografi Kehidupan Di Bumi
Mempelajari hubungan permukaan bumi
dengan berbagai makhluk hidup yang tinggal di permukaannya. Bidang ilmu yang
mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan
bumi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penyebarannya :
a.
Faktor lingkungan. Terdiri dari
biotik dan abiotik
b.
Faktor sejarah (geologi)
c.
Hambatan penyebaran
Contoh
distribusi geografi tumbuhan:
·
Tropik (23 0 LU dan 23 0
LS sepanjang katulistiwa)
Pohon besar,
ditempeli tumbuhan lain (Epifit), banyak pohon merambat (Rotan) dan dibawah
pohon besar masih tumbuh pohon kecil dan di bawahnya lagi ada semak.
- Sub tropik (23 0 LU dan 40 0
LS)
Hutan lebat
tanpa belukar, rotan dan epifit, dan makin ke arah kutub tumbuh padang rumput
(40-60 0 LU / LS).
- Daerah dingin (60-80 0 LU / LS)
Tundra (padang perdu dan paku yang
pendek/rendah) dan Taiga (hutan cemara/pinus/pakis)
Distribusi
tumbuhan berdasarkan altitude
- 0-4000 feet :
Tumbuhan tropis
- 4000-8000 feet :
Tumbuhan sub tropis
- 8000-12000 feet :
Tumbuhan iklim sedang
- 12000-16000 feet :
Tumbuhan iklim dingin (kutub)
III.
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Alam semesta
terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup)
jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran
rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan
sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita
akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Oleh
karena itu dibentuklah klasifikasi makhluk hidup.
Klasifikasi adalah
pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu.
Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya),
yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih
besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
Berbagai
spesies organisme diklasifikasikan bersama berdasarkan dedukasi terhadap
dekatnya kekerabatan evolusioner. Klasifikasi modern ini mengelompokkan semua
organisme yang saling berkerabat. Hirarki kategori yang berkisar dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi adalah:
Kaidah mendasar dalam klasifikasi
adalah bahwa setiap spesies yang ditempatkan dalam satu kategori harus dianggap
sama-sama mempunyai moyang bersama lebih mutakhir dibandingkan kebersamaannya
dengan spesies lain mana pun yang ditempatkan dalam kategori lain dari
peringkat yang sama.
Klasifikasi yang berdasarkan
kekerabatan evolusioner disebut “alamiah”. Bila ada kekurangan bukti untuk
membuat perkiraan yang kuat mengenai kekerabatan evolusioner, maka spesies dapat
diklasifikasikan dengan kriteria lain. Hal ini berlaku bagi banyak bakteri.
Untuk penamaan spesies, biasanya di
beri nama ilmiah yang terdiri atas paling sedikit dua bagian nama untuk genus
tempat spesies dimasukkan dan epitet spesifik yang membedakannya dari semua
anggota lain genus tersebut. Huruf pertama dari nama genus berupa huruf kapital
tetapi tidak demikian untuk epitet spesifik. Kedua kata tersebut selalu dicetak
miring.
Prinsip dan
cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi adalah dengan
membentuk takson. Takson
adalah kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan
ciri. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang
diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Tujuan dari klasifikasi makhluk
hidup adalah:
·
mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki
·
mendeskripsikan ciri-ciri suatu
jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang
lain
·
mengetahui hubungan kekerabatan
antarmakhluk hidup
·
memberi nama makhluk hidup yang
belum diketahui namanya
Berdasarkan tujuan tersebut, sistem
klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.
·
Memudahkan kita dalam mempelajari
makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
·
Mengetahui hubungan kekerabatan
antara makhluk hidup satu dengan yang lain.
Macam Klasifikasi Makhluk Hidup
Ada bermacam
sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang mulai dari
yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1.
Sistem artifisial atau buatan
Sistem yang
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh
peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup.
Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).
2.
Sistem natural / alami
Sistem yang
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh
eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah.
Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18).
Linnaeus berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang
berbeda. Oleh karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri
yang sama, berarti makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini,
Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3.
Sistem modern (filogenetik)
Sistem
klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara
evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah
sebagai berikut:
·
Persamaan struktur tubuh dapat
diketahui secara eksternal dan internal
·
Menggunakan biokimia perbandingan.
Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan
rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis
darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba
(Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan
laba-laba.
·
Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan
klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
Langkah-Langkah Klasifikasi
Langkah-langkah klasifikasi tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi objek berdasar
ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama
jenis atau spesiesnya
2.
Setelah kelompok spesies terbentuk,
dapat dibentuk kelompok-kelompok lain dari urutan tingkatan klasifikasi sebagai
berikut:
·
Dua atau lebih spesies dengan
ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus.
