EFEK KEHADIRAN MEDIA MASSA RADIO


EFEK KEHADIRAN MEDIA MASSA
RADIO

Tugas UAS Psikologi Komunikasi

Di susun Oleh :
Rakasiwi Oktaviana HS          (14030111120007)
Eka Puspita Ageng P              (14030111120012)
Desy Kurniasari                      (14030111120013)
Nurul Laelatul Latifah              (14030111120028)
Mar’atul Hanifah                    (14030111130040)



PROGRAM STUDI S-I ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK (FISIP)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

1.      LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perkembangan teknologi telah menghadirkan berbagai macam media massa baru.  Hal tersebut mempengaruhi eksistensi media lama seperti radio. Dahulu, radio merupakan media yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi sebelum adanya media televisi. Namun kini, sebagian besar orang cenderung lebih memilih untuk mencari informasi melalui media televisi dan internet, karena kemudahan yang ditawarkan dan variasi informasi yang diberikan.
Ada yang mengartikan radio sebagai keseluruhan sistem gelombang suara yangdipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah, mobil, kapal, dan sebagainya. (Palapah & Syamsudin, 1983:107). Sedangkan menurut ensiklopedia, radio adalah penyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektromagnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz (panjang gelombang lebih besar dari 1 mm). Serta menurut versi Undang-Undang Penyiaran No 32/2002, radio adalah pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, laut, atau antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran, yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan.
Penemu radio siaran adalah tiga orang cendekiawan muda, diantaranya James Maxwell berkebangsaan Inggris pada tahun 1865. Radio yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa yang selanjutnya disebut sebagai radio siaran (broadcasting) mula-mula diperkenalkan oleh Davis Sarnoff pada tahun 1915. Lee De Forest melalui radio siaran eksperimennya pada tahun 1916 telah menyiarkan kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat antara Wilson dan Hughes kepada masyarakat umum, sehingga ia dianggap sebagai pelopor radio siaran, dan dijuluki the father of broadcasting atau bapak radio siaran. Sedangkan yang melakukan eksperimen menyiarkan musik ialah Dr. Frank Conrad pada tahun 1919 (Effendy, pada Komala, dalam Karlinah, dkk.1999).
Perkembangan radio di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman Orde baru.
a.    Zaman Belanda
Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase rado siaran Vereniging (BRV) di Batavia yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 19225 pada saat Indoneisa masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta. Setelag BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan yang terbesar dan terlangkap adalah NIROM (Nederlandsch, Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda. Sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha bangsa Indonesia ialah Solosche Radio Vereniging (SRV) yang didirikan di kota Solo pada tanggal 1 April 1933 oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo.
b.    Zaman Jepang
Ketika Belanda menyerah pada Jepang tanggal 8 Maret 1942, sebagai konsekuensinya radio siaran yang tadinya berstatus perkumpulan swasta dinonaktifkan dan diurus oleh jawatan khusus bernama Honso Kanri Kyoku, merupakan pusat radio siaran yang berkedudukan di Jakarta, serta mempenyai cabang-cabang yang dinamakan Hoso Kyoku di Bandung, Puewakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan Malang. Rakyat Indonesia pada masa ini hanya boleh mendengarkan siaran dari  Hoso Kyoku saja. Namun demikian, dikalangan muda terdapat beberapa orang dengan resiko kehilangan jiwa, secara sembunyi-sembunyi mendengarkan siaran luar negeri, sehingga mereka dapat mengetahui bahwa pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepnag telah menyerah pada sekutu.
c.    Zaman Kemerdekaan
Pada tanggal 11 September 1945 diperoleh kesepakatan dari hasil pertemuan antara para pemimpin radio siaran untuk mendirikan sebuah organisasi radio siaran. Tanggal 11 September itu menjadi hari ulang tahun RRI (Radio Republik Indonesia). (Effendy, 1990: 58-60).
d.   Zaman Orde baru
Sampai akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio ditingkatkan selain sebagai media informasi dan hiburan, radio juga menyajikan acara pendidikan dan persuasi serta menginformasikan program-program pemerintah. Sejalan dengan perkembangan social budaya dan teknologi, maka bermunculan radio siaran-radio siaran amatir yang diusahakan oleh perorangan. Pemerintah kemudia mengeluarkan Peraturan Pemerntah No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah.
Sebuah berita dalam radio pernah hingga menggemparkan seluruh dunia, yaitu saat Family Radio, salah satu radio milik California, yang memberitakan tentang kiamat, dengan judul “Besok Yesus Datang dan Kiamat”.

Seorang juru bicara Family Radio menegaskan kepada Christian Post (19/5) bahwa tanggal 21 Mei, Yesus akan datang dan tanggal kiamat telah diungkapkan dalam Bibel. Dalam Matius 24:36 dikatakan bahwa tidak ada yang tahu, termasuk malaikat di surga dan putra tuhan, kecuali hanya Bapa yang tahu kapan kiamat akan datang. Meskipun demikian, Anthony Hernandez yang juga salah seorang pembicara di Family Radio dan mengajarkan beberapa topik bersikukuh bahwa umat Kristen juga dapat mengetahui tanggal itu dengan cara meneliti Bibel dan pedoman Roh Kudus. Sebab katanya, dalam Corinthians dikatakan, meskipun hanya tuhan Roh Kudus yang tahu tapi dia suatu saat akan mengungkapkan lewat kata-katanya.
Sebagai anak tuhan, mereka berkewajiban mencari kebenaran tentang akhir zaman, kata Hernandez.Namun pemikiran Hernandez dan Radio Family itu disangkal umat Kristen lain. Dr. R. Albert Mohler, Jr, pemimpin seminari Southern Baptist di Louisville mengatakan bahwa pendapat seperti itu hanya buatan Harold Camping sendiri dan apa yang diajarkannya kepada pengikut Family Radio tidak benar.
Camping, pria tua berusia 89 tahun dalam wawancaranya dengan majalah New York (11/5) mengatakan, "Bibel mengandung setiap kata dalam bahasa aslinya -- yang ditulis oleh tuhan. Kebetulan, tidak ada gereja yang percaya itu sama sekali, mereka tidak memegang Bibel dengan penghormatan tinggi sebagaimana mestinya."
Camping yakin, berdasarkan perhitungannya (meski sebelumnya pernah beberapa kali meleset) bahwa tanggal 21 Mei 2011 pukul 6 sore di waktu belahan dunia manapun akan terjadi gempa seperti yang terjadi di Jepang terakhir. Dan dunia akan benar-benar hancur pada tanggal 21 Oktober mendatang.
Kepercayaan tersebut disebarkan Camping lewat jaringan Family Radio yang ada di seluruh 50 negara bagian Amerika Serikat. Rombongan karavan Family Radio setiap hari Jum'at menyebarkan pesan Bibel ke seluruh pelosok Amerika. Dan lewat proyek Jonah mereka mengirim para sukarelawan untuk mengabarkan pesan itu ke seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Baca berita sebelumnya Kampanye Kiamat 21 Mei 2011 Marak di Depok. Hernandez menyamakan misi evangelis mereka dengan Jonah yang diutus tuhan untuk pergi ke Nineveh dan mengabarkan kepada para penduduknya bahwa kota itu akan dihancurkan dalam 40 hari. Bedanya, Family Radio memberitahukan bukan kota yang akan dihancurkan, melainkan seluruh dunia.
Sebagaian orang Amerika yang percaya berhenti dan keluar dari pekerjaan mereka lalu menghabiskan harta benda yang mereka miliki, sebelum kiamat datang. Lucunya, Hendandez dan istrinya sendiri lebih memilih memanfaatkan jatah cutinya untuk menghadapi kejadiaan besar tanggal 21 Mei besok, daripada keluar dari pekerjaannya. Selain itu mereka juga tetap membayar tagihan-tagihan rutinnya. Hernandez berdalih, meski mendukung, tapi istrinya tidak percaya seratus persen akan pesan yang disampaikan Family Radio itu.

Peneliti memilih radio, karena merupakan salah satu media massa yang jangkauannya paling luas di muka bumi. Dengan ciri utamanya yang bersifat auditif, radio mampu menjadi media massa yang menarik bagi siapa saja. Kepraktisan dan keanekaragaman program siarannya menjadikan radio sebagai media paling populer dalam sejarah. Jika dahulu radio digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan proklamasi kemerdekaan, sekarang ini kehadiran radio lebih banyak berfungsi untuk masyarakat. Meskipun radio di era sekarang ini sudah mulai tergeser dengan media massa lainnya seperti televisi dan internet akan tetapi eksistensi radio masih bisa dirasakan sampai saat ini.
Sesuai pemilihan usia informan kami, maka kami memilih radio Prambors Semarang sebagai program penelitian. Prambors mengambil segmen anak muda usia 15 - 25 tahun dengan SES ABC+, menggunakan format siaran CHR (Contemporary Hits Radio) yang menggunakan musik sebagai senjata utamanya. Merubah tagline “Tempat Anak Muda Mangkal” menjadi “The Best Playlist In Town”, merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meraih pendengar yang lebih banyak dengan menggunakan musik, sehingga yang menjadi perhatian lebih dari radio Prambors Semarang adalah pemenuhan kebutuhan pendengar agar jumlah pendengarnya semakin banyak, serta melalui program-program musik salah satunya melalui program musik request. Program request cukup digemari oleh pendengar, sehingga beberapa radio menyediakan program tersebut. Radio Prambors Semarang menerapkan berbagai strategi program tersebut untuk dapat memenangkan persaingan.
Menurut Masduki (2004: 39), salah satu program siaran terpopuler diseluruh Negara bahkan Indonesia adalah program musik. Ia mengatakan bahwa lima besar radio yang memiliki pendengar terbesar adalah radio dengan menu siaran musik. Menurut mereka, sajian lagu-lagu yang dihadirkan dalam radio selalu lebih up to date dibandingkan dengan media lain, seperti tv. Selain itu, terkadang musik-musik yang diputarkan dalam radio terasa mewakili perasaan mereka pada saat itu.
Musik memiliki banyak hal yang dapat menarik hati para pendengarnya. Musik merupakan simfoni kehidupan, menjadi bagian seni yang mewarnai kehidupan sehari-hari manusia di muka bumi. Musik juga mampu mencairkan suasana, merelaksasi hati serta menstimulasi pikiran manusia sebagai pemeran cerita kehidupan. Musik tak sekedar memberikan efek hiburan, tetapi mampu memberikan makna untuk membangkitkan gairah dan spirit hidup untuk memberdayakan dan memaknai hidup.
Dalam perkembangannya dari tahun ke tahun, stasiun radio kini didominasi oleh stasiun radio yang ditujukan bagi para kawula muda. Hal ini sangat nyata melihat pengaruh musik yang sangat besar terhadap dunia remaja. Menurut survey, rata-rata remaja mendengarkan musik selama 10 jam setiap minggunya. Maka dari itu, kami memilih narasumber yang berusia sekitar 17 sampai 20 tahun, pada usia inilah seseorang biasa mengalami kejenuhan dalam beraktifitas karena memiliki tingkat aktivitas yang tinggi, dan memilih media massa sebagai hiburan yang tidak sekedar didengar, tapi juga merasa ditemani.
Dalam kehidupan sehari-hari, radio digunakan sebagai sarana penyampaian pesan atau informasi. Informasi yang dimaksud disini, seperti berita, siaran musik, humor, dll. Para remaja biasanya juga membutuhkan informasi-infomasi penting, baik info musik atau konser, jokes-jokes yang sedang dijunjung tinggi di kalangan para remaja, zodiak, info seputar sekolah atau kampus, artis-artis manca maupun lokal yang sedang tren di kalangan para remaja, dll.
Peneliti memilih subjek penelitian berjenis kelamin perempuan karena seorang perempuan lebih sering menghabiskan waktunya di dalam rumah maupun kos. Perempuan cenderung suka menyendiri dan melebih-lebihkan dalam hal perasaan. Puncaknya ketika seorang perempuan sedang bermasalah dengan perasaannya, lalu ia mendengarkan radio dan lagu yang sedang diputar sama seperti yang sedang ia rasakan, lagu tersebut akan menjadi lagu kebangsaannya saat sedang sedih maupun senang.

