resume Pengetahuan dan Keyakinan
Bab II
Pengetahuan dan
Keyakinan
1.
Hubungan
antara Pengetahuan dan Keyakinan
Keyakinan
|
Pengetahuan
|
Objek yang
disadari sebagai ada itu, tidak perlu harus ada sebagaimana adanya.
|
Objek yang
disadari itu memang ada sebagaimana adanya.
|
Bisa keliru.
|
Tidak bisa
keliru / selalu mengandung kebenaran.
|
Apa yang
disadari sebagai ada, bisa saja tidak ada dalam kenyataannya.
|
Jika suatu
pengetahuan terbukti salah atau keliru, tidak bisa lagi dianggap sebagai
pengetahuan.
|
|
Harus
ditunjang oleh bukti-bukti berupa acuan fakta, saksi, memori, catatan
historis, dsb.
|
Dalam ilmu pengetahuan, pengetahuan dirumuskan
menjadi proposisi.
Proposisi
/ hipotesis : pernyataan yang mengungkapkan
apa yang diketahui dan / atau diyakini sebagai benar yang perlu dibuktikan
lebih lanjut.
Pendapat :
a. Subjek
yang bersangkutan harus sadar bahwa dia tahu.
b.
Tidak perlu ada
kesadaran bahwa subjek itu tahu.
2.
Macam-Macam
Pengetahuan Menurut Polanya
Tahu
bahwa
|
Tahu
bagaimana
|
Tahu
akan / mengenai
|
Tahu
mengapa
|
Tentang
informasi tertentu.
|
Bagaimana
melakukan suatu keterampilan, keahlian, kemahiran teknis seperti manajemen,
teknik, organisasi, komputer.
|
Sesuatu
yang sangat spesifik menyangkut pengalaman / pengenalan pribadi.
|
berkaitan
dengan penjelasan.
|
Tahu bahwa p, dan bahwa p memang
benar.
|
Dikenal
sebagai know-how. Berkaitan dengan
|
Biasanya
bersifat singular / hanya berkaitan dengan objek khusus.
|
Lebih
kritis. Merupakan pengetahuan paling tinggi dan mendalam, serta ilmiah.
|
Disebut
juga pengetahuan teoretis, ilmiah.
|
Disebut
juga pengetahuan praktis.
|
Disebut
juga pengetahuan berdasarkan pengenalan.
|
|
Perasaan Menurut Plato
dan Aristoteles
a. Perasaan
terkejut
b.
Perasaan ingin tahu
c. Perasaan
kagum
Hubungan :
Perasaan
terkejut ketika terjadi sesuatu yang tak terduga, sehingga terdorong untuk
mengetahui mengapa hal itu terjadi. Setelah mendapatkan penjelasan, pada
akhirnya ia akan merasa kagum pada sesuatu yang tak terduga tadi.
3.
Hubungan
antara Empat Macam Pengetahuan
a. Antara ‘tahu bahwa’ dan
‘tahu bagaimana’
‘tahu
bagaimana’ hanya merupakan penerapan praktis dari apa yang telah diketahui pada
tingkat ‘tahu bahwa’.
b. Antara ‘tahu bahwa’ dan
‘tahu akan’
Michael
Polanyi mengatakan bahwa supaya kita bisa ‘tahu bahwa sesuatu sebagaimana
adanya’, kita harus punya pengalaman pribadi secara langsung.
c. Antara ‘tahu bagaimana’
dan ‘tahu akan’
Dengan
mengetahui sesuatu secara pribadi, seseorang pada akhirnya semakin tahu
bagaimana bertindak secara tepat.
d. Antara ‘tahu mengapa’
dan ketiga jenis pengetahuan lainnya
-
Untuk sampai pada
pengetahuan yang mendalam dan akurat, kita tidak hanya berhenti pada ‘tahu
bagaimana’, melainkan kita perlu melangkah lebih jauh untuk mengetahui mengapa
sesuatu terjadi.
-
Untuk bisa tahu
bagaimana melakukan sesuatu, dalam banyak kasus kita perlu mengetahui mengapa
sesuatu terjadi.
-
Untuk bisa mempunyai
‘pengetahuan mengapa’ sesuatu terjadi, kita perlu mempunyai pengenalan pribadi,
yaitu tahu secara mendalam tentang hal itu.
TAHU AKAN
(pengetahuan langsung melalui pengenalan
pribadi)
TAHU BAHWA
(masih bersifat umum)
TAHU MENGAPA
(Refleksi, abstraksi, penjelasan)
TAHU BAGAIMANA
(pemecahan, penerapan, tindakan)
4.
Skeptisisme
Sikap
dasar : bahwa kita tidak pernah tahu tentang apapun. Meragukan kemungkinan
bahwa manusia bisa mengetahui bahwa manusia benar-benar tahu tentang sesuatu.
Sejarah :
Sejak
zaman Yunani Kuno pada kelompok filsuf yang dikenal sebagai kaum Sofis. Kaum
Sofis meragukan kemungkinan pengetahuan akan alam karena menurut mereka ,
manusia adalah ukuran dari segala-galanya.
Georgias :
a. Tidak
ada yang benar-benar ada.
b. Kalaupun
ada sesuatu yang ada di dunia ini, kita tidak bisa mengetahuinya.
c. Kalaupun
kita bisa mengetahuinya, kita tidak bisa mengkomunikasikan apa yang kita
ketahui itu kepada orang lain
Comments
Post a Comment