·
Beberapa genus yang memiliki
ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
·
Beberapa famili dengan ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
·
Beberapa ordo dengan ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
·
Beberapa kelas dengan ciri tertentu
dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio
(untuk tumbuhan).
Klasifikasi
dapat dilakukan oleh siapapun, tergantung dasar klasifikasi yang digunakan.
Contoh dasar klasifikasi dalam biologi berdasarkan kemampuan membuat makanan,
makhluk hidup digolongkan menjadi :
·
Organisme Autotrof, organisme yang
mampu membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis, contoh : tumbuhan
·
Organisme Heterotrof, organisme yang
tidak mampu membuat makanan sendiri, contoh : hewan dan manusia
·
Berdasarkan habitatnya tumbuhan
dikelompokkan menjadi :
-
Tumbuhan
Hidrofit, tumbuhan yang hidup di air. Contoh : teratai
-
Tumbuhan
Higrofit, tumbuhan yang hidup di tanah lembab. Contoh : lumut
-
Tumbuhan
Xerofit, tumbuhan yang hidup di tanah kering. Contoh : kaktus
·
Berdasarkan makanannya, hewan
digolongkan menjadi :
-
Hewan
Herbivora, hewan yang memakan tumbuhan. Contoh : sapi
-
Hewan
Carnivora, hewan yang memakan daging. Contoh : harimau
-
Hewan
Omnivora, hewan yang memakan tumbuhan dan daging. Contoh :
tikus
Klasifikasi makhluk hidup dilakukan oleh :
1.
Aristoteles, mengklasifikasikan
makhluk hidup menjadi 2 yaitu tumbuhan dan hewan
2.
Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan
makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan).
Perbedaannya dengan Aristoteles,
kalau Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar
klasifikasi dan membuat sistem penamaan yang disebut Binomial Nomenklatur,
sehingga Carolus Linnaeus disebut
sebagai Bapak Taksonomi.
Tingkatan dalam klasifikasi disebut takson. Takson dari tingkat tertinggi ke terendah adalah :
Tingkatan dalam klasifikasi disebut takson. Takson dari tingkat tertinggi ke terendah adalah :
- Dari spesies menuju kingdom, takson semakin tinggi
- Semakin tinggi takson, jumlah organisme (makhluk hidup) semakin banyak
- Semakin tinggi takson, persamaan antar makhluk hidup semakin sedikit
- Semakin tinggi takson, perbedaan antar makhluk hidup semakin banyak
- Dari kingdom menuju spesies, takson semakin rendah
- Semakin rendah takson, jumlah organisme (makhluk hidup) semakin sedikit
- Semakin rendah takson, persamaan antar makhluk hidup semakin banyak
- Semakin rendah takson, persamaan antar makhluk hidup semakin sedikit
- Semakin tinggi takson, jumlah organisme (makhluk hidup) semakin banyak
- Semakin tinggi takson, persamaan antar makhluk hidup semakin sedikit
- Semakin tinggi takson, perbedaan antar makhluk hidup semakin banyak
- Dari kingdom menuju spesies, takson semakin rendah
- Semakin rendah takson, jumlah organisme (makhluk hidup) semakin sedikit
- Semakin rendah takson, persamaan antar makhluk hidup semakin banyak
- Semakin rendah takson, persamaan antar makhluk hidup semakin sedikit
3. Robert H. Whittaker, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 5 kingdom, yaitu
1. Kingdom Monera
2. Kingdom Protista
3. Kingdom Fungi
4. Kingdom Plantae
5. Kingdom Animalia
Tingkatan takson untuk Kingdom Monera adalah
KINGDOM
DIVISIO
CLASSIS
ORDO
FAMILIA
GENUS
SPESIES
Tingkatan takson untuk Kingdom Protista adalah
KINGDOM
PHYLLUM
CLASSIS
ORDO
FAMILIA
GENUS
SPESIES
Tingkatan takson untuk Kingdom Fungi adalah
KINGDOM
DIVISIO
CLASSIS
ORDO
FAMILIA
GENUS
SPESIES
Tingkatan takson untuk Kingdom Plantae adalah
KINGDOM
DIVISIO
CLASSIS
ORDO
FAMILIA
GENUS
SPESIES
Tingkatan takson untuk Kingdom Animalia adalah
KINGDOM
PHYLLUM
CLASSIS
ORDO
FAMILIA
GENUS
SPESIES
Ciri-ciri pada sistem 5 kingdom :
1. Kingdom Monera : Prokariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
2. Kingdom Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
3. Kingdom Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
4. Kingdom Plantae : Eukariot, Autotrof, Multiseluler
5. Kingdom Animalia : Eukariot, Heterotrof, Multiseluler
Tata Nama Ilmiah :
1. Menggunakan bahasa ilmiah (Latin)
2. Terdiri dari 2 kata, kata pertama menunjukkan genus, kata kedua menunjukkan spesies
3. Huruf depan kata pertama menggunakan huruf kapital, huruf depan kata kedua menggunakan huruf bukan kapital
4. Penulisan secara manual harus diberi garis bawah, penulisan dengan komputer harus diberi garis bawah atau cetak miring atau cetak tebal
Contoh organisme:
1.