2.      TUJUAN PENELITIAN
a.     Untuk mendeskripsikan efek kehadiran media massa khususnya radio bagi remaja.
b.    Untuk mengetahui apakah media massa radio dapat mengubah sikap dan perilaku khalayak.
c.    Untuk mengetahui apakah media massa radio tidak hanya sanggup memperkokoh nilai, sikap dan perilaku namun juga sanggup, membentuk, mengarahkan dan membatasi pilihan.

3.      KERANGKA TEORI
3.1    Deskripsi Radio
Radio memiliki karakter yang singkat, jelas dan cepat membuat masyarakat cukup mudah untuk mendengarkannya. Di dalam radio, penyiar memiliki cara dalam mempertimbangkan hal-hal seperti emosi, tekanan suara, dialog dan kecepatan dialog, volume suara, variasi suara, dll.
Konsep komunikasi yang ada dalam radio ialah sebagai komunikasi massa. Dimana radio mempunyai peran sebagai channel, yaitu alat yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara komunikator (pengirim pesan) dan audiens (penerima pesan). Komunikasi yang terjadi dalam teknologi ini ialah komunikasi satu arah. Yaitu tidak adanya interaksi antara kedua pihak, sebagaimana dalam komunikasi tatap muka. Jadi seorang komunikator dapat dengan bebas menyampaikan pesan, tanpa mendapat sanggahan dari pihak audiens.
Kita dapat mendengarkan radio sembari memasak, menulis, menyetir bahakan mandi sekalipun. Ini berarti bahwa makin banyak pendengar yang dapat dengan mudah dijangkau, sementara mereka masih dapat bekerja melakukan tanggung jawabnya. Radio merupakan media elektronik termurah, melihat dari segi pemancar maupun penerima. Dibandingkan dengan media lain yang agak tinggi, radio memiliki nilai akses yang lebih luas. Sehingga jangkauan radio itu sendiri menjadi lebih luas dan dapat diakses oleh semua orang, termasuk yang mempunya perekonomian rendah.
Di Indonesia sendiri, radio masih sangat berperan sebagai alat komunikasi masyarakat. Kehadiran televisi dan internet semata-mata bukan untuk menjatuhkan peran radio, namun menambah fungsi media telekomunikasi lainnya. Sekarang ini, orang cenderung mendengarkan radio di rumah, mobil bahkan kantor. Bukan sesuatu yang sulit bagi mereka yang tidak mempunyai radio, karena saat ini kita dapat dengan mudah  memanfaatkan kehadiran internet dengan melakukan streaming radio di komputer maupun laptop.
Selain itu, program musik yang ada di dalam radio menjadi salah satu pemancing khalayak. Musik telah menjadi salah satu unsur yang penting  di dalam tubuh sebuah stasiun radio, dan hal ini tidak hanya dimiliki radio swasta, melainkan radio pemerintah pun melakukan hal yang sama. Yang membedakan keduanya hanyalah komposisi musik yang digunakan dan biasanya radio pemerintah lebih sedikit komposisi musiknya. Masyarakat dapat mengetahui info-info mengenai dunia musik, serta para pelakon di dunia musik pun memanfaatkan radio sebagai informasi pangsa pasar mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari chart-chart  musik (tangga lagu) di dalam sebuah stasiun radio. Musik yang dihadirkan pun beragam, hampir seluruh jenis musik ada di setiap program acara di suatu stasiun radio.

3.2     Efek-Efek Radio
DeFleur dan Ball-Rokeah melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan 3 kerangka teroritis, yaitu :
a.         Perspektif perbedaan individual
Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna terhadap stimuli tersebut. Setiap orang mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, dan berada dalam lingkungan yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media masa yang berbeda pula.
b.         Perspektif kategori sosial
Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Golongan sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons yang cenderung sama. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung komunikasi yang sama dan akan memberi respons kepadanya dengan cara yang hampir sama pula. Misalnya, anak-anak akan membaca Bobo, Ananda, Hai, dsbnya. Ibu-ibu akan akan membaca Femina, Ayah Bunda, dsbnya.
c.         Perspektif hubungan sosial
Perspektif ini menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Lazarfeld menyebutnya “pengaruh personal”. Perspektif ini tampak pada model “two step flow of communications”. Dalam model ini, informasi bergerak melewati dua tahap. Tahap pertama; informasi bergerak pada sekelompok individu yang relatif lebih tahu dan sering memperhatikan media massa. Tahap kedua; informasi bergerak dari orang-orang tersebut di atas (disebut pemuka pendapat/opinion leader) dan kemudian melalui saluran-saluran interpersonal disampaikan kepada individu yang bergantung kepada mereka dalam hal informasi.

3.3    Kelebihan dan Kekurangan Radio
Kelebihan :
a.         Cepat dan langsung. Radio merupakan sarana tercepat dalam penyampaian informasi dibandingkan TV atau Koran. Peristiwa yang baru saja terjadi bisa didapatkan dan langsung disampaikan kepada pendengar tanpa proses yang rumit.
b.         Akrab. Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Jarang ada sekelompok orang mendengarkan siaran radio di suatu tempat. Biasanya, seseorang mendengar radio di kamar tidur, di dapur, atau di dalam mobil.
c.         Dekat. Radio begitu dekat dengan pendengarnya. Penyiar radio menyapa para pendengar secara personal. Sang penyiar seakan berbicara dengan satu orang pendengar, bukan banyak pendengar.
d.        Hangat. Paduan kata-kata, lagu, dan efek suara dalam siaran radio begitu terasa hangat dan mampu memengaruhi emosi pendengarnya, memberikan semangat hidup, menghibur dikala sedih dengan lagu-lagu, betrindak seakan ‘teman baik’ bagi pendengar.
e.         Tanpa batas. Siaran radio bisa disimak oleh siapa saja, menembus batas-batas geografis, demografis, suku, ras, agama, dan antar golongan, juga kelas sosial. Hanya tuna rungu yang tidak mampu menikmati siaran radio.

Kelemahan :
a.         Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak dapat mengulang apa yang diucapkan sang penyiar radio semudah membalikkan kertas majalah atau Koran.
b.         Global. Sajian informasi radio bersifat global, tidak detail. Oleh karena itu, angka-angka pun dibulatkan. Misalkan, ada berita tentang ‘253 orang karyawan pabrik sepatu diPHK secara sepihak’ maka sang penyiar akan mengatakan ‘dua ratus orang lebih karyawan abrik sepatu di PHK secara sepihak’.
c.         Batasan Waktu. Waktu siaran radio terbatas, umumnya siaran dibuka mulai pukul 05.00-24.00, maksimal 20 jam bila memungkinkan.
d.        Beralur linier. Program acara disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada. Tidak seperti Koran atau majalah, pembaca bisa langsung kehalaman tengah atau terakhir sesuai yang diinginkan.
e.         Mengandung gangguan. Saat mendengarkan program acara radio, pendengar terkadang mengalami gangguan secara teknis. Misalnya, suara yang timbul-tenggelam atau tidak jelas.

3.4  Definisi Musik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602) musik adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

3.5  Fungsi musik
Dapat diartikan bahwa musik memiliki fungsi dalam kehidupan manusia. Merriam dalam bukunya The Anthropology Of Music menyatakan ada 10 fungsi dari musik.
a.         Fungsi pengungkapan emosional. Disini musik berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan atau emosinya. Dengan kata lain si pemain dapat mengungkapkan perasaan atau emosinya nelalui musik.
b.         Fungsi penghayatan estetis. Musik merupakan suatu karya seni. Suatu karya dapat dikatakan karya seni apabila dia memiliki unsur keindahan atau estetika di dalamnya. Melalui musik kita dapat merasakan nilai-nilai keindahan baik melalui melodi atupun dinamikanya.
c.         Fungsi hiburan. Musik memiliki fungsi hiburan mengacu kepada pengertian bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur-unsur yang bersifat menghibur. Hal ini dapat dinilai dari Melodi ataupun liriknya.

3.6     Deskripsi Prambors
Prambors adalah radio anak muda Indonesia yang mempunyai semangat untuk selalu membuat sesuatu yang baru, secara kreatif, segar, dan pastinya khas anak muda. Nama lengkap Prambors adalah Prambors Rasisonia, yang merupakan singkatan dari Prambanan, Mendut, Borobudur, dan Sekitarnya (Prambors) dan Radio Siaran Sosial Niaga (Rasisonia).
Awalnya Prambors merupakan radio buatan sekelompok anak muda yang hanya bisa didengarkan di sebuah daerah di Jakarta, yaitu Prambanan, Mendut, Borobudur, dan sekitarnya.
Misi awal dibentuknya Prambors adalah ‘pengen beken’. Berasal dari beberapa anggota geng Prambors, yaitu Imran Amir, Mursid Rustam, Malik Sjafei dan Bambang Wahyudi, serta satu orang yang punya hobi elektronik, yang biasa dipanggil Itung – nama kompletnya Tri Tunggal – merasa perlu memberi identitas buat geng. Identitasnya ya itu tadi, pemancar radio.
Jadi para anak muda itu merakit transmitter ala kadarnya dan segala macam alat pendukungnya di kamar tidur Bambang Wahyudi. Karena dulu belum ada kaset ataupun tape player portable, maka dipakailah turn table untuk memutar lagu dari piringan hitam. Pada masa itu radio yg khusus untuk pendengar anak muda belum terlalu banyak. Anak muda seolah kehausan mencari fasilitas hiburan. Kalau hanya mengandalkan RRI, kadang anak muda merasa tak terwakili oleh radio pemilik pemerintah ini. Berita yang ditampilakan dan music yang diperdengarkan seolah bukan untuk mereka. Tidak heran jika RRI banyak di dengar oleh kaum tua.
Pada, tahun 1970, Pemerintah mengeluarkan aturan baru, bahwa setiap radio berbadan hukum haruslah berbantuk Perseroan Terbatas (PT) atau Perkumpulan. Prambors pun mematuhi aturan tersebut, sehingga namanya menjadi PT Radio Prambors Broadcasting Service. Akte tersebut kemudian diubah menjadi PT Radio Prambors pada era 80-an.
Awalnya radio untuk anak muda ini terbentuk dengan nama PT Radio Prambors Broadcasting Service. Berbagai peristiwa dan kebutuhan membuat para awak radio ini memikirkan hal-hal lain yang menggiring kepada perbaikan. Oleh karena itu seiring berjalannya waktu, nama radio itu pun berubah menjadi PT Radio Prambors. Segmentasi pendengarnya mayoritas kawula muda. Acara yang dibuat mengacu kepada kebutuhan anak-anak muda. Para penyiarnya pun anak-anak muda yang energik dan mereka pun memahami tentang dunia mereka. Wajah bukan masalah, yang penting adalah suara dan gaya pembawaan yang ceria.
Lagu-lagu dan materi siaran pun disesuaikan dengan segmentasinya, yaitu anak muda. Mulai tahun 1971 hingga 1978, Prambors pun makin mantap di jalur anak muda, yang kala itu seperti tak ada saingan.  Mereka selalu terbuka dengan berbagai inovasi dan penemuan  baru yang memang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Produk Prambors makin beragam. Mulai dari kaset kompilasi, sampai acara off air Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sukses.
Di era 80-an, Prambors mulai bebenah karena di era ini mulai terasa adanya persaingan dengan stasiun radio lain. Salah satu usaha keras mereka untuk tetap menjaga komunitas pendengarnya adalah melalui games. Games yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang kala itu cukup sensasional, misalnya mobil. Selain games, di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Komunitas pendengar Prambors makin besar, terutama didukung oleh pembenahan kualitas audionya dengan pindah ke jalur FM 102,3 di tahun 1987.
Karena adanya penataan ulang seluruh frekuensi yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, per 1 Agustus 2004 Prambors berubah frekuensi yang tadinya FM 102,3 menjadi FM 102,2. Sampai sekarang, Prambors sudah hadir di 8 kota di Indonesia, yaitu di Prambors Jakarta 102.2 FM, Prambors Bandung 98.4 FM, Prambors Semarang 102 FM, Prambors Solo 99.2 FM, Prambors Yogyakarta 95.8 FM, Prambors Surabaya 89.3 FM, Prambors Medan 97.5 FM, dan Prambors Makassar 105.1 FM. Luasnya jaringan Prambors itu makin terasa terutama dalam berbagai program yang mengudara dari Jakarta langsung ke 8 kota.
Sampai sekarang Prambors terus menemani kawula muda dengan program-program seru. Ada Putuss Sama Panda, program pagi hari yang dipandu oleh Panda. Di sore hari, ada Mass Darto alias Mangkal Sore Sama Darto. Setelah itu ada Cek In Bareng Yudha dengan Yudha Perdana yang mengudara sampai tengah malam.

