Makalah Kepercayaan



KEPERCAYAAN

Tugas Komunikasi Kelompok 4

Di susun Oleh :

Monalisa Sima Sebayang                    (14030111130039)
Mar’atul Hanifah                                (14030111130040)
Vitri Juniati                                         (14030111130041)
Kholita Putri Arifiana                         (14030111130044)
Theodora L                                         (14030111130045)
Nisrina Desmediani E S                      (14030111130049)


PROGRAM STUDI S-I ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK (FISIP)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2012


KEPERCAYAAN

Dalam mengembangkan suatu hubungan interpersonal dalam kelompok, dibutuhkan kepercayaan karena dapat mempengaruhi hubungan dengan orang  lain.  Rasa ketidakpercayaan dapat mencerminkan sikap yang menimbulkan tidak selalu benar, tetapi ketika seseorang itu menginginkan sesuatu dari Anda, apakah berupa uang atau sebuah dukungan, seringkali akan curiga terhadap janji yang mereka buat kepada Anda. Ketika Anda percaya kepada orang lain, Anda akan berjuang bahwa mereka tidak akan mengambil keuntungan dari Anda dan mereka akan memperhatikan kepentingan Anda.
Apakah Anda pernah berpartisipasi dalam sebuah kelompok yang dimana anda merasa tidak dapat mempercayai anggota lainnya? Jika ya, mungkin Anda merasa tidak nyaman bekerja di dalam kelompok itu lagi dan hal itu akan menyebabkan asumsi-asumsi yang tidak benar sehingga mengakibatkan kesalahpahaman antar anggotanya. Demikian, jika anggota kelompok tidak mempercayai satu sama lain, mereka mungkin mengalami kurang memuaskan dalam diskusi

MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN DALAM HUBUNGAN

Membangun hubungan saling percaya dalam kelompok membutuhkan waktu. Sama seperti asumsi peran dalam diskusi kelompok yang membutuhkan waktu, sehingga tidak mengembangkan rasa percaya pada orang lain. Anda mungkin tidak akan berjalan ke orang asing dan memberikan orang itu nomor rekening bank Anda. Dan akan lebih memilih untuk memberikan nomor itu kepada pasangan atau teman yang telah dikenal selama beberapa tahun. Saat Anda berkomunikasi dengan orang lain, Anda secara bertahap mengetahui apakah Anda bisa mempercayai mereka. Kepercayaan dibangun di atas pengalaman masa lalu. Pertama Anda mengamati bagaimana seorang individu menyelesaikan berbagai tugas dan tanggung jawab. Lalu Anda memutuskan apakah Anda dapat mengandalkan pada individu itu untuk menyelesaikan sesuatu. Mungkin Anda memiliki teman yang selalu dapat diandalkan untuk membantu Anda.
Kepercayaan dapat membantu mengurangi ketidakpastian dalam membentuk ekspektasi terhadap orang lain. Anda percaya orang-orang yang menawarkan dukungan dan yang dipercaya akan terus melakukannya di masa depan. Seperti saat berpartisipasi dalam kelompok, Anda percaya kepada anggota-anggota kelompok, karena tindakan mereka dan dukungan di masa lalu, telah memberikan alasan agar percaya bahwa mereka akan mendukung Anda di masa depan. Anggota kelompok membangun hubungan kepercayaan ketika mereka saling menghormati satu sama lain dan sebagai kelompok menjadi lebih kohesif.
Namun, bahkan waktu dan pengalaman tidak dapat menjamin kepercayaan. Sejumlah risiko selalu terlibat setiap kali Anda percaya kepada orang lain. Reichert menyarankan, "Kepercayaan selalu ada risiko, semacam lompatan dalam gelap. Hal ini tidak didasarkan pada bukti kuat bahwa orang lain tidak akan menyakiti Anda.” Jika Anda telah mengembangkan hubungan dekat dengan seorang teman hanya untuk memiliki teman yang mengkhianati kepercayaan Anda, Anda mungkin enggan untuk mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain. Dengan demikian, hubungan Anda dalam kelompok masa lalu mempengaruhi cara dimana Anda berhubungan dengan orang-orang dalam kelompok di masa depan.

