Posts

Showing posts from September, 2009

KAULAH HATIKU

Cinta tak harus dirasakan Tapi cinta adalah kebersamaan Kita memang tak bersama Tapi tiap tetes darah ini Mengalir deras menyatukan kita Bersama selamanya Lihatkah kau mega di langit ? Berlafadzkan Allah Subhanallahu Allahuakbar Bersamanya ku ada Tapi, tahukah kau perak di hati ? Mengkilap indah tanpa henti Karena itulah dirimu Yang kan tetap begitu Bunda… Ingatkah kau hari ini ? Kau tampakkan wajahmu 43 tahun silang Dan manakala Allah… Manampakkan tanda kekuasaanNya

Perpisahan

Teman… Bagaikan guguran daun kemarau Suatu saat kan silih berganti Dengan titik air hujan Teman… Diriku pun begitu Saat ku bersamamu Kurasakan kebahagiaan tiada tara Tapi apakah kau tau teman ? Kita takkan lagi bersama Ku tinggalkanmu… Karena kau yang inginkan itu Mungkin perpisahanlah yang menghancurkan kita Tapi aku tau itu… Karena itulah memori kita Yang kan berakhir tuk selamanya

Harapan Sejati

Kau tau yang tak ku tau… Dan ku tau yang tak kau tau Tapi kenapa tak kau pahami Yang masih tersimpan dalam hati Maafkan teman… Jika kau kecewa Karena ku tak dapat… Tuk selalu mengerti perasaanmu Jiwaku bak melayang tinggi Saat kulihat yang terjadi Kau pergi… Tinggalkan semua memori hari Maafkan jika kuhindari Tapi tak maksud hati tuk membenci Ini semua kujalani… Dengan harapan sejati

Tetaplah Hidup

Terluka… Hatiku hancur… Saat ku dengar kau telah pergi Pergi jauh dan takkan kembali Semua terasa begitu gelap Tanpa cahaya menyelinap Menyesakkan dada… Perih… bahkan sangat perih Ku berdiri memandang langit luas Terlintas wajahnya ceria Tanpa sedikitpun rahasia tersimpan Rahasia terselip luka Tak terasa air mata telah menggenang Membasahi tanaman sekitar Pandangku tetap pada langit Tanpa hiraukan bumi Ku dengar bisikan awan “Dia takkan kembali” Aku tau … Tapi ku tak dapat lupakannya Kulihat wajah terakhirnya sekejap Bibir pucat pasinya… Tapi, bukanlah tawanya yang terdengar Melainkan bacaan suci Al Qur’an Angin dingin semakin kencang Membawa bintang pergi bersamanya Seperti ku yang ingin ikut bersamanya Ikut ke dunia barunya Tersirat kata bulan padaku Di sana, ada seseorang menatapmu Dengan senyum tulus terima kasih dan maafnya Dan dia berkata, “Tetaplah Hidup” Air mataku tak sanggup lagi menetes Itu karena wajah dan ucapannya Kusadari menggema di jiwa

Surga Dan Neraka

Wahai makhluk Allah… Sadarilah… Dunia tak serendah bayanganmu Dan bumi tak seindah khayalanmu Sang pecandu alam… Megahnya alam… Tak semegah surga Dan buruknya hidup… Yang terburuk hanyalah neraka Duhai manusia… Hidup itu hanya sekejap Jangan sia-siakan jiwa dengan dosa Dan jagalah jiwa dengan pahala Insan… Siapa sangka… Jika kaulah ahli surga Tapi siapa duga… Jikalau kau penghuni neraka Hai boneka nyawa Jika datang cobaan… Hadapilah… Jangan pernah kau hindari Dan berdo’alah… Yaa orang bumi… Kuyakin… Do’amu kan selalu ada Selama kau masih mengingatNya

puisi 3

Aku merpati putih Yang menemani angin pagi Awan pun mengikuti d kanan kiri Aku bersandar dalam awan Pandangi alam dan lautan Diriku mulai basah dalam hujan Tapi ku tetap terbaring lelah Kumenanti datangnya pelangi Sambil mencari gairah diri yang mulai pergi Tinggalkan harapan dan mimpi Malam mulai menjemput Tapi hujan tak kian surut Mata ini pun mulai sulit Sulit tuk menahan kelopak menutup Pulas ku dalam bunga tidur Hingga mata mulai melebar Hujan belum juga berhenti menetes Dalam dinginnya pagi ini Dan tuk segera datangkan pelangi