Logo “Si Jabrik “
Sekian tahun mengudara, Prambors punya sebuah logo yang sangat melekat dengan nama Prambors. Logo itu berupa seraut wajah perempuan berambut keriting, gambar vinyet. Orang-orang menyebutnya “Si Jabrik”. Logo ini belum ada waktu Prambors masih zaman "geng". 
Awalnya logo Prambors muncul cuma asal bikin stiker bertuliskan “Prambors”. Nggak seragam, ya nggak jadi soal. Ceritanya berubah ketika Prambors harus jadi sebuah badan usaha. Saat itu baru deh Prambors harus punya logo. Lirik punya lirik, ada satu sampul album kelompok musik asal Belanda – The Ekseption- yang menarik hati. Gambarnya kira-kira hampir sama dengan logo “si Jabrik”. Supaya jangan nyontek penuh, gambarnya dimodifikasi. Gambar si cewek itu diubah jadi menghadap ke bawah. Yang mengubah gambar itu adalah salah satu penyiar Prambors, Wimi. 
Logo 'si Jabrik' mulai digunakan sekitar tahun 1969, saat Prambors sudah berbentuk yayasan. Cewek keriting ini begitu popular, sampai-sampai banyak yang meniru dan memasang di kaca mobil.
Tahun 1980-an, ukuran si Jabrik mengecil, hanya ada di dalam huruf “O” dalam tulisan “Prambors”. Namun, logo ini benar-benar raib saat Prambors memperkenalkan stiker kuning “102,3 FMania”. Ketika Prambors mengganti logonya dalam bentuk biru oval berbingkai hitam, si Jabrik pun tak diikutsertakan. 
Namun di tahun 2001, logo "Si Jabrik" muncul lagi. Spirit dari gerakan “retro” di Prambors tetap menjadikan sebagai yang terbaik sejak lebih dari 40 tahun lalu.
Ketika menginjak tahun 2009 seiring perjalanan Prambors sampai saat ini, semakin banyak beragam aktifitas dan berbagai komunitas anak muda,. Prambors mampu menjadi wadah dimana kawula muda dapat menuangkan ke-kreatifitasannya dengan gerakan "Young Creative Movement".

Progam Unggulan
Tidak terhitung lagi progam-progam unggulan yang telah dihadirkan oleh radio ini.  Program-program itu tumbuh melegenda dan berubah menjadi tren. Sebut saja program warung kopi yang melambungkan nama Dono, Kasino, Indro. Program ini bahkan diadopsi menjadi judul tayangan bioskop. Hal serupa terjadi pada program catatan si boy yang legendaris itu. Beberapa program unggulan lainnya adalah prambors discotheque, lomba cipta lagu remaja alias LCLR, playboy kabel, prambors café, dan power of putih abu-abu alias POPA. Selain itu prambors telah mengorbitkan artis dan tokoh muda terkenal seperti Sys NS, Kak Seto, Pepeng, Jimy Gideon, Rebeca Tumewu, Ferdi Hasan, Muthia Kasim, Nicholas Saputra dan Desta. Mereka adalah penyiar prambors yang kemudian sukses di dunia seni.

4.      PEMBAHASAN
4.1  Deskripsi informan
a.
Narasumber 1


Nama
: Puji Purwati

TTL
: 14 Mei 1993
Usia
: 19 tahun

Pendidikan
: Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2011

Stasiun radio
: Prambors 102.0 FM

Program radio
: Program-program musik

Alasan pemilihan
: Karena musik di stasiun radio
  Prambors bagus-bagus dan up to date. 




b.
Narasumber 2



Nama
: Novia Winda Sari
TTL
: Solok, 10 November 1991

Usia
: 21 Tahun

Pendidikan
: Mahasiswa Administrasi Publik 2010

Stasiun radio
: SS FM 105.2

Program radio
: Woles Gambus dan Semangat pagi
Alasan pemilihan
: Karena acaranya seru, lucu, dan karena
  lagunya bagus-bagus.




c.
Narasumber 3



Nama
: Kholita Putri Arifiana
 
TTL
: Temanggung, 5 Desember 1992

Usia
: 20 tahun

Pendidikan
: Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2011

Stasiun radio
: Prambors di Semarang dan Polaris di        
  Magelang

Program radio
: Acara musik dan Feeling blue

Alasan pemilihan
: Karena penyiarnya suaranya enak
  didengar. 




d.
Narasumber 4



Nama
: Karinna Desi Harianto
TTL
: Pati, 2 Desember 1993

Usia
: 19 tahun

Pendidikan
: Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2011

Stasiun radio
: Prambors

Program radio
: Selamat Bengi

Alasan pemilihan
: Karena penyiarnya asik dan tidak
  membosankan.


e.
Narasumber 5



Nama
: Nurul Laelatul Latifah
TTL
: Kudus, 25 Agustus 1992

Usia
: 20 tahun

Pendidikan
: Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2011

Stasiun radio
: Prambors dan Trax FM

Program radio
: Beranda 102.0 (Prambors) dan
  Morning Zone (Trax)

Alasan pemilihan
: Karena lagunya up to date dan
  penyiarnya asik.

4.2  Hasil Observasi
a.       Rakasiwi Oktaviana HS
     Informan yang saya observasi bernama Puji Purwati. Wanita berumur 19 tahun ini gemar mendengarkan radio sejak kelas satu Sekolah Menengah Pertama dan berlanjut sampai sekarang, yakni semester tiga Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro. Alasan ia suka mendengarkan radio adalah karena radio dapat memberikan banyak informasi dan lagu-lagu yang diputar bagus-bagus dan up to date. Puji mengaku dapat mendengarkan radio selama dua belas jam dalam sehari, bahkan bila sedang libur kuliah, radio di kamar kosnya pun tidak pernah dimatikan. Hal ini dikarenakan kos yang ia tempati sekarang sangatlah sepi, jadi selain menjadi sumber informasi dan tempat mendengarkan musik, radio juga dijadikan Puji sebagai teman untuk meramaikan suasana.
     Puji biasa mendengarkan radio sambil menjalankan aktivitas kesehariannya seperti belajar dan browsing, bahkan ia mengaku bahwa tidak bisa tidur bila tak sambil mendengarkan radio. Di Semarang, Puji suka mendengarkan radio Prambors karena lagu-lagunya yang up to date dan penyiarnya jarang berbicara sehingga ia tak hafal dengan tagline-tagline atau jargon-jargon dari Radio Prambors itu sendiri. Puji bahkan menandai frekuensi channel Prambors di radio miliknya. Puji menyatakan bahwa walaupun ia sering mendengarkan radio, namun ia tak mengenal satu pun penyiar radio Prambors. Ia hanya tahu salah satu penyiar Prambors yang juga merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro.
     Menurut Puji, radio dapat memberikan efek tenang pada pikiran karena banyaknya lagu-lagu yang diputar. Terkadang Puji akan merasa bosan bila tak mendengarkan radio dikarenakan kos yang sepi dan tidak adanya televisi di kos itu. Namun Puji tidak mengharuskan dirinya untuk selalu mendengarkan radio. Bila ada teman-teman yang datang ke kosnya, ia akan lebih memilih untuk mengobrol dengan teman-temannya, hal itu dibuktikan pada saat Temu Keakraban 2012 (TEKA), ia tak mendengarkan radio selama tiga hari karena banyak teman-teman yang berkumpul dan jadwal yang padat. Puji mengatakan bahwa ia hafal dengan jadwal-jadwal siaran dalam radio Prambors namun ia mengaku  tak pernah mengikuti kuis-kuis di radio maupun sms dan telepon.

