Posts

Showing posts from October, 2011

Kuliah Asik Bareng Anak Jalanan

Image
                Kemaren siang, sekitar pukul 12 di kelas A-211 gedung FISIP Undip, telah berlangsung mata kuliah Pengantar Ilmu Sosial atau yang biasa kita sebut Sosiologi bagi kelas 1 Ilmu Komunikasi 2011 (17/10). Tapi hari itu kuliah tak berjalan seperti biasanya, sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh sang dosen kita, ada beberapa wajah yang mungkin ‘sangat’ asing bagi para mahasiswa. Wajah-wajah yang lebih sering disebut sebagai kelompok deviant atau pengganggu, namun dengan wajah lugu itu, kita bisa belajar lebih banyak tentang arti ‘bertahan hidup’. Merekalah korban korupsi dan kekerasan dunia, yang mencoba ‘sedikit’ lebih bebas dan mencari tahu sendiri cara untuk mempertahankan hidupnya.                 Siapakah mereka ? yaa, anak-anak punk dan jalanan. Namun mereka tidak mau disebut anak punk, katanya, ‘di semarang udah gak ada anak punk mbak..’ meski dari sisi fisik pun mereka bisa di bilang ‘punk banget’. Tapi mereka lebih suka disebut ‘Pengamen Jalanan’. Kemaren,

.: Belajar Body Language dari Mas Malta Nur Doa (OPINI) :)

Image
                Kemaren jam 9 pagi (15/10) di GSG Undip, ada magang OPINI part II. Kali ini pemateri kita dari mas Malta Nur Doa, sebenernya sih tema aslinya tentang Marketing, namun, mas Malta lebih tertarik untuk mengenalkan kita pada tema ‘Body Language’ terlebih dahulu, n menurutku pribadi sih tema itu emang menarik banget, terbukti dari para peserta magang yang sampe lupa jam.                 Aku rangkumin dikit yaa ? kebetulan tadi aku nyatet yaa .. lumayanlah, padahal biasanya aku gag tertarik buat nyatet* di kegiatan* begituan. Tapi yaa .. berhubung temanya seru nih.. Seorang pembicara itu hendaknya berada di sebelah kiri si pendengar, dimana telinga kanan sang pendengar cenderung lebih dekat dengan bibir sang pembicara Ketika berkomunikasi dengan seorang yang lebih tua atau tinggi pangkatnya, tangan JANGAN seperti melindungi diri seperti gambar(i) tapi taruh tangan di belakang n badan tegak. Seraya berpikir bahwa ‘kita sejajar kok !’ Dan untuk mengatasinya (orang y

referensi hadits

http://www.pesantrenvirtual.com http://fadhlihsan.wordpress.com http://blog.re.or.id http://rumaysho.com

pendapat terkuat mengenai tidur yang membatalkan wudhu

Tidur yang membatalkan wudhu adalah  tidur lelap yang tidak lagi dalam keadaan sadar . Maksudnya, ia tidak lagi mendengar suara, atau tidak merasakan lagi sesuatu jatuh dari tangannya, atau tidak merasakan air liur yang menetes. Tidur seperti inilah yang membatalkan wudhu,  baik tidurnya dalam keadaan berdiri, berbaring, ruku' atau sujud . Karena tidur semacam inilah yang  mazhonnatu lil hadats , yaitu kemungkinan muncul hadats. Pendapat ini sejalan dengan pemahamann pada pendapat pertama. Sedangkan tidur yang hanya sesaat yang dalam keadaan kantuk, masih sadar dan masih merasakan merasakan apa-apa, maka tidur semacam ini tidak membatalkan wudhu. Inilah pendapat yang bisa menggabungkan dalil-dalil yang ada.

bacaan makmum

hadist : 1. Hadits Rasulullah SAW :  Tidak ada shalat kecuali dengan membaca Al-Fatihah 2. Hadits Malik dari Abi Hurairah ra. : bahwa Rasulullah SAW selesai dari shalat yang beliau mengeraskan bacaannya. Lalu beliau bertanya, Adakah di antara kami yang ikut membaca juga tadi? Seorang menjawab, Ya, saya ya Rasulullah SAW. Beliau menjawab, Aku berkata mengapa aku harus melawan Al-Quran? Maka orang-orang berhenti dari membaca bacaan shalat bila Rasulullah SAW mengeraskan bacaan shalatnya 3. Hadits ‘Ubadah bin Shamit ra . : bahwa Rasulullah SAW shalat mengimami kami siang hari, maka bacaannya terasa berat baginya. Ketika selesai beliau berkata, Aku melihat kalian membaca di belakang imam. Kami menjawab, Ya. Beliau berkata, Jangan baca apa-apa kecuali Al-Fatihah saja. . 4. Hadits Jabir bin Abdullah ra . : Rasulullah SAW bersabda, Siapa shalat di belakang imam, maka bacaannya adalah bacaan imam. Juga hadits yang senada berikut ini : Apabila imam membaca maka diamlah. rincian

larangan menahan buang air saat sholat

“Tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir untuk shalat dalam keadaan menahan buang air, sehingga keinginan buang airnya mereda.”

