Kuliah Asik Bareng Anak Jalanan
Kemaren siang, sekitar pukul 12
di kelas A-211 gedung FISIP Undip, telah berlangsung mata kuliah Pengantar Ilmu
Sosial atau yang biasa kita sebut Sosiologi bagi kelas 1 Ilmu Komunikasi 2011
(17/10). Tapi hari itu kuliah tak berjalan seperti biasanya, sesuai dengan
tugas yang telah diberikan oleh sang dosen kita, ada beberapa wajah yang
mungkin ‘sangat’ asing bagi para mahasiswa. Wajah-wajah yang lebih sering
disebut sebagai kelompok deviant atau pengganggu, namun dengan wajah lugu itu,
kita bisa belajar lebih banyak tentang arti ‘bertahan hidup’. Merekalah korban
korupsi dan kekerasan dunia, yang mencoba ‘sedikit’ lebih bebas dan mencari tahu
sendiri cara untuk mempertahankan hidupnya.
Siapakah mereka ? yaa, anak-anak
punk dan jalanan. Namun mereka tidak mau disebut anak punk, katanya, ‘di
semarang udah gak ada anak punk mbak..’ meski dari sisi fisik pun mereka bisa
di bilang ‘punk banget’. Tapi mereka lebih suka disebut ‘Pengamen Jalanan’.
Kemaren, gak ada yang terbayangkan dipikiranku sendiri, tapi faktanya, bahkan
dari mereka kita banyak belajar. Karena dari Talk Show kemaren, mereka bisa
buktiin, kalau ‘belum tentu orang yang hingga lulus perguruan tinggi itu lebih
pintar dari yang hanya lulusan SD atau bahkan TK’. Kemaren kita juga sempat
banyak ngomong dengan salah satu pengurus kelompok anak jalanan, yaitu ‘Satu
Atap’, yang biasa di panggil mas Yanuar. Satu Atap itu mengambil anak-anak
jalanan untuk di sekolahkan atau sekedar di bantu untuk mengembangkan
kreativitas mereka. Mas Yanuar sendiri kebetulan lulusan Psikologi Undip.
Siapa bilang anak jalanan dan
punk itu nakal, bringas atau sifat-sifat negatif lainnya ? Nyatanya seisi kelas
hampir terus tertawa melihat tingkah mereka. Contohnya saja seorang anak
bernama Danang, anak jalanan berumur 11 tahun. Saat sang presenter memberikan
microphone padanya agar ia menceritakan sejarah ia menjadi anak jalanan, ia
tidak mau menerima dan hanya berkata, ‘ora iso mbak..’ (tidak bisa mbak.red)
hahaha, ia meminta sang presenter untuk memegangkan mic itu (mungkin karna
malu) dan juga saat pertengahan talk show, aku baru sadar kalau sedari tadi
kaki Danang nangkring di atas kursinya. Duh polosnyaa.. :D
Sebelum anak-anak itu meramaikan
kelas dengan 3 lagu yang sudah punya nama band sendiri, yaitu RESEK ‘rombongane
simpanglima ekstrim’ itu. Ada kata-kata unik yang perlu menjadi pelajaran bagi
negara kita, dan kata-kata itu keluar secara spontan dari mas Popo, yang juga
anak jalanan berumur 19 tahun, ‘kalau ada orang jahat, kita semua ditangkap,
tapi kenapa kalau ada orang korupsi, temen-temennya gak ditangkap ?’ Bahkan
kata-kata itu juga yang sangat membuat dosen kita, mas Hedi Pudjo Santosa
terkesan dan tertarik. Mas Hedi juga mengungkapkan perasaannya di akhir acara, yang
intinya, beliau amat sangat tidak menyangka kalau kita, anak semester 1 S1 Ilmu
Komunikasi Undip bisa membuat acara atau Talk Show seberkesan itu. Hehe..
terimakasih para crew J