b.      Eka Puspita Ageng P
Informan yang kedua bernama Novia Winda Sari. Dia seoarang Mahasiswi Admistrasi Publik Fisip Undip angkatan 2010. Wanita berumur 21 Tahun ini kebetulan adalah rekan saya di kos. Saya melakukan observasi saat hari Sabtu, karena saya dan Winda sedang libur. Salah satu kegemaran Winda adalah mendengarkan siaran di radio. Awal mula kesukaan tersebut berawal dari saat ia masih kecil,  masa-masa saat lagu galau Malaysia sedang menjadi tren di radio, seperti lagu “Gerimis Mengundang” dan lagu “Bulan madu di awan biru hanya kita berdua” milik Nike Ardila. Sedangkan di Semarang, dia suka mendengarkan radio sejak kuliah, alasannya untuk mencari musik dan lagu-lagu terbaru. Dia mengungkapkan bahwa lebih enak mendengarkan musik di radio dibanding dengan mendengarkan musik di mp3 handphone, karena musik di mp3 hanya berisi lagu-lagu yang sudah ia hafal dan membosankan karena hanya berisi lagu-lagu yang sama jika diputar terus menerus, berbeda dengan musik di radio yang lagunya selalu berganti-ganti. Dan apabila Winda tertarik dengan lagu yang tidak dikenalnya, maka dia akan download atau searching di internet.
Selain itu, dia juga sering mendengarkan radio yang Live Streaming dari Internet, karena ada salah satu rekan Winda saat masih di Solok yang menjadi penyiarnya. Acara yang paling sering didengar oleh Winda ialah Wooo Gambus dan Selamat Pagi yang disiarkan di SSFM Semarang. Menurutnya, acara Wooo Gambus yang ada di radio itu seperti acara yang ada di Trans7 dengan host Vincent, yaitu mengerjai orang melalui telepon. Winda juga paling sering mendengarkan ramalan bintang di radio, karena ada salah satu rekan kuliahnya bernama Vera yang menyukai acara itu, dan Vera lah yang memberi tahu Winda mengenai acara tersebut melalui sms.
Biasanya Winda mendengarkan radio saat pagi hari jam 06.00 sampai jam 08.00 pagi, menurutnya pagi hari adalah saatnya rasa galau mulai timbul. Kebiasaannya mendengarkan radio hanya pagi hari saja, sambil tiduran dan terkadang sambil memeluk Wiby (boneka tedy bear kesayangannya). Tak hanya mendengar radio saja, kadang saat masih duduk dibangku SMP-SMA, Winda juga request lagu. Ada pengalaman menarik yang dialami rekan saya ini, yaitu karena request lagu dan minta nomor handphone miliknya dibaca oleh penyiarnya, ia hampir berpacaran dengan seseorang yang ternyata mencatat nomornya saat itu.
Dia suka request lagu karena akan merasa senang dan memiliki rasa kebanggaan tersendiri saat smsnya dibacakan, serta bisa promosi nomor handphone saat masih SMP-SMA. Namun kesukaannya request lagu di radio sudah tidak terlalu terbawa setelah menjadi mahasiswa. Winda punya rekan yang menjadi penyiar radio Live Streaming saat masih tinggal di Padang, Sumatera Barat. Sedangkan di Semarang, ia juga memiliki rekan sebagai penyiar radio di Sonora FM, bernama Furi, Mahasiswi Public Relation angkatan 2010.
Selain radio, Winda juga menggunakan media massa lainnya seperti internet dan televisi. Biasanya dia menggunakan internet saat mengerjakan tugas atau download lagu dan film, serta untuk mengakses jejaring sosial seperti twitter dan facebook. Sedangkan televisi, ia hanya menonton saat acaranya bagus. Namun sejak menjadi anak kos, dia jarang menonton televisi, berbeda dengan saat ia tinggal di rumah yang lebih sering menonton televisi.
Menurut Winda, dari semua media massa yang paling sering digunakan, yang paling efektif adalah radio dan internet, karena lebih mudah saat menggunakannya, karena di jaman sekarang ini sudah tersedia handphone yang menyediakan fitur radio dan internet. Radio, menurut Winda lebih asik dan bisa sambil melakukan apapun, berbeda dengan televisi yang harus standby di depan layar televisi.

c.       Desy Kurniasari
Informan yang ketiga adalah seorang perempuan bernama Kholita Putri A. Dia adalah Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Undip angkatan 2011. Perempuan berusia 20 tahun ini sering dipanggil dengan nama ‘pompong’, itu karena logat bicaranya yang sering mengucapkan kata ‘rempong’ saat berbicara dengan orang lain, sehingga akhirnya dipanggil dengan nama akrab tersebut.
Saya melakukan observasi pertama pada hari Rabu, 14 November 2012, pada saat itu kebetulan pagi sampai sore mulai pukul 07.00 – 16.30 jadwal kuliah saya sama dengan Kholita, sehingga saya dapat mengamatinya saat di kelas sambil bertanya-tanya.
Kholita mengaku bahwa kegemarannya mendengarkan radio dimulai saat dia duduk di bangku SMP. Dia suka mendengarkan radio saat malam-malam, karena menurutnya radio bisa menjadi teman penghilang sepi. Channel favoritnya adalah Polaris FM 101 di Magelang, karena memang dia tinggal di Magelang. Dia berkata sebagian temannya ada yang menjadi penyiar di channel tersebut. Program favorit yang dia suka dari channel itu adalah Feeling Blue, dimana program tersebut menyajikan musik dan melayani request untuk para pendengar. Kholita mengatakan bahwa dia sering mengirimkan sms kepada acara tersebut saat sesi kirim salam dan request, karena menurutnya saat smsnya bisa dibacakan oleh sang penyiar hatinya akan merasa senang dan puas sekali. Saat mengulas tentang kecintaannya pada channel Polaris FM, Kholita sangat bersemangat untuk menceritakan pengalaman menarik berhubungan dengan channel tersebut. Saat masih SMA, dia sering mengikuti acara-acara dari Polaris hanya demi melihat para penyiar laki-lakinya, dalam khayalannya semua penyiar laki-laki itu tampan, meskipun saat bertemu langsung, ternyata berbanding terbalik dengan khayalannya.
Saat saya melakukan observasi dia sering bercerita tentang penyiar yang bernama Sammy Sebastian, sampai-sampai dia tahu tentang asal usul nama penyiar tersebut. Katanya, asal nama Sammy Sebastian berasal dari sinetron zaman dulu dimana ada pemainnya yang bernama Eric Sebastian, sosok laki-laki yang digandrungi oleh banyak perempuan, makanya Sammy mengambil nama Sebastian jadi nama belakangnya. Kholita juga mengatakan kegemarannya pada radio membuatnya dulu pernah berangan-angan ingin mempunyai seorang pacar seorang penyiar. Akan tetapi angan-angan itu sudah tidak ada lagi karena sekarang dia sudah mempunyai pacar, dan angan-angan itu menurutnya hanya efek dari anak remaja labil.
Saat saya di kosnya sepulang kuliah pada suatu hari, Kholita mengaku akhir-akhir ini memang jarang mendengarkan radio, karena headsetnya sedang rusak dan belum sempat membelinya. Dia memang mempunyai headset satu lagi akan tetapi lebih besar dan tidak nyaman untuk dipakai, sehingga membuatnya malas untuk mendengarkan radio. Alasan lain yang membuatnya malas untuk mendengarkan radio karena menurutnya radio di Semarang tidak ada yang bagus kecuali Prambors FM. Dia suka mendengarkan radio tersebut karena menurutnya musik-musiknya bagus. Dia mengaku mendengarkan musik di radio karena menurutnya hanya program musik lah yang bagus di radio.
Biasanya Kholita mendengarkan radio saat malam hari mulai pukul 20.30 – 24.00, saat sedang tidak ada tugas kuliah dan saat sedang sepi. Menurutnya radio bisa menghilangkan kegalauan saat malam hari. Kholita memang addict dengan radio saat masih SMP-SMA, sedangkan saat sudah mulai kuliah, dia mengaku sudah jarang mendengarkan radio karena tugas-tugas kuliah yang menumpuk. Padahal saat di Magelang, dia bisa setiap hari mendengarkan radio saat tidak pergi keluar.
Di kos, dia mendengarkan radio sambil mengerjakan aktivitas lainnya, seperti sambil smsan. Dia mengaku memang seperti itu saat mendengarkan radio, biasanya kalau di Magelang dia mendengarkan radio sambil makan, ngemil, dan smsan. Sesekali saat mendengarkan musik yang dia sukai, dia akan ikut bernyanyi, dan juga saat sang penyiar radio sedang berbicara dia sesekali memberi komentar pada kata-kata yang diucapkan sang penyiar. Saat mendengarkan radio dia jarang mengganti channelnya, kecuali saat lagunya jelek. Bagian yang terpenting saat mendengarkan radio ialah mendengarkan sang penyiar berbicara, khususnya penyiar laki-laki, maka dia akan terus mendengarkan radio tersebut. Kholita paling tidak suka dengan penyiar wanita, karena menurutnya penyiar wanita suaranya tidak asik untuk didengarkan, dia lebih nyaman mendengarkan penyiar laki-laki. Saat radio yang dia dengarkan itu penyiarnya seorang wanita, maka seketika dia akan mengganti saluran radionya.
Radio bukan satu-satunya media yang digunakan Kholita untuk mengusir kejenuhannya. Dia mengaku saat sudah mulai kuliah, dia lebih sering menggunakan internet. Entah untuk browsing tugas-tugas kuliah, bermain jejaring sosial, mencari informasi-informasi yang dia butuhkan, dan mendownload lagu yang dia sukai. Menurutnya internet lebih efektif dan sering dia gunakan dibandingkan dengan radio saat ini. Internet lebih cepat dalam mencari apapun yang dia butuhkan, sedangkan radio hanya dia gunakan untuk mendengarkan musik saat sedang kesepian.

d.      Nurul Laelatul Latifah
Narasumber saya merupakan teman dekat saya sendiri. Kebetulan dia berasal dari pati, dimana bersebelahan dengan kota asal saya, yaitu Kudus. Oleh karena itu, kita menjadi agak dekat dan tak jarang pergi bersama. Sekarang, dia sedang menuntut ilmu di jurusan Ilmu Komunikasi Fakulas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang. Kami sering sekelas, hal itu yang membuat saya dan Karina sering mengerjakan tugas bersama di kosnya. Saya sedikit tahu kebiasaan-kebiasaan Karina ketika sedang di kos. Kebiasaan yang menonjol adalah suka menyalakan radio di berbagai kesempatan. Dia sangat gemar mendengarkan radio, terutama Prambors FM Semarang. Narasumber saya biasanya mendengarkan radio sejak bangun tidur, saat beraktifitas, mengerjakan tugas, dan menjelang tidur.
Ketika datang untuk mengobservasi Karina di kosnya, saya sudah disambut oleh alunan suara radio dari laptopnya. Selain mendengarkan melalui telepon selular, perempuan kelahiran 2 Desember 1993 ini juga eksis live streaming dengan laptopnya. Pada observasi saya yang kedua ini, saya datang pukul 10.00 WIB. Beruntung sekali hari ini (Sabtu, 22 Desember 2012) dia belum pulang ke Pati. Ketika saya sampai di sana, dia sedang sibuk menyetrika sambil mendengarkan radio. Dan, yang didengarkan saat itu adalah Prambors Semarang.
Ketika sedang mendengarkan radio, matanya terlihat seperti orang yang sedang berfikir. Ketika saya tanya perihal tersebut, dia mengatakan, “saya sedang menikmati”. Saya pun mengangguk-angguk.
Setelah selesai menyetrika yang tumpukannya segunung, dia lalu mengajak saya membeli makan di luar. Kebetulan dia tidak memakai headset, ketika saya tanya, dia berdalih tidak memakainya karena jarak tempat kita akan membeli makan tidak terlalu jauh. Namun jika jaraknya agak jauh, narasumber saya juga sering membawa headset kemana-mana. Tujuannya untuk menghindari kepenatan ketika sedang berada di luar.
Dia mendengarkan radio full 24 jam saat liburan. Ketika hari-hari sibuk, dia tidak memaksakan untuk mendengarkan radio full 24 jam. Tapi hanya seluangnya saja. Perempuan berkulit putih ini jarang mengganti frrekuensi radio. Walaupun sedang iklan atau penyiarnya sedang berbicara. Alasannya adalah agar tidak ketinggalan informasi-informasi dan lagu-lagu up to date yang sedang didengarkan.
Setelah kembali dari tempat membeli makan, dia kembali menyalakan radio sambil bercerita dan menikmati santapan yang kami beli di sebuah warung tegal di daerah Banjarsari.
Tidak banyak yang dia lakukan hari ini, selesai makan siang, dia langsung online Facebook, Twitter, dan download-download lagu. Dia juga bercerita kalau dia pernah datang di konsernya Dev, salah seorang penyanyi luar negeri yang menurut Karina cukup memilki banyak penikmat musiknya di Indonesia. Dan salah satu media partnernya itu adalah Prambors radio yang memiiki tagline “Hits Terbaik Dunia”.
Sore pun tiba, mahasiswi 20 tahun ini menyudahi kegiatannya dengan laptop berlayar 14 inci miliknya. Dan mengambil air wudlu, dilanjutkan shalat ashar. Waktunya bersih-bersih. Ya, dia menyalakan radio di handphonenya dan mengaktifkan pengeras suara. Karina mulai membersihkan kamarnya dari kasur dan mejanya yang penuh sisa-sisa makanan ringan. Tak jarang dia ikut bersenandung larut dengan musik yang mengalun dari handphone miliknya. Mulutnya komat-kamit dan tangannya memukul-mukul paha berbarengan dengan musik yang sedang ia dengarkan bersama saya.
Selain radio, narasumber saya biasanya juga menggunakan media internet dan televisi untuk menunjang informasi untuk kebutuhan sehari-harinya. Narasumber saya juga beranggapan bahwa radio adalah media paling efektif. Karena di dalam  radio tidak hanya ada musik yang di suguhkan, namun juga ada ceramah dari narasumber-narasumber hebat, ada juga berita-berita terkini yang disampaikan, dan drama-drama radio pun ada. Seperti salah satu program milik Prambors saat ramadhan yang diberi nama “Balada Cerita Ramadhan”.
Langit mulai gelap, ia menuju kamar mandi yang berada tidak jauh dari kamar kosnya yang berukuran 3x3 meter dan membersihkan diri dari aktivitas seharian. Setelah keluar dari kamar mandi, ia pun melanjutkan ibadah sholat maghrib dan melanjutkan membaca ayat suci Al-Qur’an.
Perut mulai keroncongan, Karina keluar mencari makan malam dengan mengendarai sepeda motornya. 20 menit kemudian dia kembali ke kos. Dia memulai hobinya kembali, yaitu mendengarkan radio. Saya pun tak kaget. Mulai lagi berselancar di dunia maya hingga tak terasa pukul 22.00 WIB. Dia pun menyudahi kegiatannya dan mulai naik kasur. Radio pun dibiarkannya menyala hingga esok pagi.
Esok pun telah tiba. Pagi ini narasumber saya akan kembali ke kota asalnya, yaitu Pati. Saya pun menyudahi observasi saya.