PENGUNGKAPAN DIRI (SELF DISCLOSURE)

            Salah  satu cara  terpenting  untuk  menciptakan  dan memelihara  hubungan  saling  percaya dengan orang lain yakni melalui pengungkapan diri (Self Disclosure-mengkomunikasikan secara sengaja informasi tentang diri kepada orang lain). Dalam  membangun  hubungan  pribadi  membutuhkan  waktu  dan resiko tertentu . Dalam  hal ini, ketika  anda mengungkapkan  sesuatu  yang  pribadi  dan  personal,  maka  kemungkinan akan  terjadi penolakan  oleh  orang  lain.
            Pengungkapan  diri  harus  disesuaikan dengan  kesempatan  dan  ekspektasi dari  setiap   individu  yang  bersangkutan. Memberitahukan  sesuatu  terlalu  dini  mungkin  saja  menggangu  orang  lain. Selain  itu  juga  tidak  baik jika  kita  membicarakan  sesuatu  tentang  kehidupan  pribadi  kita  ketika  pertama  kali  berkenalan  dengan  orang. Orang  lain  merasa  tidak  nyaman  dan  ingin  mengakhiri  hubungan. Oleh  karena  itu,  ketika  pertama  kali  bertemu  dengan  seseorang  biasanya  kita  mengungkapkan  informasi  yang tidak  terlalu   bersifat  pribadi. Selama  kita  membangun  hubungan  saling  percaya, kenyamanan dalam mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi akan berangsur-angsur tumbuh. John Powell mengemukakan bahwa pengungkapan informasi tentang diri kita seringkali mengalami kemajuan melalui beberapa level yang dapat diprediksi :
Level 5 : Komunikasi Klise (Cliché Communication) . Pertama kali Anda melakukan kontak verbal dengan orang lain dengan cara mengatakan hal-hal yang menunjukan bahwa Anda mengakui keberadaan mereka. Ucapan standar seperti “hai, apa kabar?”, “senang berkenalan dengan anda”, “cuacanya sedang bagus ya?” menunjukan keinginan untuk memulai suatu hubungan.
Level 4 : Fakta-fakta dan informasi yang bersifat “data diri”/biografi (Facts and biographical information). Setelah menggunakan ucapan-ucapan yang bersifat klise dan memberikan tanggapan untuk membangun kontak, Anda mengungkapkan hal-hal yang bersifat umum tentang diri Anda, seperti nama, tempat tinggal, atapun pekerjaan.
Level 3 : Sikap dan gagasan pribadi (Personal attitudes and Ideas). Dalam level ini Anda akan mulai menanggapi berbagai macam gagasan dan isu, mulai setuju atau tidak setuju dengan orang lain. Ketika Anda mengungkapkan gagasan-gagasan, sikap, dan nilai-nilai, Anda membuka diri Anda terhadapa penolakan dari orang lain didalam kelompok, Saling berbagi tentang gagasan dan sikap-sikap pribdai, kemudian melibatkan lebih banyak resiko.
Level 2: Perasaan pribadi (Personal Feelings). Membicarakan perasaaan pribadi anda membuat Anda lebih rentan daripada mendiskusikan gagasan dan sikap , terutama ketika Anda membicarakan perasaan yang bersangkutan dengan orang lain.
Level 1 : Puncak Komunikasi (Peak Communication). Menurut Powell, level ini merupakan level yang paling tinggi dari pengungkapan diri. Jarang orang yang mampu mencapai level ini. Hanya dengan teman-teman akrab atau orang yang telah tahu Anda sejak lama, Anda akan berbagi sisi personal yang mungkin saja tidak akan diterima oleh orang lain. Level tertinggi dari pengungkapan diri ini membutuhkan lebih banyak waktu dan kepercayaan untuk berkembang.
