Meningkatnya Propaganda Media




Nama     : Mar’atul Hanifah
NIM      : 14030111130040
Kelas     : 03 (Rabu, 031012)
Makul    : MPS Kualitatif


Meningkatnya Propaganda Media

DAS SEIN
-          Fitnah dan pencemaran nama baik oleh media.
-          Adanya mispersepsi antara media dan khalayak.
-          Ada propaganda politik untuk menghancurkan islam.
-          Sekelompok orang yang berfikiran liberal dalam isu terorisme.

DAS SOLEN
-            Mengkomunikasikan ke semua manusia lainnya mengenai perilaku, perasaan, dan pemikiran mereka.
-            Adanya responsibilitas dari kebenaran informasi (Responsibility), serta kelayakan berita terkait dengan kebenaran dan keakuratannya (Sincerity, Truthfulness, Accuracy). (http://www.winkplace.com/2010/10/fungsi-media-massa.html).
-            Semua pihak yang terlibat didalamnya merespon dengan bijaksana
-            Menyajikan informasi yang akurat untuk masyarakat
-            Memberikan sajian yang berimbang serta mencerdaskan konsumennya
-            Tidak menjadikan media sebagai ajang politik untuk saling menguasai.

RESEARCH QUESTION
-          Apakah fungsi media yang sebenarnya ?
-          Syarat-syarat apa yang harus ada dalam media massa ?
-          Mengapa orang-orang banyak yang mempercayai media ?
-          Mengapa seseorang atau sebuah lembaga bisa memanfaatkan media demi kepentingannya sendiri ?
-          Mengapa media sering digunakan untuk menguasai orang banyak ?

PROBLEM STATEMENT

Masalah pokok yg dikaji dalam penelitian ini adalah mengapa media yang menjadi konsumsi khalayak umum dan dipercaya oleh sebagian besar orang bisa mencemarkan nama baik seseorang atau sebuah lembaga, dan apakah hal tersebut dilatarbelakangi kesengajaan orang-orang tertentu atau hanya mispersepsi antara media dan khalayak.

RESEARCH OBJECTIVE
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa)
Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap media massa, survei melibatkan 1.000 responden yang masuk kategori umum, dan 200 responden yang masuk kategori kalangan elite informasi. Henry mengakui hasil survei tahun ini lebih rendah ketimbang tahun lalu. Pada 2011, tingkat kepercayaan terhadap media massa mencapai 86 persen.
Namun diperkirakan penurunan tersebut terjadi lantaran masuknya responden dari kalangan umum. Tahun lalu responden dibatasi hanya kalangan elite informasi.
Kepercayaan pada media massa di Indonesia termasuk tertinggi di dunia, mencapai 80%, setidaknya ini menurut hasil survey Barometer Kepercayaan 2012 oleh Indopacific Edelmen (Koran Tempo 7/2/2012). Masyarakat menganggap apa yang disajikan oleh media massa dapat diandalkan sebagai rujukan untuk mencari informasi.
Secara keseluruhan, tingkat kepercayaan terhadap media massa tradisional, seperti koran, radio, dan televisi, meningkat 15 persen menjadi 44 persen. Adapun sumber Internet, seperti Google, naik 8 persen menjadi 31 persen. Begitu pula tingkat kepercayaan terhadap media sosial naik 10 persen menjadi 18 persen.
Majalah menempati porsi 54 persen, surat kabar 48 persen, televisi 45 persen, dan radio 30 persen. "Ini menandakan media massa di Indonesia dapat menjadi acuan bagi siapa pun untuk mencari informasi," ujarnya. (http://www.tempo.co/read/news/2012/02/07/090382213/Kepercayaan-Rakyat-kepada-Media-Tinggi)
Namun akhir-akhir ini banyak kepentingan besar yang dapat menciptakan opini publik demi keuntungan pribadi. Berlandaskan kalimat ‘jika ingin menguasai sebuah negara atau dunia, kuasailah media massanya,’ kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap media massa telah mengubah media menjadi alat propaganda.
Fenomena ini cukup mengkawatirkan, karena pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia politik justru menjadikannya kesempatan dengan menguasai banyak media menggunakan kekuatan modal ekonomi dari kader-kader dalam kelompoknya. Tampak jelas terlihat bahwa tujuannya adalah keinginan berkuasa. Maka salah satu metode yang mereka lakukan adalah dengan cara menjatuhkan pihak yang sedang berkuasa di mata masyarakat. (http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2012/02/27/ketika-media-massa-dipercaya/)

TEORI KONSTRUKSI SOSIAL
Penggambaran proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dialami dan dimiliki secara subyektif. Dalam masyarakat terjadi relasi saling mempengaruhi antara media massa beserta owner, realitas sosial serta realitas sosial bentukan media, sehingga pencitraan yang dilakukan media terhadap berbagai informasi pada akhirnya menciptakan realitas sosial baru mengikuti realitas yang disampaikan media.
            Sering ditemui beberapa owner media massa seperti televisi menggunakan media yang dimilikinya untuk alat propaganda politik. Seakan-akan owner tak hanya sebatas pemilik stasiun televisi saja, namun juga penguasa atas isi media tersebut.
Stasiun Televisi
Pemilik
TRANS dan TRANS 7
CHAIRUL TANJUNG
METRO TV
SURYA PALOH
GLOBAL, MNC dan RCTI
HARY TANUSUDIBYO
ANTV dan TVONE
ABURIZAL BAKRIE


PERSPEKTIF ANTROPOLOGI
Perspektif antropologis menjelaskan tentang perilaku manusia secara keseluruhan.

PARADIGMA TEORI KRITIS
Realitas maya yang dibentuk oleh nilai-nilai sosial, politik, ekonomi, etnik dan gender, mengkristal seiring perjalanan waktu.


Sumber :

Comments

Popular posts from this blog

KESANTUNAN DALAM BAHASA INDONESIA

Omzet Wirausaha Mahasiswa UNDIP Capai 45 juta perbulan

TEORI PENSTRUKTURAN ADAPTIF