e.       Mar’atul Hanifah
Informan keempat kami yang juga merupakan salah satu anggota kelompok ini adalah Nurul Laelatul Latifah, biasa dipanggil Nurul. Ia seorang mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro angkatan 2011, berusia 20 tahun dan berasal dari kota Kudus.
Saya termasuk orang yang sering berada di samping Nurul, jadi saya telah mengamatinya sejak lama. Namun observasi yang sesungguhnya, saya lakukan saat ia sedang tidak memiliki jadwal kuliah, karena saat itulah ia selalu mendengarkan radio. Seperti sejak bangun tidur, kembali tidur setelah sholat subuh, saat mandi, mencuci pakaian, tidur siang, membersihkan kamar, mengerjakan tugas, hingga sebagai teman saat ia tidur malam dan bangun kembali dalam keadaan radio masih menyala. Nurul biasa mengerjakan seluruh kegiatannya dengan radio yang terus menyala, terutama saat liburan, tidak ada jadwal kuliah, dan tidak terbebani dengan tugas-tugas kuliah.
Informan saya tidak terbatasi dengan kegiatannya yang menumpuk, karena ia selalu membawa headset dan handphonenya yang memiliki fitur radio. Di handphne itulah tempat ia mencatat frekuensi-frekuensi radio, sehingga dengan mudah ia mengganti channel yang akan didengarkannya, namun ia termasuk radio addict yang sangat menyukai Prambors FM. Seperti saat ada kegiatan di luar kota dan saat kuliah, radio di handphnenya terus menyala, dengan headset yang dipasang di telinga kanan kiri, meski biasanya saat kuliah, ia hanya memasang headset di salah satu telinga. Berbeda dengan saat ia sedang berada di kos atau rumah, ia lebih suka mendengarkan radio dengan speaker, karena dia mendengarkannya sambil melakukan segala aktivitasnya, kecuali saat sholat, mencari makan, mengambil jemuran, dan menonton televisi.
Nurul tetap menggunakan media massa lainnya seperti televisi, karena menurutya televisi memiliki informasi-informasi yang sangat aktual dan lebih banyak ia butuhkan untuk menambah pengetahuan. Dan televisi juga termasuk media massa yang paling efektif, selain mengeluarkan audio yang juga dimiliki oleh radio, televisi juga menampilkan segi visual yang menurutnya sangat menyenangkan ketika sedang menikmati tayangannya.
Informan saya suka mendengarkan radio sejak SMP, karena ia tinggal di asrama, dan hanya media massa radio lah yang dapat ia gunakan, tentunya dengan radio biasa yang bukan handphone. Dan kebiasaannya itu terus berlanjut hingga sekarang. Namun yang ia sukai di siaran radio hanyalah saat musik dan penyiarnya berbicara, sedangkan saat sedang iklan, meskipun iklan di radio cenderung singkat, ia tetap mengganti channel saat iklan, tanpa takut kehilangan lagu-lagunya.

4.3  Hasil Analisis Data
Dari kelima informan yang kami teliti, empat dari kelima informan memilih untuk mendengarkan channel radio Prambors sedangkan informan yang satu lagi memilih untuk mendengarkan radio SS FM. Alasan mengapa kebanyakan dari mereka memilih channel Prambors adalah adalah karena penyiar yang bersuara indah dan juga asyik dan seru dalam penyampaian informasi. Selain itu, dalam radio Prambors sering diputar lagu-lagu yang up to date dan sesuai dengan usia para informan.
Ketika sedang dalam masa-masa perkuliahan, biasanya informan kami mendengarkan radio hanya pada malam hari ataupun menjelang tidur saja. Namun, bila sedang libur kuliah, informan-informan kami dapat mendengarkan radio selama seharian penuh tanpa mematikan radio tersebut. Semua informan kami juga memiliki handphone yang terdapat fitur radio dalam handphone tersebut, jadi bila sedang bosan saat berada diluar rumah atau diluar kos, mereka memilih untuk mendengarkan radio melalui handphone tersebut.
Biasanya yang didengarkan dalam radio Prambors adalah suara penyiar, musik, dan juga acara semacam variety show bahkan terkadang bila sedang iklan pun mereka juga akan mendengarkan iklan tersebut, namun salah satu informan kami yang bernama Nurul akan mengganti channel radio yang sedang didengarkannya bila radio tersebut sedang iklan walaupun iklan tersebut hanya sebentar.
Seluruh informan kami beralasan kenapa suka mendengarkan radio adalah karena music yang up to date dan juga radio dapat digunakan sebagai penghilang rasa sepi dan untuk ramai-ramai bila sedang dikos karena seluruh informan kami memang bukan berasal dari wilayah Semarang.
Menurut hasil observasi yang kelompok kami dapatkan dari beberapa narasumber, rata-rata informan kami lebih cenderung memilih channel Prambors FM dibandingkan dengan channel yang lainnya di kota Semarang ini. Namun tak semua informan kami memilih channel prambors, karena ada salah satu dari informan kami yang lebih memilih channel lain seperti SS FM. Alasannya adalah isi dari acara itu ada music dan juga kata–kata penyemangat dan hiburan seperti Woo gambus. Selain itu  juga lebih memilih channel Imelda FM yang lebih sering memberikan informasi mengenai ramalan bintang, karena lebih menghibur bagi dirinya.
Sedangkan anggapan dari informan kami, mereka cenderung lebih sering mendengar channel radio Prambors adalah, alasan pertama adalah karena acara yang ada di radio Prambors lebih asyik dan seru, serta lebih banyak memberikan lagu-lagu terbaru dibanding dengan radio yang lain. Kedua, radio Prambors dalam menyampaikan siaran, sang penyiar lebih sedikit berbicara, jadi tidak ada kejenuhan dan tidak bosan. Berbeda dengan radio lain yang penyiarnya lebih sering berbicara sehingga membosankan. Ketiga, radio Prambors lebih sering memberikan hiburan music kepada para pendengar setia nya, dan musik itulah yang sering menjadi alasan seseorang untuk mendengarkan radio.
Dari informan yang kami observasi, ada dua orang yang mengaku kenal dengan sang penyiar radio, itu dikarenakan salah satu penyiar di radio yang mereka sukai merupakan teman mereka sendiri. Sedangkan sebagian informan yang lain hanya mengenal nama penyiar radionya saja dan tidak tahu menahu bahkan kenal dengan penyiar radio. Rata-rata informan kami sangat menyukai program musik dari sebuah program radio, itu dikarenakan program musik adalah program yang paling nyaman untuk didengarkan dan bisa mengusir rasa kebosanan saat mereka sedang kesepian. Dari informasi keseluruhan dari informan kami, empat dari lima orang yang kami observasi sangat menyukai channel 102.0 fm yang merupakan channel dari radio Prambors yang mempunyai tagline “hits terbaik dunia”. Mereka mengaku menyukai dan memilih channel radio Prambors FM untuk didengarkan karena menurut mereka radio Prambors FM merupakan radio yang paling bagus di Semarang dan lagu-lagunya bagus dan selalu up to date, sehingga mereka selalu bisa tahu mengenai informasi musik terbaru.
Untuk materi siaran sendiri, dari kelima informan kami, mereka selalu memperhatikan materi siaran yang dibawakan oleh sang penyiar. Itu dibuktikan dari mulai dari kesetian para informan kami untuk tidak mengganti channel saluran radio siaran saat sedang iklan maupun saat sang penyiar sedang asyik berbicara. Rata-rata dari informan kami bahkan sangat menyukai gaya berbicara sang penyiar saat sedang siaran, hingga mereka tidak mau mengganti channel siaran radio. Menurut mereka, cara berbicara sang penyiar radio itu asyik dan membuat mereka tidak bosan, sehingga mereka merasa nyaman untuk mendengarkan materi siaran dari sang penyiar radio yang mereka sukai tersebut.
Menurut rata-rata hasil wawancara yang telah kami lakukan pada narasumber kami masing-masing, rata-rata data menunjukkan bahwa narasumber tidak mengalami gejala apapun. Atau bisa dikatakan tidak berpengaruh sama sekali jika narasumber tidak mendengarkan hanya dalam waktu sehari penuh. Namun narasumber akan mengalami kebosanan jika tidak mendengarkan selama tiga hari berturut-turut.
Dari hasil pengamatan kami, narasumber mendengarkan radio hanya sebatas sebagai teman di kala berada dalam suasana yang sepi Karena untuk menghilangkan kepenatan dan juga untuk mencari referensi lagu-lagu baru yang tidak melulu lagu yang sudah narasumber simpan dalam handphone yang sudah mereka hafal.
Kami menyimpulkan bahwa, narasumber menggunakan radio hanya atas dasar hobi atau kesenangan. Dan mereka tidak bergantung pada kegemarannya tersebut. Namun jika kegiatan mendengarkan radio itu memungkinkan untuk dilakukan, narasumber kami mengatakan bahwa mereka akan melakukan kegiatan tersebut di manapun ia berada.
Jikalau narasumber saya melewatkan acara yang paling dia favoritkan dari radio yang bersangkutan, biasanya timbul penyesalan dari dalam dirinya karena tidak mendengarkan penyiarnya mengudara. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Hanya saja perasaan itu muncul sesudah selesainya acara tersebut.
Banyak hal yang dapat mengganggu informan kami dalam mendengarkan radio sebagai suatu kebiasaan, yaitu seperti saat harus pergi sebentar, informan terpaksa tidak mendengarkan radio sementara, karena radio miliknya adalah radio yang menggunakan listrik. Namun saat pergi dari kamar atau kos dalam waktu lama, baik untuk kuliah maupun perjalanan jauh, seorang informan selalu menggunakan headset dan handphone nya yang memiliki fitur radio. Kecuali saat headsetnya rusak, dan belum sempat membeli headset baru.
Selain itu, tugas-tugas kuliah yang menumpuk mampu sedikit mengganggu konsenterasi informan saat mendengarkan radio, meskipun saat belajar pun informan kami tetap sambil mendengarkan radio, namun tidak terlalu menikmati  musik maupun siaran di radio yang mereka dengarkan.
Saking tak ingin melupakan frekuansi channel radio kesukaannya, informan kami memberi tanda di radio elektronik dan mencatat frekuensi di fitur radio handphone. Setelah observasi, ternyata banyak kisah menyenangkan bahkan cinta yang didapatkan oleh  para pendengar radio, seperti hampir memiliki hubungan ‘pacar’ dengan seorang yang juga suka mendengarkan radio dan mencatat nomor handphone nya yang ia minta dibacakan oleh penyiar, serta saat seorang informan kami yang sengaja berpura-pura akan mewawancarai seorang penyiar radio favoritnya agar dapat mengenal penyiar tersebut secara langsung dan tatap muka. Hal tersebut tak dapat dipungkiri meski alasan awal mereka suka mendengarkan radio ada yang karena terpaks tidak dapat menggunakan media lainnya, namun terbukti bahwa efek-efek yang diciptakan oleh radio mampu membuat mereka terus mendengarkan radio, bahkan menjadi pecandu radio.
Para informan tetap menggunakan media lainnya seperti internet, televisi, buku, majalah, dsb, sedangkan media radio hanya digunakan sebagai teman penghilang rasa sepi dan untuk mengetahui informasi lagu-lagu terbaru. Media massa yang paling efektif menurut kelima informan kami adalah internet, karena internet bagi mereka dianggap media yang mudah, praktis, dan cepat dalam segala hal yang mereka butuhkan. Seperti mendownload dan searching untuk keperluan tugas kuliah, karena seluruh informan kami adalah mahasiswa. Meskipun mereka sedang mengakses media internet, tapi radio tetap selalu menjadi pendamping dan teman penghilang rasa sepi.
Radio sebagai media massa tentunya memiliki banyak efek bagi informan kami sebagai pendengarnya, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Efek Ekonomis
Kehadiran media radio menyebabkan keborosan bagi informan kami, seperti headset yang sering putus karena mendengarkan radio saat tidur, baterai handphone menjadi mudah habis, menghabiskan pulsa untuk request lagu, ramalan bintang, dan sebagainya via telepon, karena harus menelepon ke telepon kabel, sedangkan informan kami seluruhnya adalah anak kos yang selalu berkomunikasi hanya via handphone. Informan kami juga menyatakan bahwa suara speaker sering pecah jika jarang menggunakan headset.
b.      Efek sosial
Informan kami mengenal para penyiar radio favorit mereka, bahkan sampai beberapa kali bertemu dengan penyiarnya, baik karena penyiar tersebut adalah teman mereka sendiri maupun sebatas kenal via radio. Informan ke-3 kami pernah berpura-pura akan mewawancarai salah satu penyiar radio, padahal dia hanya ingin bertemu secara tatap muka oleh penyiar radio tersebut.
Dalam dunia maya, seluruh informan kami mengikuti fanpage radio favorit mereka, baik di facebook maupun twitter. Namun mereka tetap berkomunikasi dengan teman-teman mereka seperti biasanya, terkadang mereka juga bertukar informasi jika ada siaran radio yang sedang bagus untuk didengar, agar teman-temannya ikut mendengarkan hal yang sama meski berbeda tempat.
Informan ke-2 kami menyatakan bahwa dia pernah dekat dengan seseorang karena bertukar nomor handphone di radio, bahkan sampai hampir menjalin hubungan ‘pacaran’. Sedangkan informan ke-3 sering mengikuti acara-acara yang diadakan oleh radio favoritnya, agar mengenal seluruh penyiarnya. Dan dia selalu mencari cara untuk bertemu dengan penyiar yang ingin dikenalnya.
c.       Efek pada penjadwalan kegiatan
Sering mendengarkan radio membuat informan kami menjadi malas untuk melakukan kegiatan sehari-hari mereka seperti mandi, makan, bahkan tidur, karena takut kehilangan sedikit pun berita atau lagu dari radio favorit mereka. Informan kami rela mengulur waktu atau jadwal kegiatan mereka saat berpapasan dengan siaran radio yang mereka sukai.
d.      Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu
Di pagi hari, informan kami hampir selalu mendengarkan radio, karena penyiar radio sering memberikan kata-kata sebagai penyemangat pendengar mereka. Sedangkan saat kesepian di kos, mereka menjadi merasa mempunyai teman jika mendengarkan radio. Hal itu juga yang menyebabkan waktu terasa lebih cepat dari biasanya.
e.       Efek pada perasaan orang terhadap  media
Informan kami sering dan menyukai media radio daripada media lain, misalnya di televisi, update musiknya lebih lama jika dibandingkan di radio. Mereka merasa bosan jika hanya mendengarkan musik di televisi dan playlist handphone.