Rasakanlah Malam

Sebelum waktu berlari Inginku Ku buka mata ini Ku cari rasa hilang jati diri Parnah ku menyendiri Di sini... Di bawah redupnya pagi Awan ini terasa gelap mendung Rasakanlah malam Hingga pagi belum menjelang Hingga bintang rasuki jiwa Hati ku dan juga resahku Berikanlah rasa Sebelum di kutukan luka Ku ingin buang rasa sepi Walaupun sulit Rasakanlah malam Namun angin sepoi berbisik Terlelaplah... Dalam awan

Mentari

Menyongsong hari kata henti Yang tak hindar dari hampar Berselimut awan tak hujan Datangpun dia kan menghilang Kuharap dia tak lelap Berganti fajar hingga senja Lelahkan badan teriknya siang Istirahat cukup hanya malam Terangpun tiada ingin padam Sinar penuh dua belas jam Tanpa lelah tanpa gelisah Dan berakhir dalam kegelapan

Bintang Malam 02

Bila bintang tak lagi penuhi datangnya malam Mungkin bulan kan kesepian meraihnya Bila kau tak mampu penuhi datangnya cinta Mungkin aku kan kesepian menggapainya Rayuan bintang pecahkan sunyinya malam Membawa bulan kembali bersenandung Rayuanmu tuk pecahkan sunyinya cinta Membawa aku kembali mendayung Hentakan langkah sang bintang Membuat malam makin mencekam oleh hujan Tapi hentakan langkah sang kekasih Tuhan Tlah membuatku merasa Bahwa aku tak sendirian

Bintang Malam 01

Dinginnya malam semakin mencekam Seakan mengajakku Tuk tetap memandangnya Hingga subuh menjelang Ku tatap gemerlapnya bintang Di awal malam hingga kelam Aku telah terhipnotis… Dalam keindahan dunia malam Ku tahan kaki tuk melangkah Dan masih terus berharap Menanti bintang kecil menyapa Dengan cahayanya yang kerlap Ku buang segala nafsu Di akhir malam hingga subuh datang Demi bintang yang kan pergi Tuk tinggalkan malam hari

Setitik Air Di Tengah Gurun

Sepi sendiri Panas menyeka Tanpa rasa Tanpa saudara Menanti sebuah jawaban Cerita desiran pasir-pasir Terluka… Angin sepoi menghempas raga Hari-hari panas tanpa hujan Menyeka udara… Tanpa rasa dingin tersisa Di sini… bersama panas abadi

puisi 2

Hingga malam berganti pagi Ku berfikir kosong Isak tangis pun tiada henti Ku menanti mereka kembali Tuk mengajakku berlari Dan sesekali tertawa geli Teringat ku pada mereka Yang basah penuh darah Hingga kafan putih masuk dalam tanah Lagu sendu terukir kematian Aku menjadi bimbang Entah pikiran apa yang hinggap dalam benak

Kenapa Aku ?

Kusadari hati ini menggema Jantungku mulai berat tuk berdegup Tubuhku kaku dan beku Hingga bibir sulit tuk berucap Aku lemas Mungkin karena aku lelah hidup di dunia Aku gelisah Mungkin karena aku tak tau kenapa aku Tak ada yang datang Hanya tuk sesekali membangkitkan ku Mereka seakan tak peduli Pada ku yang terbaring Mulai kuteteskan air mata Dan sulit tuk berhenti Tak sampai tangan ku tuk menghapus Aku merasa pusing, mual, panas, dingin Semua terasa tak tentu Dan tak mudah ku mengerti Kenapa aku ?