Kelima tingkatan pendekatan diri ini sekedar cara untuk menggambarkan proses pendekatan diri, jadi jangan mencoba untuk mengklasifikasikan semua komunikasi personal anda dengan orang lain dalam salah satu kategori ini. Anda tidak seharusnya khawatir dengan analisis seperti “Saya sedang berbicara dengan seseorang dari level 4 dan mungkin minggu depan saya akan mencapai level 2.”. Pemikiran seperti ini dapat mengurangi percakapan yang spontan. Pendekatan diri tidak seharusnya digunakan sebagai alat untuk memanipulasi orang lain dalam hubungan saling percaya, Anda harus mengembangkan kesadaran diri yang lebih besar dari proses pendekatan diri untuk membantu mengevaluasi hubungan anda dengan orang lain dalam grup kecil.
Seorang peneliti telah mendeskripsikan 5 karakteristik dari pendekatan diri yang baik. Pertama, pendekatan diri adalah sebuah fungsi dari hubungan yang berkelanjutan. Artinya, pendekatan diri bukanlah sesuatu yang dilakukan hanya sekali; anda secara kontinyu membagi informasi tentang diri Anda kepada orang lain.
Kedua, pendekatan diri bersifat timbal balik (yaitu ketika anda mengungkapkan sesuatu kepada orang lain, orang tersebut mungkin akan mengungkapkan sesuatu kepada anda). Sifat alami timbal balik dari pendekatan diri ini dikenal sebagai efek diadik. Saat anda mengungkapkan informasi tentang diri anda kepada orang lain, mereka mungkin akan membagi informasi tentang mereka kepada anda—paling tidak mereka akan melakukannya jika anda memberi kesempatan. Jika anda terus saja bicara tentang diri anda sendiri dan jarang memberikan kesempatan berbicara kepada yang lain, mereka mungkin tidak akan merespon anda. Jika anda ingin menciptakan iklim kepercayaan di dalam grup anda, anda harus mau berbagi dengan orang lain.
Ketiga, pendekatan diri diwaktukan untuk apa yang terjadi dalam grup anda. Contohnya, jika grup anda sedang berdiskusi tentang dimana seharusnya jalan tol dilokasikan, tidak pantas jika anda berbicara tentang betapa anda menikmati waktu bermain dengan kucing anda.  Dengan kata lain, jangan mengungkap hanya untuk kepentingan pengungkapan. Komentar anda harus relevan dengan diskusi pada saat itu.
Keempat, pendekatan diri harus berhubungan dengan apa yang terjadi di antara orang yang hadir. Pendekatan diri yang anda lakukan tidak hanya harus sesuai untuk sebuah kesempatan, tapi juga sesuai dengan orang-orang dalam grup anda. Anda tidak perlu membicarakan tentang hubungan yang bermasalah jika jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan orang-orang yang ada. Anda akan menemukan orang yang mendengarkan, tapi jika orang lain yang juga hadir tidak tertarik pada pengakuan anda, simpanlah untuk diri anda sendiri.
Terakhir, pendekatan diri biasanya bergerak secara bertahap (membutuhkan waktu). Membangun hubungan kepercayaan dengan orang lain tidak bisa terburu-buru. Jika sekelompok orang akan bertemu hanya untuk dua atau tiga sesi, jangan mengharuskan diri untuk memasuki  sesi pendekatan diri dan mengharapkan orang lain segera mengikutinya selama saat-saat pembukaan sesi pertama anda. Saat anda mungkin merasa bahwa mengenal satu sama lain akan sehat bagi anggota kelompok anda, jangan mencoba untuk terburu-buru melakukan pendekatan diri. Jika anda melakukannya, anda mungkin akan menimbulkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan. Anggota kelompok akan menginterpretasikan usaha anda untuk membangun kepercayaan sebagai usaha mengintai kehidupan personal mereka. Anda tidak seharusnya melakukan pendekatan diri terlalu banyak dalam waktu singkat, anda seharusnya gigih dalam mencoba mengenal anggota grup yang lain. Pendekatan diri adalah cara yang bermanfaat untuk memperbaiki sebuah hubungan.