5.      TEMUAN
a.       Benarkah media massa radio dapat mengubah sikap dan perilaku khalayak?
Benar, karena sifat dari media massa khususnya radio adalah seolah-olah media diibaratkan sebagai manusia yang dapat mempengaruhi individu ketika mendengarkannya. Seperti saat salah satu pasangan Long Distance Relationship yang sedang bermasalah dan menceritakan masalahnya itu dengan sms atau telepon ke radio, seringkali penyiarnya memberi semangat dengan menyuruh pasangan tersebut untuk membicarakan baik-baik dengan pasangannya, agar masalah tersebut cepat selesai.
b.      Benarkah media massa radio tidak hanya sanggup memperkokoh nilai, sikap dan perilaku namun juga sanggup membentuk, mengarahkan dan membatasi pilihan?
Tidak, karena radio sekarang hanya digunakan untuk selingan saja bukan sebagai media primer yang selalu dibutuhkan. Radio tidak memberikan batasan musik yang akan diputar, karena misalnya orang yang suka mendengarkan lagu korea, terkadang juga pernah mendengarkan lagu pop indonesia, bahkan lagu dangdut agar tidak bosan.
Tak sedikit channel-channel radio yang memberikan program-program yang bervariasi, seperti Prambors yang terus memutarkan Hits Terbaik Dunia baik dari artis internasional maupun lokal. Selain musik, Prambors juga menjaga komunitas pendengarnya melalui games. Kuis yang dikembangkan cukup bervariasi, dengan hadiah yang cukup sensasional, misalnya mobil. Di era 90-an mulai muncul pula acara-acara baru, seperti Catatan si Boy, Diary, juga acara off air seperti Tenda Mangkal, Prambors Nite. Karena itulah, komunitas pendengar Prambors terus meluas.

6.      KESIMPULAN
Radio masih menjadi salah satu bentuk media massa yang berpengaruh terhadap kehidupan remaja. Menurut hasil penelitian kami, para responden menyukai media massa radio karena musik-musiknya yang up to date dan menyukai gaya berbicara penyiarnya. Jadi yang kebanyakan orang bilang bahwa media radio sudah mulai musnah dan tersingkirkan oleh televisi itu adalah pernyataan yang salah. Faktanya, perkembangan teknologi bukan menyingkirkan para radio addict, namun justru memudahkan informan kami dalam mendengarkan radio. Dengan adanya internet, mereka bisa mendengarkan radio streaming.
Mendengarkan radio bisa dilakukan bersama aktivitas lainnya, bahkan informan kami juga ada yang mandi, belajar, dan membersihkan kamar sambil mendengarkan radio. Sedangkan jika menonton televisi tetap akan mengganggu konsenterasi belajar, karena harus membagi konsenterasi dengan cerita dalam televisi, khususnya sinetron. Membersihkan kamar juga akan terasa lama, karena memberikan prioritas kebersihan di depan televisi agar tetap dapat menonton televisi tersebut.
Media massa radio mampu mengubah sikap dan perilaku pendengarnya, dengan motivasi dan nasehat-nasehat yang diberikan oleh penyiarnya yang berhubungan dengan lagu yang akan atau telah diputar, serta curahan hati singkat para pendengarnya melalui sms, telepon, maupun jejaring sosial. Dan tak sedikit dari pendengarnya yang mengikuti nasehat dari penyiar tersebut, terlebih jika sang penyiar mengatakannya lebih dari sekali.
Tak hanya dengan nasehat dan motivasi, penyiar biasa memberikan semangat di pagi hari, dan secara sadar maupun tidak, pendengarnya menjadi lebih bersemangat untuk menjalani harinya saat itu.
Radio tidak membatasi pilihan para pendengarnya, terdapat salah satu radio yang menyediakan program khusus lagu mandarin, korea, indonesia, melayu, dsb di hari-hari tertentu, dan para pendengar bebas untuk memilih mendengarkan hari apa saja. Serta pendengar yang menyukai maupun membenci lagu-lagu dangdut, tidak diberi keharusan untuk mendengar ataupun dilarang. Bahkan bisa saja pendengar radio yang tidak suka pada musik dangdut, menjadi suka karena sering mendengarkannya di radio. Entah karena bosan dengan lagu-lagu yang sudah biasa ia dengarkan, maupun tidak sengaja menyukai salah satu lagu dangdut, lalu sering mendengarkan lagu-lagu di radio dangut.

