Posts

Showing posts from June, 2009

[7]

Segala orang terpanggil sayang Eja makna tertulis Tekankan lisan Isak tangis tiada luluhkan Arungi perang bait Impas syair berlalu Runtuhkan gundah Ikuti lembayung sendu Yakin terangkai doa A N T O

[9]

Mentari memudar Amarahkan ego Raih bara Ataskan emosi Terik menghujam Ujung mata membuta Lahirkan buta hati Hentikan detik berjalan Ajakan makna dusta Ntah luluh Indahkan buai nafsu Fikiran bisu Absen dari liku langkah Hempaskan nafas candu

puisi [11]

Senja kian memerah Menanti terbit sang dewi malam Bersama bayangan cinta Kan hadir .. Awan mulai mendung Kehadiran kekasih pun redam Terduduk ku membisu Tanpa makna Kelap bintang indah Meninggi .. Berdiri ku mengharap Tak terkabul Raut wajah membeku Terbaring kaku Masih menanti Sosok kekasih hati

puisi [10]

Kau tahu senyum ku hanya untukmu Dan ku tahu di hatimu selalu tersimpan seribu senyum Tapi bukan aku Kau tahu harapku hanya padamu Dan ku tahu di hatimu selalu terselip sejuta harap Tapi bukan padaku Kau tahu cintaku hanya untuk dirimu Dan ku tahu di hatimu selalu berkobar bara cinta Tapi bukan untuk diriku Dan di saat kau sadar bahwa diriku hanya untukmu Kau justru berkata bahwa dirimu bukan untukku

[5]

Deraku tanpa restu cintamu Ilusi terbawa sepoi malam Menggema menyatukan nada Arungi fatamorgana bersama Sayat di hati kian meraja Angin malam membeku Namun aku masih di sini Untuk menanti .. Gerakan hati mu padaku Rembulan berhenti tepat di sudut malam Awan pun hanya terdiam membisu Hilir mudik mencari cinta sepi Relakan mimpi tak direstui Oh Tuhan .. Bintang tersenyum manis Berikan selaksa lentera cintamu Yang menyatu dalam hari sendiriku

[4]

Sebutir cinta Asahkan luka Raih segala dusta Agar tak kian sisakan korban Harap tuk hinakan Sanggup sembuhkan,nammund Yang diharapkan Awankan kegelapan Fatamorgana tenangkan Ilusi masa bentangkan Raih bintang Agar tak lagi torehkan janji Hempaskand kemunafikan cinta

[3]

Firasatku padamu Ukur segala cinta yang ada Asmara pun tak sanggup luluhkan Dalam egoku bersamamu

[2]

Wajah lugu penuh harap Ikuti sepoi angin pagi Langkah mentari pun terhenti Dalam gersangnya hari Aku coba amati Tiap jengkal hidup yang rumit ini Untuk puji sang maha dewi pagi Lahirkan pesona hati Jauhkan liku langkahku Amankan kasih sayang berlalu Untuk kelam tak lagi hadir Hiasi batin terukir Aku trauma .. Radang merenggut jurang cinta Oleh kekasih .. Hembuskan kata sumpahmu bersamaku

[1]

Adakah jiwamu saat ku ingiN Nada cinta yang selalu hantuI Sembunyikan tetes embun bahagiA Menemani lorongku yang sunyI Ntah pada siapa ku mengadu katA Ragamu pun selalu absen tanpa suA Menahan rinduku yang kian merajA Dalam bincang iringan gundaH Aku terhanyut perlahan Namun sosokmu kembali hadir Indahkan bayang-bayang kala jarum jam coba pisahkan kau dan aku

puisi .

Tertatih dalam raih Terlebur dalam harap Terhampar dalam mimpi Asa Segila angan meminta Bintang terkeok lemah Coba kabulkan Coba restukan Terik angin luluhkan Hendak terlelap Agar esok sanggup jua raih harap Musnahkan kata sia Selagi bintang berlari Ku pinta asa lagi Buatnya lelah Takkan terlelap

puisi [12]

Tersentuh malam dalam semburat mentari Tak sanggup lagi harap mimpi penuhi

puisi,.

Rakyat miskin Kerdil Kecil Kian terbayang Tak tertatap Tak terpandang Tak terlihat Hanya terbiasa

puisi ,

Bait puisi karya cipta rakyat kerdil Hanya berteman sebongkah kayu Tercipta dalam lukis masa depan Raih perubahan untuk negeri Tak terangkai syair kehidupan Tak terharap sambut mentari Tak terpinta sentuh cahaya bulan Istana kerdil; di balik tirai tumpukan sampah Hendak longsor Hendak musnah Tak terjamah .. Sedang dunia atas awan Termegah dalam dolar Tak terjatuh sentuh tanah Karena tak tertarik Biarkan .. Sisihkan .. Biarkan hilang Sisihkan harap masa depan cemerlang