imam yang makruh

1. Imam yang Tidak Disukai Kebanyakan Jamaah Shalat “Ada tiga jenis orang yang shalatnya hanya sampai ke batas telinganya saja: Hamba sahaya (yang minggat) hingga ia pulang. Wanita yang tidur sementara suaminya dalam keadaan marah kepadanya. Imam shalat yang dibenci oleh jamaahnya.” Dari Amru bin Al-Harits bin Al-Mushthaliq diriwayatkan bahwa : “Orang yang berat siksanya di hari Kiamat nanti ada dua: wanita yang membangkang terhadap suaminya dan imam yang dibenci oleh jamaahnya.” At-Tirmidzi rahimahullahu menandaskan: “Sebagian ulama menganggap makruh seseorang menjadi imam bila jamaahnya tidak menyukainya. Kalau imamnya sendiri tidak berbuat zhalim, dosanya ditanggung oleh orang yang membencinya.” Ahmad dan Ishaq menegaskan: “Bila yang membencinya hanya satu, dua atau tiga orang saja, boleh saja ia tetap menjadi imam. Kecuali bila yang membencinya adalah mayoritas jamaah shalat.”  2. Imam yang Berkunjung Ia dilarang menjadi imam, kecuali dengan izin para makmumnya be

isyarat menepuk pundak

       Bagi yang bermakmum kepada orang yang sholat sendiri atau sholat sunnah, ada baiknya makmum menepuk pundak mushalli. Menepuk pundak mushally [orang yang salat] adalah sebuah isyarat adanya seseorang yang hendak bermakmum kepadanya. Demikian ini agar ia melakukan niat menjadi imam. Karena tanpa niat tersebut ia tidak mendapatkan pahala berjamaah. Sementara jamaah itu sendiri adalah sah, tanpa ada niat dari imam, selama makmum telah berniat jamaah. Jadi, niatnya imam hanya untuk dirinya sendiri, agar ia mendapatkan pahala berjamaah.       Untuk wanita yang ingin berjamaah dengan seseorang yang masbuk, ia boleh menepuk pundak jika dirasa tidak menimbulkan fitnah. Dan jika dirasa demikian, ia boleh memberi isyarat apapun yang dapat dipahami oleh masbuk tsb. atau jika sulit, tak perlu ia memberi isyarat. mengetahuinya imam akan adanya seseorang yang bermakmum kepadanya tidak merupakan syarat sah-nya berjamaah. Ketentuan    ini tidak untuk salat Jum'at. Karena di antara syara

keutamaan sholat di shaf pertama

Hadist riwayat Ashabus Sunan dari Barra' bin Azib, Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah kalian berbeda, maka berbedalah hati kalian, sesungguhnyaAllah dan MalakatNya mendoakan para mushalli di shaf pertama".

makmum harus mengikuti imam

Hadist diriwayatkan Bukhari dan Muslim dll. Rasulullah s.a.w. bersabda "Sesungguhnya dijadikan imam untuk diikuti, ketika ia takbir maka takbirlah, ketika ruku' maka ruku'lah ketika sujud sujudlah, ketika ia sholat berdiri maka berdirilah … Hadist tersebut menegaskan bahwa makmum harus mengikuti imam, perbedaan niat makmum menunjukkan sikap tidak mengikuti imam, maka tidak sah sholatnya.

lebih mengutamakan sholat secara berjamaah

Hadist riwayat Ahmad dll. Suatu hari Rasulullah s.a.w. sholat bersama sahabatnya, selesai salam datanglah seorang lelaki ketinggalan lalu ia hendak sholat sendiri, lalu Rasuullah bersabda "Siapa yang mau bersedekah dengan orang ini dengan berjamaah dengannya".

imam hendaknya menyederhanakan sholat

Hadist riwayat Muslim dari Jabir bin Abdullah bahwa Suatu hari Muadz sholat bersama Rasulullah s.a.w. lalu ia datang ke kaumnya lalu ia mengimami kaumnya sholat Isya' dengan membaca surat Baqarah, lalu seorang lelaki keluar dari jamaah dan menyelesaikan sendiri sholatnya. Orang-orang pun menegurnya "Apakah anda orang manafik?", iapun menjawab"Tidak, aku akan adukan masalah ini kepada Rasulullah". Sesampai kepada Rasulullah, orang itu berkata "Wahai Rasulullah, kami orang-orang bekerja siang, Muzdz telah mengimami kami sholat Isya' telah larut dan membaca surat Baqarah".    Ketika Rasulullah mendengar cerita itu, ditegurnya Muad'z "Apakah angkau orang yang suka membuat fitnah? Mengapa tidak kau baca surat Sabbihis dan Wallaili Idza Yaghsyaa".