YAKINKAN KU

Jika kugumamkan Panas,,, Hanya angin malam yang kau ucapkan Dan ketika kukatakan Dingin,,, Hanya matahari yang kau janjikan Tapi,,, Saat kutanyakan Apakah kau yakin Aku kan masih bernyawa Hingga waktu yang kau yakinkan? Kau hanya terdiam bisu Tapi,,, Apa yang akan kau utarakan? Itulah rahasia Tuhan,,,

JIKA KU PERGI NANTI

Ayah,,, Jika ku pergi nanti Akankah kau fikirkanku? Ibu,,, Jika ku pergi nanti Akankah kau izinkanku? Kakak,,, Jika ku pergi nanti Akankah kaumengejarku? Adik,,, Jika ku pergi nanti Akankah kau tangisiku? Kakek,,, Nenek,,, Jika ku pergi nanti Ku akan menemuimu Untuk bersamamu Selalu,,,

MAMA

Mama,,, Peganglah hati ini Yang berdegup makin keras Menunggu kematian Mama,,, Tahanlah kaki ini Yang kian melangkah jauh Ke pintu surga Mama,,, Genggamlah tangan ini Yang terus mencoba Meraih bintang di Surga Mama,,, Dekaplah diri ini Yang mencoba berfikir, berangan dan bermimpi Kapan malaikat datang,,, Tuk menjemput jiwa dan raga ini

puisi

Bukakan mata ini Agar dapat ku kagumi Segala perubahan diri Yang telah terjadi Cerahkan hati ini Tukdapat temani Jati diri yang sepi Bersama silaunya mentari Ragaku lelah Hatiku resah Karma yang telah pecah Dengan jiwa yang rendah Desiran ombak senja Terdengar menggelantung di dada Tubuhku kian hancur meraja Membakar noda-noda dosa

SETETES AIR MATA

Setiap waktu Kau lalui dengan berbagai masalah Masalah yang datang setiap detiknya Yang sulit diselesaikan Walau harus keluarkan keringat Jangan kau teteskan air mata Air mata yang mengkilap bagai permata Dan jangan kau buang-buang permatamu itu Hanya karena masalah yang datang Layaknya penyita waktumu Berhari hari kau lewati dengan tangis Berjuta juta kali kau buang air matamu Berpuluh puluh juta masalah menghadang dirimu Janganlah kau buang air mata itu Air mata yang mengandung banyak makna Yang dapat membantu menghilangkan semua masalah Dan kumohon padamu Jangan kau keluarkan setetes air mata lagi Walau hanya sekali saja… Karena aku ada di sini Hanya untukmu,,

TERIMA AKU APA ADANYA

Dalam tidur ku bermimpi Hangatnya sahabat sejati Tapi itu hanya fiktif belaka Yang tak dapat ku rasa Setelah hidup ku terbayang Nikmatnya kasih sayang Jika dapat ku rasakan Tapi ku tak tahu kapan? Sahabat sejati Tak harus memiliki Tapi arti sahabat Menerima tanpa syarat Tapi ku tak kan pernah merasakan Karena sahabat tak dapat dipaksakan Ku tak tahu bagaimana cara... Untuk mendapatkan itu semua Haruskah aku hidup seperti ini Hidup tanpa sahabat sejati Ataukah...mencari seseorang yang bisa Menerima aku apa adanya

CINTA

Baru kali ini ku merasakannya Hangatnya diriku jika bersamanya Ini bukan sekedar kasih sayang biasa Karena ini dapat mengalahkan segalanya Rasa ini sangat berbeda Aku tak dapat menghindarinya Rasa yang sangat berbeda Inikah cinta...? Aku terdiam membisu Di kegelapan malam yang sunyi Aku merenungi perasaan ini Yakinkah ini cinta sejati...? Kenapa aku baru menyadarinya Padahal ku tahu... Mereka telah lama menyayangiku Tapi aku tak pernah merasa Ternyata... Cinta akan datang sendiri Cinta datang karena adanya perasaan Dan cinta tak dapat dibeli dengan uang

TITIP RINDU UNTUK BUNDA

Bunda... Cintamu tersebar untuk nanda Terbagi rata dari hati Dalam... sedalam kedalaman samudera Suci... sesuci kalimat Illahi Bunda... Walau jarak kita jauh Hatimu telah menyatu dengan hatiku Darahmu mengalir dalam tubuhku Dan jiwa ragamu telah tersalur untukku Bunda... Rindu ini telah bertambah Di hati nanda yang paling dalam Nanda rindu kasih sayangmu Nanda rindu dekapan dalam pelukanmu Bunda... Hanya kata-kata yang dapat nanda berikan Nanda kan berjuang yang terbaik untuk bunda Sampai akhir hayat nanda...

