Pentingnya Komunikasi Keluarga terhadap Konsep Diri Anak
Nama :
Mar’atul Hanifah
NIM :
14030111130040
Makul : MPS Kuantitatif
Pentingnya Komunikasi Keluarga
terhadap Konsep Diri Anak
Manusia diciptakan sebagai makhluk
sosial. Komunikasi memegang peranan penting bagi kelanggengan suatu hubungan.
Entah dalam ikatan teman, sahabat, kekasih ataukah hubungan terkecil dan
terpenting di dunia, yaitu keluarga. Salah satu elemen dasar yang membuat
kekokohan hubungan dalam keluarga adalah komunikasi.
Komunikasi
dapat dilakukan baik
secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi verbal dalam keluarga seperti saling
mencurahkan isi hati, berpamitan untuk pergi ke sekolah atau kantor, mengajak
makan bersama, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi secara nonverbal dalam
keluarga dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu,
misalnya tersenyum, menggelengkan kepala dan
mengangkat bahu.
Komunikasi efektif
dalam keluarga terkadang dianggap kurang penting. Sebagian orang tua bahkan
berpikir untuk lebih mementingkan bekerja, mencari harta, demi kebahagiaan
keluarga. Namun disanalah letak kesalahan terbesar yang akan berdampak pada
masa depan anak. Komunikasi kelurga erat kaitannya dengan dengan konsep diri
anak. Minimnya komunikasi dalam keluarga berdampak pada rendahnya konsep diri
anak atau cenderung ke arah negatif.
Sejak dini, anak
harus sudah ditanamkan konsep diri melalui komunikasi yang efektif dan positif
dari keluarga. Karena, setelah melewati komunikasi keluarga, komunikasi anak
akan menuju komunikasi yang lebih luas, yaitu komunikasi kelompok, rekan kerja,
organisasi, dan sebagainya. Dan dari sanalah akan terlihat seberapa tinggi
tingkat komunikasi keluarga yang telah dilakukan.
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada anak di masa mendatang. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti
terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan
terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya konsep diri yang
negatif terhadap anak. Oleh karena itu, komunikasi yang terjadi di dalam
keluarga sangat berpengaruh pada kemajuan bangsa, karena anak adalah pemegang
masa depan bangsa.
Dari survei yang
dilakukan oleh Kompas pada 4500 anak di 12 kota pada tahun 2007 didapat data 97
persen anak sudah menonton film porno, 93,7 persen pernah ciuman dan oral seks,
62,7 persen remaja SMP dan SMA tak perawan, 21,2 persen remaja SMP dan SMA
melakukan aborsi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) kenalakan remaja tahun 2011 mengalami kenaikan sekitar 125 persen
dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu kenakalan remaja yang meningkat
adalah seks bebas. Survey terakhir, 63 persen remaja di Indonesia usia sekolah
SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Hasil survei yang
dilakukan, dari 100 remaja, 51 remaja perempuannya sudah tidak lagi perawan.
Sumber :
Comments
Post a Comment