7.      DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
definisi musik.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23607/3/chapter%2011.pdf

8.      TRANSKRIP WAWANCARA
a.       Narasumber 1 (Puji Purwati) :
Rakasiwi          : Sejak kapan kamu suka dengerin radio?
Puji                    : Sejak, sejak dulu dari kelas berapa ya? Dari SMP kali, SMP kelas 1.
Rakasiwi          : Kenapa suka dengerin radio?
Puji                    : Soalnya selain televisi, radio itu banyak ngasih informasi tapi, hmm apa ya? Jadi aku thu dengerin berita nggak Cuma lewat TV tapi lewat radio tapi, hmm selain buat dengerin berita, aku sukanya sih dengerin musik.
Rakasiwi          : Berapa jam biasanya dengerin radio dalam sehari?
Puji                    : Bisa sampe 12 jam atau 24 jam kali kalo misalnya aku libur nih ya, itu thu radio bisa nyala terus.
Rakasiwi          : Sambil ngapain biasanya? Terus kalo sebelum tidur gitu juga harus dengerin?
Puji                    : Jadi biasanya sih kalo dengrin radio itu aku pas belajar, soalnya kan aku dikosan ya, biasanya kosan thu sepi jadi biar rame thu aku dengerin radio soalnya juga buat, kalo misalnya aku belajar thu radio harus nyala terus juga misalnya kalo mau tidur juga radio thu nyala soalnya kalo misalnya radionya nggak nyala aku nggak bisa tidur.
Rakasiwi          : Pake headset atau radio biasa?
Puji                    : Pake radio biasa sih.
Rakasiwi          : Bisaanya suka dengerin channel apa?
Puji                    : Prambors
Rakasiwi          : Itu musik ya?
Puji                    : Iya itu musik
Rakasiwi          : Kenapa pilih channel itu?
Puji                    : Gimana ya? Soalnya channel itu bagus itunya lagunya nggak kaya channel-channel yang lain gitu. Lagu-lagunya update terus gitu lho
Rakasiwi          : Kenal penyiarnya nggak?
Puji                    : Penyiarnya nggak kenal sih cuma kemaren aku sempet, sempet hmm
                               apa ya? sempet tau kalau penyiarnya itu ada anak Undip sendiri tapi
                               aku nggak tau siapa
Rakasiwi          : Pernah sms, telpon atau ikut-ikutan kuis diradio nggak?
Puji                    : Kalo itu nggak pernah
Rakasiwi          : Rasanya kalo dengerin radio gimana?
Puji                    : Gimana ya? Seneng aja sih, soalnya kayaknya kalo dengerin radio thu apa ya? bikin pikiran kita thu tenang, soalnya lebih banyak lagu-lagunya kan
Rakasiwi          : Harus selalu dengerin radio nggak?
Puji                    : Nggak juga sih. Aku intens dengerin radio tapi nggak harus selalu
Rakasiwi          : Kalo misalnya nggak dengerin radio gimana? Bosen, jadi sepi?
Puji                    : Bosen soalnya dikosan sepi udah gitu nggak ada TV mau nggak mau harus radio.
Rakasiwi          : Terus, ngg, hari ini dah dengerin radio belum?
Puji                    : Udah
Rakasiwi          : Radio apa?
Puji                    : Prambors pokoknya setiap hari thu aku tiap hari aku dengerinnya Prambors nggak ganti-ganti trus dimeterannya itu juga udah aku tandain.
Rakasiwi          : Radio itu ngaruh nggak sih buat kamu? Buat kehidupan kamu?
Puji                    : Maksudnya?
Rakasiwi          : Kalo di, ngg jadinya kamu bisa tau info thu udah pasti ya. Ngaruhnya apa aja sih radio itu buat kamu?
Puji                    : Sebenenya nggak. Ngaruhnya apa ya? Ngg ini pokoknya radio itu buat kesenengan pribadi aja sih. Jadi biar nggak bosen tapi selain itu juga hisa buat kasih informasi tapi ya nggak gitu-gitu banget, maksudnya ya buat kesenangan pribadi aja sih biar rame-rame.
Rakasiwi          : Ada tagline atau jargon-jargon yang kamu inget nggak?
Puji                    : Nggak.
Rakasiwi          : Jadi kamu thu dengerin tapi cuman..
Puji                    : Aku thu kayak Prambors itu thu lebih banyak lagu-lagunya gitu lho jadi penyiar ngomongnya dikit-dikit langsung lagu kayak gitu. Tapi emang kadang-kadang thu Prambors tiap harinya apa namanya? banyak banget cerita lucu jadi bisa bikin ketawa kalo misalny aku lagi sebel sama orang itu aku dengerin radio jadi lupa segalanya.
Rakasiwi          : Lebih suka dengerin radio atau main sama temen?
Puji                    : Kalo misalnya lagi sama temen-temen ya mending main sama temen-temen tapi kalo misalnya sendiri ya aku dengerin radio soalnnya cuma itu doang yang bisa nemenin aku.
Rakasiwi          : Lebih suka curhat di radio atau curhat sama temen?
Puji                    : Ke temen lah ngapain keradio ntar semua orang tau dong
Rakasiwi          : Tau jadwal-jadwal siaran gitu nggak?
Puji                    : Jadwal siaran? Di radio? Tau sih, pokoknya kalo pagi itu ada caranya “Selamat Pagi” itu pagi dari senin sampe jumat dari jam enam pagi nyampe jam sembilan, setelah itu thu udah acara-acara musik nyampe malem tap Prambors itu nggak 24 jam dia cuma nyampe jam dua belas.
Rakasiwi          : Ngg misalnya jam sembilan itu ada acara gitu ya di radio yang kamu suka banget, itu kamu harus dengerin nggak?
Puji                     : Nggak harus sih kalo aku tapi karena itu radio nyala terus 24 jam ya pasti denger tapi nggak harus aku ikutin terus siaran-siaran diradio.

b.       Narasumber 2 (Novia Winda Sari)
Eka                   : Eh mbak gini lho aku lihat – lihat mbak, mbak itu kan Suka dengerin radio kan. Emangnya mbak suka ya dengerin  radio?
 Winda               : Suka Lumayan
Eka                   : Terus, sejak kapan mbak suka dengerin sama tu radio itu?
Winda               : Kalo radio di Semarang yo sejak di Semarang to yo. Tapi kalau suka dengerin radio itu udah dari kecil  dari jaman – jamannya lagu-lagu Malaysia–Malaysia itu yang masih hitz-hitz di radio itu, yang itu lho  gerimis mengundang itu lho.
Eka                   : Yang itu yang sering dinyanyiin sama Desta OVJ bukan ??
Winda               : Bukan pokoknya yang lagu-lagu dari jamannya “Bulan Madu di langit biru.”
Eka                   : Oh ya aku tahu.
Winda               : Nah itu dari jaman-jamannya lagu itu
Eka                   : Kenapa sih Mbak suka denger radio?
Winda               : Karena aku nyari musik, suka denger musik, kan kalau di mp3 handphone kan musiknya udah hafal itu .Itu ajakan bosen kalau di radio kan musiknya ganti-ganti jadi kita tertarik pengen aja dengerin musik. Yang baru, yang enggak kita kenal nanti kalau menarik di download atau searching gitu.
Eka                   : ooo berarti mbak suka donwlod musik yang dari radio itu?
Winda               : Enggak, Tapi aku pernah juga dengerin radio yang live streaming dari yang dari internet itu.
Eka                   : Oh itu ya, yang contohnya “Laut Biru” Mbak pernah denger enggak laut biru.
Winda               : Enggak tahu, aku dengerin Live streaming itu radionya temenku dia nyiar di situ.
Eka                   : Oh itu aku sih juga punya teman sih mbak dia juga nyiar di radio itu laut biru nah itu radionya anak Desain Komunikasi Visual UNS.
Winda               : Ya ampun kak itu kan di Solo jauh kali gue kan di Solok. Lo Solo gue di Solo jauh men.
Eka                   : Lho kan kita tuker-tukeran Mbak, tuker-tukeran informasi namanya juga sharing mbk
Winda               : Oh iya sharing, slow slow slow Mbak
Eka                   : Oh iya woles woles mbak yo iyo kosek kosek
Winda               : Apa maneh apa maneh ?
Eka                   : Acara apa yang sering kamu dengerin Mbak?
Winda               : Tu Wallgambus SSFM
Eka                   : Itu apa mbak?
Winda               : Yeah  itu radio yang di Semarang yang SSFM itu Lho kaya ups salah gitu tapi versi radio dikerjain lewat radio sama lagu-lagu yang di semangat pagi.Pokoknya aku sering dengernya SSFM udah lainnya itu aku enggak tahu.Ada lagi apa radio yang ada ramalan bintangnya itu,itu karena si Vera yang suka jadi dia sms aku jadi aku denger deh.Apa ya radionya itu apa yah.
Eka                   : Rctfm bukan Senora bukan
Winda               : Pesona ah mana ada radio pesona .Oh ya Imelda Fm
Eka                   : Oh ya saya sendiri juga kurang tahu mbak.
Winda               : Lho piye to mbak wawancara kok ga tahu
Eka                   : Saya kan biasanya dengernya Pramborsfm  soalnya banyak musiknya Mbak.
Winda               : O Itu ,di solo ya?
Eka                   : Disini juga ada Mbak biasanya waktu tengah malam gitu mbak aku dengerin
Winda               : Terus apa lagi?
Eka                   : Biasanya mbak itu dengerin radio berapa jam perhari?
Winda               : Biasanya antara jam 06.00 sampai jam 07.30 pagi masa-masa galau saya itu.
Eka                   : Emangnya mbak enggak kuliah apa?
Winda               : Lahkan kuliahnya seringnya siang.Jadi saya selalu galau jam 06.0sampai jam 07.30 pagi itu mesti.Jadi kalau bangun tidur jalau denger suara-suara dikamar saya ada suara lagu lagu itulah radio.
Eka                   : oh gitu ya oo lah biasanya orang galau kan malam mbak. Kenapa mbak pagi-pagi galau?
Winda               : Nah itu dia saya mimpi dulu baru galau.gitu lho.
Eka                   : Oh gitu ya mbak.oh yayay terus mbak kalau malam gitu apa juga pas mau bobok biasanya dengerin radio atau enggak?
Winda               : Kagak biasanya pagi pagi itu aja
Eka                   : Ya ampun mbak kebalikan sama saya berarti mbak
Winda               : Oh berarti mbak ini ya mbak ya galau ditengah malam
Eka                   : Oh iya mbak bener mbak
Winda               : Makannya sering Pang!Ping!Pang!Ping saya tengah malam ya mbak ya
Eka                   : Oh ya bener itu mbak bener soalnya saya itu enggak bisa tidur tengah malam mbak serius mbak .Mbak pernah gag sih mbak  kan biasanya di radio itu kan kita bisa request lagu  mbak pernah ga kirim sms minta request-an kayak gitu?
Winda               : O kalo dulu pas waktu jaman ababil SMP-SMA pernah mbak, jujur saya mbak ya nyaris pacaran sama orang ketemunya di radio. Terus nama saya di radio itu nama nama alay gitu mbak ibaratkan cewek cantik, cewek kesepian gitu. Terus ada promosi nomer gitu.
Eka                   : Mbak juga itu ikutan promosi nomer?
Winda               : Iya mbak dulu pas jaman masih ababil SMP-SMA
Eka                   : Kalo pas sekarang jaman kuliah apa masih mbak?
Winda               : O ,Enggak  tapi temenku namanya  si yang bernama Yanti  dan Hanita itu  sering ngirim-ngirimin  minta di ramalain di ImeldaFm.Imeldafm Yanti sama Hanita
Eka                   : Kenapa sih Mbak suka request kayak gitu?
Winda               : Dia katanya penegn diramal juga penegn ngerubah nasib kejombloannya.Itu temenku yah bukan aku.
Eka                   : Kalo Mbak kenapa?Mbak minta request  kaya gitu kan biasanya nama kita disebutin gitu jadi ngerasa wah kaya gitu sih enggak mbak?
Winda               : Oh iya jadi nama ku jadi terkenal gitu.
Eka                   : Terus mbak punya enggak temen anak penyiar di radio?
Winda               : Ada temenku tapi disana Di Padang SumatraBarat.
Eka                   : Kalau disini enggak punya?
Winda               : O enggak,eh ada si Furi itu .
Eka                   : Oh Si Furi mbak
Winda               : Anak PR 2010,dia penyiar di Senora FM.