PERSAHABATAN SAMPAI MATI

Masa demi masa Ingin ku lalui bersama Semua tak pernah berlalu tanpa arti Suka dan duka kita jalani Ini demi persahabatan abadi Masih adakah kasih sayang? Ucapan sahabat sampai mati? Lisan tak berhenti? Yang dapat menghancurkan Api kebencian yang menjulang Tetes darah terakhirku Inginkah kau simpan selalu? Karena walau ku jauh darimu Aku akan tetap jadi sahabatmu

IMAN PADA-NYA

Esa... itulah Allah Layaknya pencipta dunia Orang-orang musyrik Kafirlah agamanya Fikiran pun melayang jauh Adakah tempat kembali? Ialah tempat kembali...Allah Qur’an dan hadist telah diturunkan Oleh Allah swt Tapi... kapan kita akan bertaubat pada Nya? Umur semakin berkurang Lalu... kapan kita akan dekat? Maka... mata yang akan bicara Euforia kehidupan terbongkar sudah Usaha apapun telah menjadi takdir Tinta emas telah terukir Iman pada Allah Adalah akhlak paling dicintai Nya

DETIK-DETIK KEPERGIANKU

Pagi telah menjemput Kulihat lukisan jendela nan indah Dan pegunungan yang diselimuti kabut Di pinggir pedesaan Aku melihat kuda dengan sayap di punggungnya Dan tanpa kusadari Kain putih bersih telah menutupi tubuhku Aku tertidur di atas papan... Kain hijau yang tertulis kalimat syahadat Menutupi papan itu Aku diangkat dan dibawa Ke tempat yang sepi Dengan iringan musik Laa ilaaha illallah Aku telah memasuki dunia baru Dan aku kan abadi di sana...

SECERCAH CAHAYA SUCI

Pagi telah datang Matahari mulai terbit Ayam berkokok Membangunkan para insan Tapi aku tak dapat bangun Tubuhku kaku dan beku Terasa ada yang mengganjal di dada Sakit… dan sangat sakit Kulihat secercah cahaya suci di hadapanku Dan aku seperti terangkat ke sana Ada bayangan berjubah putih Mengangkatku tinggi... dan sangat tinggi Cahaya itu semakin dekat Dan sangat dekat.. Kulihat cahaya itu lebih dekat Dan yang terlihat hanya satu Kehidupan abadi Yang akan kujalani Di sana...

SEMUA TELAH BERAKHIR

Malaikat, Iblis, dan Timbangan… Telah setia menunggu Begitu pun bola besar berapi… Yang akan bekerja Menghancurkan dunia Segala ciptaan Allah… Ciptaan manusia… Dan segalanya… Pasti akan musnah… Segalanya sungguh tak berarti Hidup di dunia sangatlah tak berguna lagi Semuanya hanya tinggal menunggu… Dimana dia akan tinggal Untuk selamanya… Dan menyiapkan diri Untuk meninggalkan harta bendanya…

SURGA

Dalam tidur panjangku Ku impikan sebuah tempat… Surga… Karena tak ada yang bisa menandinginya Allah menciptakan Surga Untuk hamba Nya yang takwa Umat Nya yang lupa Ia akan menghadapi api neraka Api neraka yang takkan padam Jika ingin bahagia Carilah kehidupan yang sebenarnya Pilihlah hidup akhirat Karena di sana… Ada Surga… Dimana dia akan tinggal Untuk selamanya… Dan menyiapkan diri Untuk meninggalkan harta bendanya…

CINTA~MU

Awal ku menyadari Mu Tak kurasakan sedikit pun rasa Karena dulu aku orang asing Yang baru kenal dunia Tapi sekarang… Baru kurasakan cinta tulus Mu Begitu dalam sedalam laut Tak terbatas hingga ujung dunia Cinta itu datang… Tanpa permintaan dan paksaan Semua tak dapat diduga Dan tak dapat dikira Dan cinta itu akan pergi… Kapan pun dia mau

LUKISAN JENDELA

Malam berganti pagi Ayam-ayam berkokok Dan matahari bangun dari tidurnya Jendela terbuka lebar… Hingga terlihat lukisan Nya Gunung berkabut di pedesaan… Bagai teh panas dalam cangkir Para insan mengakhiri mimpinya… Untuk melihat lukisan yang amat indah Tanpa sedikitpun terkotori Dari jendela… Kulihat sinar matahari menyinari kamarku Angin sepoi menerbangkan penutup jendela Dan lukisan jendela yang menghiasi dunia