Kingdom Monera (Prokariota):
Prokariota
( Dunia Monera) adalah
oranisme bersel satu (terkadang berkoloni) dimana sel-selnya tidak memiliki:
a. Nukleus
b. Mitokondria
c. Plastid
d. Aparat
golgi
e. Mikrotubulus
Gen
prokariota terdapat pada kromosom tunggal yang berlainan dengan kromosom
eukariota karena tidak mempunyai histon. Reproduksi seksual prokariota yaitu
dengan transfer gen yang searah dari sel ke sel. Tidak terjadi mitosis ataupun
meiosis pada prokariota. Bakteri dan kerabatnya adalah prokariota. Sel-sel
bakteri terkurung dalam dinding kaku yang terbuat dari peptidoglikan.
Kebanyakan
spesies bakteri heterotof hidup sebagai saprofit. Akan tetapi beberapa hidup
sebagai parasit dan menimbulkan berbagai penyakit infeksi pada manusia, hewan
dan tumbuhan. Archaebacteria
merupakan prokariota uniselular yang menyerupai bakteri lain dalam penampilanya
tetapi berbeda sifat yang mendasar yaitu terutama tidak mempunyai dinding yang
terbuat dari peptidoglikan serta struktur molekul yang menyusun ribosomnya
tidak sama.
Virus
adalah partikel yang terdiri atas inti yang mengandung asam nukleat yang
dikelilingi oleh kapsid yang terbuat dari protein dan kadang-kadang molekul-molekul
lain seperti lipid. Kapsid itu berfungsi untuk menyuntikkan inti kedalam sel
inang yang sesuai. Asam nukleat dalam
inti itu membawa sejumlah gen yang dapat menggulingkan mesin metabolik sel
inang untuk membuat partikel virus yang baru. Pada situasi tertentu, gen-gen
virus bakteri dapat bergabung ke dalam genom sel inang, suatu proses yang
disebut dengan lisogeni. Fenomena serupa dapat terjadi pada sel-sel hewan dan
kadang-kadang dapat menyebabkan sel inang menjadi bersifat kanker.
contoh organism:
- Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit radang paru-paru
- Salmonella typhosa, penyebab penyakit typus
- Eschericia coli, bakteri pembusuk dalam usus besar
- Oscilatoria sp
2. Kingdom Protista :
- Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit radang paru-paru
- Salmonella typhosa, penyebab penyakit typus
- Eschericia coli, bakteri pembusuk dalam usus besar
- Oscilatoria sp
2. Kingdom Protista :
Protista
dan Fungi merupakan eukariota. Sel-selnya mengandung nukleus terbungkus
membran, mitokondria dan pada protista fotosintetik terdapat kloroplas. Baik
mitokondria maupun kloroplas memiliki DNA-nya sendiri seperti juga mesin untuk
transkripsi dan translasi menjadi beberapa diantara protein yang digunakan
dalam organel-organel tersebut.
Protitsta
mencakup beberapa filum organisme. Dapat uniselular atau jika multiselular,
hanya dibangun dari beberapa macam sel. Kelompok ini terdiri atas empat filum
protozoa dan enam filum algae. Semua algae mempunyai kloroplas sedangkan tak
satupun diantara protozoa yang memilikinya.
Kebanyakan
fungi tumbuh sebagai filamen tubular yang disebut hifa. Fungi semata-mata
heterotrofik, memperoleh makanannya sebagai saprofit atau parasit.
Contoh Protista:
- Spirogyra sp
- Fucus sp
- Diatomae sp
- Gracilaria sp
- Amoeba sp
- Euglena viridis
- Plasmodium malariae
- Paramecium sp
Contoh Fungi :
- Rhizopus sp
- Penicilium sp
- Auricularia polytricha
- Volvariella volvacea
4. Kingdom Plantae :
Tumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Spirogyra sp
- Fucus sp
- Diatomae sp
- Gracilaria sp
- Amoeba sp
- Euglena viridis
- Plasmodium malariae
- Paramecium sp
Contoh Fungi :
- Rhizopus sp
- Penicilium sp
- Auricularia polytricha
- Volvariella volvacea
4. Kingdom Plantae :
Tumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengandung
klorofil
b. Tidak
berpindah tempat
c. Terususn
atas berbagai tipe sel yang terdiferensiasi
d. Mempunyai
organ kelamin dengan sel-sel tambahan
e. Melindungi
keturunan untuk sementara dalam tumbuhan induk.
