Makalah Motivasi Cinta Islami
Motivasi
Diri + Motivasi Islami = Cinta !
Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :
Mar’atul
Hanifah
( 14030111130040 )
PROGRAM STUDI S-I ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
(FISIP)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2011
Daftar Isi
COVER
................................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR .........................................................................................
ii
DAFTAR
ISI .......................................................................................................
iii
Pengetian Motivasi,
Islam dan Cinta ............................................................. 1
Motivasi
Diri dan Cinta ..................................................................................
2
Agama di
Atas Cinta ......................................................................................
2
Cinta
dan Rasulullah SAW ............................................................................
2
Macam-Macam
Cinta .....................................................................................
3
Cinta Karena Iman
..........................................................................................
3
Daftar Pustaka
......................................................................................................
iv
Motivasi Diri +
Motivasi Islami = Cinta !
A. Pengetian Motivasi, Islam dan Cinta
1.
Motivasi =
semangat

Motivasi adalah
proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seseorang untuk mencapai
tujuannya. Sedangkan menurut Abraham Maslow, motivasi adalah alasan yang
mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan individu. Seseorang dikatakan
memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang
sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan
pekerjaannya yang sekarang.
Motivasi dapat didefinisikan sebagai proses yang terjadi di dalam diri, yang
menciptakan tujuan dan memberikan energi bagi perilaku seseorang.
Motif merupakan dorongan bertindak untuk memenuhi suatu kebutuhan, dirasakan
sebagai kemauan, keinginan, yang kemudian terwujud dalam bentuk perilaku nyata.
2. Islam
Islam adalah
berserah diri kepada Tuhan, maksudnya adalah agama yang mengimani satu Tuhan,
yaitu Allah. Pengikut ajaran islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti
‘seorang yang tunduk kepada Tuhan.’ Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan
firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini
dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang
diutus ke dunia oleh Allah.
3. Cinta
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih
sayang yang kuat dan
ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi, cinta merupakan sifat baik yang
mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya,
cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap
objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih
sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan
apapun yang diinginkan objek tersebut.
B.
Motivasi Diri dan Cinta
Ada
dua faktor motivasi diri, yaitu mengejar kenikmatan dan menjauhi kesengsaraan.
Namun jika lebih di rangkum lagi, motivasi diri adalah cinta. Semakin besar
cinta kita, akan semakin besar pula motivasi kita untuk bangkit.
Krisis
cinta dan kasih sayang. Krisis tersebut yang menjamah relasi antar umat Islam,
seolah menunjukkan Islam bukan agama yang mengajarkan pentingnya mencintai dan
mengasihi sesama. Manajemen Cinta Sang Nabi yang menunjukkan ada teladan cinta
yang dijalani Muhammad SAW dalam setiap lini kehidupan. Cinta tak hanya
menyebar dalam kehidupan keluarga beliau, baik dalam perannya sebagai suami,
ayah, maupun mertua bagi sahabatnya.
C.
Agama di Atas Cinta
Ibnu
Qayyim memotret realitas yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan cinta,
seperti tentang para pecinta yang dimabuk cinta oleh kekasih mereka. Tapi ia
tetap menempatkan agama sebagai batas dalam hubungan antara manusia lain jenis
itu. Cinta mesti dijauhkan dari syahwat yang terlarang, yang hanya akan merusak
keagungan dan kesucian cinta itu sendiri. Ibnu Qayyim memberikan konsep cinta
ilahiyah, cinta yang berjalan di atas hukum-hukum Tuhan, bukan cinta rendahan
kaum hedonis yang mencuri kata cinta guna menutupi syahwat binatang mereka.
D.
Cinta dan Rasulullah SAW
Sejarah
lslam tak hanya bercerita tentang fenomena kehidupan politik para khalifah,
namun juga memotret beberapa kisah cinta yang terjadi di awal lahirnya lslam di
jazirah Arab. Sebut saja kisah Qais dan Laila, Urwah dan Afra, Laila
al-Akhiliyah yang rela mati demi cinta, 'sang berandal' Abu Nawas dan Jinan,
'si tak tahu diri' Wadhah ibn Yaman yang mencintai isteri khalifah, sampai Ali
ibn Aaim, sang syahid karena cinta. Mereka mengalami perasaan cinta yang
disebut sebagai al-hubbu al-udzri (cinta yang tulus), yang malah tumbuh subur
karena tersentuh oleh agama yang hanif, agama yang sangat sejalan dengan fitrah
manusia.
Kisah
cinta Rasulullah pada Allah melalui teladan dan konsep ketaatan yang beliau
ajarkan pada umatnya, dan yang paling penting, yang menjadi sentral tema
“cinta”, yang sesungguhnya merupakan titik pusat kehidupan manusia di dunia dan
akherat ini : cinta kepada Allah SWT. ‘Para pecinta sejati tak suka berjanji,
tapi begitu mereka memutuskan untuk mencintai, mereka akan segera membuat
rencana untuk memberi,’ begitulah kata Anis Matta. Dan di jalan cinta para
pejuang perencanaan adalah sebuah keharusan.
E.
Macam-Macam Cinta
Empat macam cinta
dari Ibnul Qayyim :
1. Cinta kepada Allah
2. Cinta kepada sesuatu yang dicintai oleh Allah.
Diantara bukti cinta
kita kepada Allah adalah harus cinta kepada orang-orang yang dicintai oleh
Allah. Mereka adalah para sahabat (Q.S. At Taubah : 100).
3. Cinta karena Allah dan di jalan Allah.
Cinta kepada
seseorang karena Allah dan di jalan Allah adalah termasuk konsekuensi dari
cinta kepada apa-apa yang dicintai oleh Allah tadi. Cintanya hanya karena Allah,
bukan karena manusia. Termasuk cinta seorang istri kepada suaminya.
4. Cinta bersama Allah.
Yaitu menyekutukan
Allah dalam cinta. Allah berfirman : "Dan diantara manusia ada orang-orang
yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah" (Q.S. Al Baqarah :
165).
F. Cinta
Karena Iman
Cinta
yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa
bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena
hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.
“Orang-orang
yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh
bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf:
67)
Maka,
cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintanya
abadi. setiap orang mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi diri.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‘Tiga
hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa
manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari
keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena
Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan
dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.’
Hadits ini memang ditujukan bagi orang yang mau
merasakan manisnya iman, bukan 'manisnya' pelampiasan hawa nafsu. oleh karena
itu, dalam mencintai seseorang, baik istri, suami, anak, orang tua, dan
sebagainya, harus karena Allah seperti yang dikatakan Rasulullah saw dalam
hadits tersebut : tidaklah ia
mencintainya kecuali karena Allah. Motivasi cinta, harus karena Allah SWT.
apalagi hanya cinta kepada seorang pacar yang belum ada ikatan hukum sama
sekali dalam pandangan agama. jangan sampai melebihi cinta kepada Allah dan
Rasul-Nya. salah satunya tidak melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya demi
cinta kepada kekasihnya. seperti mendekati zina apalagi sampai melakukannya. Hanya
cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati.
Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak
pula luntur karena guyuran air hujan.