c.        Narasumber 3 (Kholita Putri)
Desi                   : pompong..
Lita                   : kenapa ?
Desi                   : suka dengerin radio ngga ?
Lita                   : suka
Desi                   :sejak kapan suka mendengarkan radio?
Lita                   : saya sejak kapan, SMP.
Desi                   : kenapa suka mendengarkan radio.
Lita                   : kenapa ya, ngga tau, soalnya ngga punya temen kalo malem-malem.
Desi                   : biasanya channel radio apa?
Lita                   : aduh radio apa, kalo disini sih jarang, soalnya headsetku rusak, kalo di rumah aku biasanya dengerin Polaris.
Desi                   : Polaris, programnya apa?
Lita                   : Feeling Blue.
Desi                   : tentang apa?
Lita                   : kamu tau tentang orang-orang galau gitu.
Desi                   : tentang apa ?
Lita                   : iya penyanyinya itu.. Ya biasalah.
Desi                   : kalo dengerin radio sambil ngapain ?
Lita                   : sambil makan, sambil bobo, sambil smsan.
Desi                   : sebelum tidur juga suka dengerin g?
Lita                   : kalo ngga capek, kalo ngga ada kegiatan diatas jam 10 malem, kalo udah jam 12 udah ngga ada radio yang mau itulah.
Desi                   : pake headset apa  radio?
Lita                   : headset dong, masih jaman ya pake radio sekarang, hhaa.
Desi                   : kenal penyiarnya ngga?
Lita                   : kenal dalam arti apa? Tau atau..
Desi                   : tau.. tau.
Lita                   : emm, aku sih waktu itu pernah ini sama Sammy tapi, namanya Sammy, ini.. ya.. hanya sebatas tau aja, salah satu anak di Universitas Magelang
Desi                   : pernah sms, telepon, atau ikut kuis-kuis di radio ga?
Lita                   : kuis ngga pernah, kalau sms sering.
Desi                   : sering?
Lita                   : ya ngga sering-sering banget, maksudnya sering-sering iseng aja. Kan seneng tu kalau ini misalnya sms kita dibacain, bisa dengerin tulisan kita sendiri disitu, hhaa
Desi                   : berapa kali tu?
Lita                   : ngga mesti dong, kalo penyiarnya lagi enak didengerin aja, tapi kalo penyiarnya cewe aku males.
Desi                   : kirim salam atau request lagu ?
Lita                   : karena itu sesi memberi salam bukan sesi berkirim lagu.
Desi                   : gimana rasanya kalo ngga dengerin radio ?
Lita                   : biasa aja, karena itu kan tergantung, cuma buat selingan
Desi                   : pagi ini uda dengerin radio belum ?
Lita                   : belum neng.
Desi                   : kemaren kan kamu bilangnya suka dengerin radio, channelnya Polaris. Terus kalo di Semarang suka dengerin radio apa ?
Lita                   : Prambos aku suka, terus apa lagi ya, kemaren aku nemuin channel baru, channel galau, tapi aku ga tau itu channel apa, yang nyiarin cowo, itu bagus sih, suaranya mendayu-dayu gitu. Soalnya itu radio jam 10 an aku dengernya.
Desi                   : programnya musik atau apa ?
Lita                   : musik,
Desi                   : emang suka dengerin musik ya kalo dengerin radio?
Lita                   : iya, apa lagi, ngga ada yang bagus. Yang bikin bagus emang cuma musik.
Desi                   : terus kemarin kamu juga bilang kalau kamu dengerin radio karna ga ada temen. Menurut kamu efek keberadaan radio menurut kamu itu gimana sih ?
Lita                   : ya jadi temen aja. Maksudnya apa sih kalo malem-malem gitu, asalkan ngga horor aja ceritanya ya. Jadi kan bisa ini, bisa jadi temen. Lagian kalau radio kan, apa ya. Penyiar radio itu kan..
Desi                   : apa, buat pengusir kesepian ya ?
Lita                   : pengusir kesepian ? iya sih, kalau ngga ada ini, jadi sambil smsan sambil dengerin radio.

d.       Narasumber 5 (Karinna Desi H)
A                         : teman-teman, sekarang aku sedang berada sama seorang radio addict bernama ina. Halo ina....
B                         : halo..
A                         : ini ina suka dengerin radio ya, jadi ina, sejak kapan sih suka dengerin radio?
B                         : sejak SMA
A                         : sejak sma? Terus kenapa suka dengerin radio?
B                         : radio itu menghibur banget buat aku.
A                         : perhari, kamu biasanya suka dengerin radio berapa jam sih?
B                         : hm, gak tentu sih. Minimalnya 2 jam
A                         : ehm, biasanya dengerin radio sambil ngapain?
B                         : sambil nyantai-nyantai aja, kadang sambil makan, sambil tidur.
A                         : sebelum tidur malem juga ngga?
B                         : iya..
A                         :terus biasanya pas dengerin radio suka pake headset atau speaker?
B                         : dua-duanya, .
A                         : tapi seringnya?
B                         : tapi seringnya pake headset
A                         : biasanya suka dengerin channel apa sih?
B                         : 102.0
A                         : itu channel apa?
B                         : ehm, channel Prambors
A                         : kamu kenapa suka sama channel itu?
B                         : musiknya enak-enak aja, terus penyiarnay juga bisa nglucu. Seneng aja gitu,..
A                         : terus kamu tahu ngga nama penyiarnya?
B                         : beberapa sih?
A                         : yang paling kamu suka dengerin siapa?
B                         : bekti sama gina
A                         : alasannya kenapa?
B                         : mereka lucu, kadang menghibur aku kalo lagi sedih
A                         : kamu pernah ngga sms, telpon atau ikut-ikut kuis diradio?
B                         : pernah
A                         : berapa kali?
B                         : sekali doang
A                         : terus gimana sih rasanya pas kamu lagi dengerin radio?
B                         : kadang kalo lagi badmood gitu kan, dengerin radio jadi seneng lagi jadi moodnya balik lagi.
A                         : o, oke. Terus kamu harus ga sih dengerin radio tiap  hari?
B                         : iya
A                         : kalo misal kamu ga dengerin radio ada yang kurang ngga? Bosen atau?
B                         : ada lah, kalo bosen gitukan, jadi gak semangat gitu.
A                         : terus hari ini udah dengerin radio belum?
B                         : udah
A                         : apa yang kamu inget dari pesan yang kamu denger dari penyiar?
B                         : penyiarnya bilangnya sih lagi longweekend, gitukan, jadi kalo mau pergi ya ati-ati aja gitu.
A                         : oh, radio itu ngaruh ga sih buat kamu?
B                         : ngaruh banget
A                         : misalnya apa nih?
B                         : tadi seperti yang saya bilang ya, ngaruhnya tu bisa balikin mood yang lagi jelek gitu..
A                         : terus kamu inget ngga sih, tagline atau jargon-jargon dari radio itu?
B                         : kalo Prambors sih jargonnya Hits Terbaik Dunia ya gitu.
A                         : oh, hits terbaik dunia. Kamu lebih suka dengerin radio atau main sama temen sih?
B                         : suka dengerin radio
A                         : o, jadi kamu jarang dong main sama temen?
B                         : gak jarang-jarang juga sih. Kadang juga kalo lagi maen sama temen dengerin radio juga.
A                         : nah, kamu biasanya kalo ada masalah nih, kamu suka curhat diradio atau temen?
B                         : curhat diradio lah
A                         : oiya? Serius? Kamu tahu ngga jadwal siarannya?
B                         : kalo yang buat curhat sih biasanya malem ya..
A                         : o, oke. Terus kamu kan punya penyiar favorit tuh, kalo buat kamu, kamu harus gak sih dengerin pas dia on air?
B                         : he e
A                         : kalo misalnya pas lagi ada acara noh, tapi di jam itu penyiar favorit kamu juga on air. Nah kamu gimana? Apa kamu musti iya ikutan (kegiatan) itu tapi juga dengerin radio atau gimana?
B                         : iya
A                         : oo dua-duanya. Oke sip. Makasih Ina...
B                         : sama-sama.

e.        Narasumber 4 (Nurul Laelatul L)
El                         : halo nurul, kamu suka radio ga ?
Nurul                  : iya suka
El                         : sejak kapan ?
Nurul                  : hmm, sejak SMP sih.
El                         : kok bisa suka dengerin radio ?
Nurul                  : ya soalnya kan, dulu kan eee waktu SMP kebetulan ga di rumah, jadi ya kayak jadi media hiburan, jadi pakenya cuma radio, keterusan deh sampe sekarang.
El                         : nah itu biasanya berapa jam dengerin radio dalam sehari itu ?
Nurul                  : hmm, biasanya sih lebih dari tiga jam ya, tergantung moodnya juga sih.
El                         : di sambil ngerjain apa gitu ga ?
Nurul                  : yaa misal kalo bangun tidur kan, nah bangun tidur itu udah ada bunyi radio, sampai ketiduran lagi sampai pagi. Kalo mandi, ngapa-ngapain, ngerjain apa-apa biasanya juga sambil dengerin radio sih.
El                         : itu radio yang pakai speaker atau headset ?
Nurul                  : speaker.
El                         : kamu sukanya dengerin channel apa ?
Nurul                  : ee, kalo di Semarang suka dengerin radio Prambors fm sama Trax fm.
El                         : kenapa ?
Nurul                  : ee karna ee itu sih ee lagunya bagus, sama penyiarnya juga asik-asik aja kalo ngomong.
El                         : kamu tau nama penyiarnya ga ? yang kamu suka tu dengerin siapa ?
Nurul                  : ee paling suka tu dengerin itu, Iqbal Balqi Prambors.
El                         : kenapa ?
Nurul                  : dia kalo ngomong kaya asik aja bawaannya, ga ga itulah ga bosenin dengerin dia.
El                         : kamu kan sering dengerin radio, tapi pernah sms, atau telpon atau ikutan kuis ga ?
Nurul                  : pernah sih, waktu itu kalo ga salah tiket Kick Andy pas ke Undip, tapi sayang banget, yaa gagal lah biasa, banyak saingan.
El                         : lanjut ke pertanyaan selanjutnya ya, kamu kalau dengerin radio rasanya gimana ? seneng apa biasa aja apa cuma jadi temen aja gitu ?
Nurul                  : ee tergantung sih kalau lagi badmood ya bisa jadi temen, kalo dengerin radio biar ramai.
El                         : kamu kan suka dengerin radio, tau jadwalnya ga ?
Nurul                  : hmm sedikit banyak tau sih.
El                         : harus dengerin ?
Nurul                  : tergantung, kalo pagi emang biasanya dengerin.
El                         : trus ada jargon atau tagline yang kamu inget ga dari radio  misalnya Prambors atau radio-radio lain gitu ?
Nurul                  : kalo Prambors ‘Musik Terbaik Dunia’, kalo TraxFM ‘ be cool, be good, and be better’.
El                         : suka dengerin radio atau main, pergi sama temen ?
Nurul                  : suka pergi sih sebenernya.
El                         : pertanyaan terakhir, radio itu ngaruh ga buat kamu ?
Nurul                  : ya ngaruh sih, misal penyiarnya lagi kaya ngomong nyemangatin, ya akunya jadi semangat aja. Kegiatan sehari-hari tu aku jadi semangat banget buat ngelaksanainnya.
El                         : yaudah makasih yaa atas infonya.
Nurul                  : sama-sama.

Comments

Popular posts from this blog

KESANTUNAN DALAM BAHASA INDONESIA

Omzet Wirausaha Mahasiswa UNDIP Capai 45 juta perbulan

TEORI PENSTRUKTURAN ADAPTIF