Organisme
yang memenuhi kriteria diatas digolongkan dalam dua filum yaitu Bryophyta dan
Tracheophyta.
Byophyta
tidak memiliki xilum atau floem. Reproduksi seksual ialah dengan sperma renang
sehingga organisme ini terbatas pada habitat yang setidak-tidaknya basah
sewaktu-waktu.
Tracheophyta
memiliki sistem pembuluh yang terdiri atas xilum dan floem. Empat subfilum yang
diketahui sebagai tumbuhan berpembuluh adalah:
a. Psilopsida
b. Lycopsida
– Lumut Gada
c. Sphenopsida
– Ekor Kuda
d. Pteropsida
– Tumbuhan Paku, gimnosprermae dan angiospermae
Sebagian
besar gimnospermae yang sekarang ada ialah konifer, antara lain pinus, cemara,
tumbuhan paku dan lain-lain. Angiospermae adalah tumbuhan berbunga. Dari jumlah
spesiesnya, mereka jauh lebih besar daripada tumbuhan macam lainnya dengan
perbandingan 7:1.
Gimnospermae
dan angiospermae berbeda dengan tumbuhan paku karena adanya generasi gametofit
(jantan dan betina) berkembang dan melangsungkan fertilisasi di dalam jaringan
sporofit induknya.
Bunga
dan buah merupakan adaptasi angiospermae yang menunjang penyerbukan dan
penyebaran biji, masing-masing dengan berbagai cara. Angiospermae dibagi
menjadi dikotil (yang memiliki dua kotiledon dalam bijinya) dan monokotil
(hanya memiliki satu kotiledon)
Contoh:
- Marchantia
polymorpha
- Adiantum cuneatum
- Gnetum gnemon
- Oryza sativa
- Arachis hypogeal
- Adiantum cuneatum
- Gnetum gnemon
- Oryza sativa
- Arachis hypogeal
5. Kingdom Animalia :
Ciri
hewan adalah:
a.
Tidak berklorofil
b.
Mampu berpundah tempat atau setidaknya
mampu melakukan gerak tubuh
c.
Multiselular
-
Invertebrata
Hewan
diklasifikasikan menjadi 25 sampai 30 filum. Tiga diantaranya mendominasi dunia
hewan yaitu moluska, artopoda dan kordata.
Kekerabatan
evolusioner diantara berbagai filum hewan itu tidak jelas. Spons (parazoa)
ternyata tidak berkerabat dekat dengan filum manapun. Sisanya dijadikan dua
kategori utama yaitu deuterostomia (ekinodermata dan kordata) dan prostomia
(sisa seluruhnya). Filum Chordata terdiri atas dua subfilum pada invertebrata
dan satu subfilum vertebrata
-
Vertebrata
Pandangan
teleologikal mengartikan proses evolusi sebagai suatu proses yang bekerja ke
arah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Proses evolusi yang dialami oleh
vertebrata sangatlah panjang sehingga terdapat bermacam jenis hewan vertebrata.
Beberapa kelas dalam vertebrata antara lain:
a. Kelas
agnatha (Ikan tak berahang)
b. Plakodermi
c. Kelas
chondrichthyes (ikan bertulang rawan)
d. Kelas
Osteichthyes (ikan bertulang sejati)
e. Amfibia
f. Reptilia
g. Burung
h. Mamalia
Contoh Animalia:
- Planaria sp
- Ascaris lumbricoides
- Holothuria scabra
- Bufo americanus
- Chelonia mydas
- Macrofus rufus
- Felis tigris
- Planaria sp
- Ascaris lumbricoides
- Holothuria scabra
- Bufo americanus
- Chelonia mydas
- Macrofus rufus
- Felis tigris
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk
hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda.
Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran,
warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
genetik dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan
faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat makhluk hidup.
Kegiatan manusia dapat
menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun
keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat
meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota,
dan pemuliaan.
B.
SARAN
Kami sebagai penulis sangat menyadari
bahwa materi yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami
meminta kepada saudara saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan
hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih baik.
agar manfaat ini dari makalah ini dapat diambil penulis dan orang yang
mambacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, W Jhon. Biologi.
Jakarta: Erlangga. 1991.
Ridley,
Mark. Masalah-Masalah Evolusi.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). 1991.
http://ekosmax.wordpress.com/2011/07/27/geografi-kehidupan-di-bumi-dan-manusia-sebagai-salah-satu-makhluk-penghuninya/ diakses Kamis 21 Maret 2013
http://hm-melly.blogspot.com/2012/05/ilmu-alamiah-dasar-evolusi-dan-geografi.html diakses 21 Maret 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Fauna diakses Jumat 22 Maret 2013
Comments
Post a Comment