JOHARI WINDOW

Johari window adalah sebuah model ringkasan yang baik untuk mendiskusikan tentang bagaimana pengungkapan diri mempengaruhi dan mencerminkan hubungan Anda dengan orang lain. Model dapat diterapkan pada hubungan antara dua orang, tapi pada awalnya hanya dimaksudkan untuk menggambarkan hubungan antara beberapa orang.
Bayangkan bahwa model tersebut akan mewakili bagaimana penggambaran komunikasi anda dengan orang lain. Pada pandangan pertama, keempat kuadran dalam diagram tampaknya menjadi ukuran yang sama. Nmun pada kenyataannya mungkin salah satu daerah akan lebih lebar. Kuadran satu, disebut kawasan terbuka, berisi informasi bahwa orang lain tahu tentang Anda dan bahwa Anda juga sadar. Dengan kata lain, semakin anda mengungkapkan diri,  daerah satu akan semakin terbuka. Daerah terbuka mungkin termasuk informasi seperti usia Anda, pekerjaan Anda, dan hal-hal lain tentang diri Anda.
Daerah buta di kuadran kedua, terdiri dari informasi yang orang lain tahu tentang Anda tetapi Anda tidak tahu. Sebagai contoh, Anda melihat diri Anda sebagai murah hati, tetapi orang lain dapat melihat Anda sebagai pribadi yang sebaliknya. Ketika Anda belajar bagaimana orang lain melihat Anda, daerah buta menjadi lebih kecil. Mungkin Anda perlu mendengarkan komentar orang lain tentang Anda. Dalam hal ini, yang diperlukan adalah keterbukaan dan kejujuran.
Daerah tersembunyi, kuadran ketiga, terdiri dari informasi yang Anda tahu tentang diri Anda tetapi orang lain tidak tahu akan hal itu. Untuk beberapa hal mungkin Anda perlu berbagi dengan orang lain. Tetapi tidak semua hal harus dikatakan pada semua orang. Hanya orang- orang yang dekat dan Anda percaya serta dapat mengerti Anda lah yang mungkin dapat diajak berbagi cerita. Karena apa yang ada pada diri Anda yang akan Anda ceritakan tersebut termasuk hal yang sensitif.
Kuadran keempat adalah wilayah yang tidak diketahui. Baik Anda maupun orang lain mungkin tidak menyadarinya. Hal- hal tersebut seperti potensi yang anda miliki atau bakat terpendam. Sampai pada akhirnya kita dapat menyadari atau orang lain dapat melihat hal itu.
Jendela johari menggambarkan bagaimana pengungkapan diri dapat mempengaruhi apa yang terjadi pada diri kita. Model memberikan pemahaman yang lebih dalam hubungan antara apa yang orang lain tahu tentang Anda dan apa yang Anda tahu tentang diri Anda. Orang-orang percaya Anda hanya ketika mereka melihat Anda sebagai orang yang dapat dipercaya. Baik konsep diri Anda maupun persepsi orang lain tentang Anda akan menentukan peran Anda dalam suatu kelompok.

Perkembangan Hubungan Kelompok dari Waktu ke Waktu

Kita memerlukan waktu untuk membangun suatu hubungan. Saat pertama kali kita memasuki suatu kelompok kecil, kita akan merasa tegang dan gelisah karena kita tidak tahu apa peranan kita dalam kelompok itu nantinya dan belum terbentuknya norma-norma kelompok. Standar kelakuan tertentu yang telah terbentuk dikarenakan kebudayaan anggota-anggota kelompok hanya menjadi kerangka berperilaku. Perbedaan status diantara anggota kelompok juga dapat menimbulkan ketegangan. Bormann mendefinisikannya sebagai ketegangan primer, yaitu ketidakmudahan dan kekakuan yang dirasakan saat berkenalan. Anggota kelompok yang mengalami ketegangan primer akan berbicara pelan dan ragu-ragu. Kadang mereka tidak dapat berpikir apa-apa dan berjeda.
Ketegangan primer adalah hal normal dalam pertemuan awal. Ketua kelompok dapat membantu anggotanya mengurangi ketegangan dengan saling mengenal satu sama lain. Perkenalan singkat dapat mengurangi ketegangan primer. Terutama bagi kelompok yang hanya bertemu sekali.
Setelah sebuah kelompok mengatasi ketegangan primer dan membentuk norma, dan tiang anggota nyaman dengan peranannya, muncul ketegangan sekunder yang muncul akibat perbedaan pendapat. Ketegangan sekunder muncul saat anggota kelompok mencoba memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau memecahkan suatu isu yang berhungan dengan kelompok. Ketegangan sekunder juga merupakan hasil dari perebutan kekuasaan, posisi pemimpin dan pengaruh. Ketegangan sekunder biasanya menegakkan norma kelompok. Bercanda dan tertawa sering mengurangi ketegangan sekunder. Namun beberapa konflik akan memperkokoh hubungan kelompok.

Comments

Popular posts from this blog

KESANTUNAN DALAM BAHASA INDONESIA

Omzet Wirausaha Mahasiswa UNDIP Capai 45 juta perbulan

TEORI PENSTRUKTURAN ADAPTIF