Screening ke 34 “Di Balik Frekuensi” di Undip


           SEMARANG– Diponegoro Media Watch (DMW), Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan Gambar Bergerak menjalin kerjasama dalam rangka Pemutaran dan Diskusi Film Dokumenter Di Balik Frekuensi, Senin (18/3). Screening yang mengusung tema ‘Menggugat Dominasi Pemilik Media’ ini, sanggup menarik minat sekitar 160 peserta yang dibuka untuk umum.
Acara yang menghadirkan Ucu Agustin selaku produser Film “Dibalik Frekuensi”, Luviana selaku mantan reporter Metro TV dan tokoh utama dalam Film tersebut, serta Wakil Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Triyono Lukmantoro yang menjadi pembicara sekaligus pembedah film tersebut dari sisi akademisi.
Pada film yang berdurasi 144 menit ini, bercerita mengenai sepak terjang Luviana yang berjuang untuk menuntut kesejahteraan bagi para jurnalis di Metro TV, serta gerakan perjuangan Luviana bersama AJI (Aliansi Jurnalis Independent) yang melakukan mediasi kepada Surya Paloh selaku pemiliki Metro TV. Namun sayangnya, Luviana tak mendapatkan hasil yang memuaskan dalam perjuangannya, ia justru mendapat surat pemecatanoleh Pihak Metro TV. Bahkan hingga roadshowfilm tersebut telah berakhir pada screening ke 62, masih belum ada keterangan dari pihak Metro TV terkait surat pemecatan Luviana yang dinilai tiba-tiba.
Selain itu, film ini juga mengangkat kisah Harry Suwandi,korban Lumpur Lapindo yang berjalan kaki dari Sidoarjo ke Jakarta selama 29 hari untuk mengadukan nasib para korban lumpur kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, langkah tersebut dalam sekejap berubah haluan, bahkan tiba-tiba menghilang hingga saat ini.
Ribuan media dengan aneka format, baik cetak, online, radio ataupun televisi, yang informasinya diserap oleh 250 juta penduduk Indonesia, hanya dikendalikan oleh 12 grup media. Tiap pemilik grup ini memiliki kepentingannya sendiri-sendiri dan kerap terang-terangan membanjiri publik dengan berita dan tayangan-tayangan dalam kanal-kanal media milik mereka, yang banyak memanisfestasikan kepentingan yang jelas bukan merupakan kepentingan publik.

“Acara ini bertujuan agar mahasiswa mengerti proses pembuatan film serta permasalahan media di Indonesia, terutama media elektronik. Acara ini juga memfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan wawasan mengenai proses pembuatan film serta isu sosial dan politik yang digambarkan dalam film,” kata Nisa Bela Dina, ketua panitia acara Screening ke-34 “Dibalik Frekuensi”.

(Mar’atul Hanifah)

Comments

Popular posts from this blog

Kutipan Langsung dan Tidak Langsung, dan Innote

KESANTUNAN DALAM BAHASA INDONESIA

Soal dan Jawaban MODEL KOMUNIKASI MASSA